Sabtu, 13 Agustus 2022

Day 226

18.38

Beberapa jam menuju keberangkatan Abi ke Bogor, kami bertiga (saya, kakang, Umar) ngariung di ruang tengah sambil makan dengan ayam geprek sebagai menu nya. 

Keberangkatan Abi kali ini bukan hanya untuk menjenguk namun menjemput. insyaAllah untuk sementara hingga kondisi kesehatannya membaik, saya akan merawatnya insyaAllah.



19.00
Anak-anak rajin mengukur tinggi badannya sendiri di kusen pintu kamar depan. Berjejer angka, nama dan tahun saat pengukuran itu mulai dari saat berdirinya rumah ini hingga saat ini. Meski sejak beberapa tahun tinggal 2 nama yang masih ada jejak ukurannya karena dua lainnya sudah mengembara di bumi Allah yang lainnya.

Ba'da Maghrib ini saya dibuat tertawa saat Umar mengajak saya melihat kembali angka yang tertera di kusen pintu kamar depan ini, kembali membuka lintasan peristiwa saat pertama kali teteh aufa berlari memintaku mengukur tinggi badannya di sana. Ya, teteh yang memulainya. Si tipe melankolis yang lebih tegar dari Ummi yang melankolis.

Kami mulai menyibak kembali kilasan kisah yang berbisik di balik ingatan, "Ummi, lihat teteh lebih tinggi dari a Umar!"
"Ufa, nanti A Umar pasti bakalan lebih tinggi dari Ufa."
"Ummi, de Olin kapan bisa setinggi kakak-kakak de Olin."
"Ummi, Aa Quthb paling besar, akan menjaga ummi dan adik-adik."
MasyaAllah anak-anak di hari itu.

Baiklah, ibu memang tempatnya menyimpan memori ..

'alaa kulli haal anak-anak ummi yang insyaAllah dirahmati dan diberkahi Allah, semoga Allah semakin mencintai kalian dan Ridha atas kalian dan kami.

#catatandefa

Balananjeur, Sabtu, 13 Agustus 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh