Rabu, 17 Agustus 2022

Day 230

Setelah 3 tahun, ini kali pertamanya lagi mengukir memori 17 Agustus an disini bersama kami, namun dengan suasana yang berbeda. Aduhai hati, ada yang berdenyut kala ku ceritakan ini bahkan pada belahan jiwa sekalipun. Aku tahu pasti, ini bukan hal yang mudah untuk ditelan tanpa mengunyahnya perlahan sedang itu terasa pahit lalu terasa sakit untuk ditelan kemudian mencernanya butuh waktu yang lama hingga ia utuh di terima oleh tubuh. Ya, seperti itulah yang terjadi. Namun, lihatlah bagaimana ia berucap, "nggak apa-apa. Aku baik-baik saja." Padahal sakit disekujur tubuh tak bisa ditutupi dengan kata terutama pada ibu yang bersamanya sejak ia berdetak untuk pertama kali dirahimnya.

Aduhai, kata apa yang paling tepat untuk melukiskan rasa? Tentang ia yang akan mengatakan, "ini dari Allah, ya udah nggak apa-apa. Ini pasti yang terbaik dan aku Ridha." Hingga kalimat demi kalimat penyerahan diri secara total dan prasangka baik akan taqdir menghiasi lisan dan akhlaknya dan aku tahu pasti itulah cerminan hatinya. Sungguh semua yang terlihat adalah cerminan hati yang tersembunyi..

Meski air mataku tak henti luruh

"Duhai  Allah, lapangkan hatiku seperti lapangnya! Namun Allah, sungguh hamba Ridha.." 

Balananjeur, Rabu, 17 Agustus 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku dan Buku