MasyaAllah Alhamdulilah tsumma Alhamdulillah. Empati seperti ini tentu sangat membesarkan hati ayah yang untuk mendapatkan 100 ribu rupiah akan merelakan dirinya untuk tidak memiliki waktu libur demi keluarga.
"Saya bisa melakukannya." Kalimat ini senantiasa menjelma bentuk profesionalisme kerja setiap kali tawaran pekerjaan datang. Tiba-tiba ada yang butuh dibuatkan buku, Snack untuk suatu acara, ada yang butuh dibuatkan ini dan itu. Yang ada dibenaknya hanyalah, "ini akan sangat berarti bagi istri dan anak-anak."
Perkenalkan, beliau seorang guru honorer di sebuah sekolah madrasah Tsanawiyah swasta dengan jam kerja dari hari Senin sampai Sabtu. Gajinya 500 ribu perbulan, dengan 4 orang anak yang satu diantaranya sudah memasuki semester 3 sebuah universitas swasta di kota kami. Dua diantaranya duduk di sekolah menengah atas dan yang terakhir duduk di tahun terakhir Madrasah Ibtidaiyah.
Apakah anda akan membayangkan biaya yang harus dipenuhi oleh punggungnya yang menahan berat yang hanya mampu diringankan dengan do'a oleh istrinya yang sakit-sakitan? Jangan membayangkannya karena itu bukan hal yang harus dibayangkan! Namun suatu hari salah satu anandanya bertanya, "Bunda, benarkah gaji Ayah gaji guru honor?" saat ini dia baru tahu kalau ada yang bernama guru honorer dan guru PNS, dan di saat yang sama ia baru tahu ada perbedaan gaji diantara keduanya.
"Bukankah gaji guru honorer itu kecil, Bun?" ini bukan pertanyaan karena dia mengetahuinya entah dari siapa.
"Apa engkau pernah merasa kesulitan dengan gaji yang diterima Ayah?"
"Tidak, Bunda. Aku tetap makan, tetap jajan dan menabung. Aku juga tetap berbagi saat aku mampu."
"Itulah Rizki Allah, Nak. Tak ada hubungannya sama sekali dengan nominal gaji. Karena Allah akan tetap mencukupi kebutuhan kita dengan caraNya. Yang akan kami lakukan adalah tetap berikhtiar semaksimal mungkin sebagai bagian dari amal ibadah kami."
Dan ikhtiar maksimal yang saya maksud adalah dengan mengerjakan pekerjaan lain di waktu liburnya, meski hanya dua kali dalam satu bulan dia tetap melakukannya dengan penuh dedikasi juga pekerjaan lain yang seringnya menyita waktu luangnya. Itulah amal ibadah yang dia ikhtiarkan untuk keluarganya dan Allah cukupkan rezekinya dengan caraNya.
Cukup artinya, bukan berarti setiap kebutuhan keluarganya selalu terpenuhi tanpa kendala. Tapi cukup artinya Allah hadirkan hati yang siap.. siap menghadapi kendala dan keluar dari kendala itu bukan sebagai pengeluh. Ya, cukup adalah hati yang lapang bahkan saat ia kekurangan materi sekalipun.
Ada yang pernah mengatakan, "kenapa tetap memilih jadi guru dengan gaji segitu?"
Coba tanyakan juga, "bagaimana jika tidak ada yang mau menjadi pendidik karena hanya fokus pada gaji yang didapat?" Setidaknya harus ada yang mau berkorban demi mendidik anak bangsa.
Ia akan tetap tersenyum senang mendapati amplop ditangan meski ia tahu isinya hanya cukup untuk membeli beras untuk satu bulan kedepan. Dia tetap tersenyum hingga Allah tetap hadirkan senyum itu di setiap penghuni rumahnya.
"Bukan Ayah yang menghidupi kalian, yang memberi kalian makan ataupun membiayai sekolah kalian. Allah lah yang memberikan kita Rezeki untuk memenuhi semua kebutuhan itu. Maka selalulah mengingat dan memujiNya dalam segala keadaan." MasyaAllah, inilah Ayah .. pejuang keluarga yang tetap menjadikan Allah sebagai sandaran dalam segala keadaan. Yang senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan memaksimalkan ikhtiar sebagai bentuk ketaatannya pada Rabbnya serta tanggung jawabnya pada keluarganya.
Siap kok diceritakan? Heee... Ini untuk memenuhi give away yang diadakan zakatku. MasyaAllah tabarokallohu lakum untuk semua pejuang keluarga dimanapun berada. Semoga Allah mudahkan dan lancarkan segala urusan. Semoga Allah lapangkan setiap kesempitan. Karena rezeki bukan hanya terletak pada jenis pekerjaan ataupun nominal uang yang ada di rekening ataupun amplop.. ya, kita membutuhkan itu namun ada yang paling penting untuk disimpan di dada kita, "hayatunaa kullahaa ibadah, hidup kita keseluruhannya adalah ibadah. Pekerjaan kita adalah ibadah, dan menerima yang sedikit ataupun banyak juga ibadah. Allah sang pemberi Rezeki tidak akan menyia-nyiakan usaha kita."
Selamat berjuang dan berbahagia dengan Allah dihati kita. #zakatku
Balananjeur, Kamis, 11 Agustus 2022
*Sebuah catatan untuk give away di IG Zakatku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar