Kamis, 01 September 2022

Day 246

Perjalanan membawamu
Bertemu denganku, ku bertemu kamu...

Eh eh eh, kok malah nyanyi 🤭 btw, akhir -akhir ini lagi suka lagu nya akang tulus yang berjudul hati-hati di jalan ini. Emang suka karena apa? I know why, hmm it is because liriknya easy listening. Just it.

Pagi ini saya minta kang Wawan mengantar saya ke rumah Emak. Karena jam sudah menunjukkan angka jam 8 kurang beberapa belas menit dan kang Wawan harus segera berangkat ke sekolah jadi saya minta diturunkan di pasar, "istrimu baik kan, bi?" Ujar saya setengah bercanda. Saya katakan setengah karena saya lebih senang mengapresiasi diri dengan mengatakan bahwa saya sedang berusaha menjadi sebaik-baik Dede. 

"Istriku sangat baik." Jawabnya sambil mencium keningku saat saya mencium punggung tangannya.

"Hatur nuhun, Bi. Hmm kalau menurut Abi aku itu sangat baik mah, ucapkan terima kasih atuh!" Lagi-lagi saya tidak sedang setengah bercanda karena sebagiannya dibawa serius, ini cara saya untuk mengajak saling berterima kasih atas hal sekecil apapun dari diri kami masing-masing.

"Hatur nuhun sayang. Hatur nuhun karena bersedia menjenguk dan ngobrol dengan ibu Abi." MasyaAllah meski mengunjungi dan ngobrol dengan emak membuat saya bahagia dan tidak perlu ucapan terima kasih atas itu namun terasa membahagiakan saat mendapat ucapan terima kasih.

Ayooo jujur, pasti seneng kaaan dapat ucapan terima kasih! Well, itulah karenanya disebut the magical words. Kalimat baik itu menentramkan dan membahagiakan. Naaah kalau kita seneng saat mendapat kalimat yang baik, orang lain pun pasti seneng juga kalau mendapatkan kalimat yang baik. Trus apa yang membuat kita sulit untuk mengatakan hanya kata-kata yang baik saat kita sendiri lebih senang jika mendengar kalimat baik yang diucapkan orang lain??? Apa yang membuat kita enggan berkata hanya yang baik? Apa yang membuat kita enggan berterima kasih??

Motor kembali melaju setelah kami saling bersalaman. Saya meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki, sebelumnya tidak lupa membelikan buah tangan buat emak yang saya beli dari toko teman saya yang berada di depan pasar Pagerageung. 

Saya jarang membawa buah tangan, seringnya datang berbekal rindu saja. 

Alhamdulillah emak dalam kondisi sangat baik. Saat saya tiba disana emak sedang marab ayam seperti biasa, itu salah satu kegiatan favorit emak selain siduru masak air. 

Emak bercerita banyak hal, saya menyimak dengan rasa senang. Sudah lama tidak mendengar emak bercerita. Hmm jadi terpikir untuk kembali mendawamkan sekedar berbincang dengan emak dan menyimpan jejaknya di blog dengan tema catatan tersendiri. Untuk lebih memaknai kehadiran orang tua kita bagi kita.

Emak bercerita tentang mang Eutik yang qodarullah di uji sakit, tentang anak ayam yang menetes, tentang hujan yang kemarin turun tiba-tiba, tentang seseorang yang tidak mau nyogok untuk suatu pekerjaan lalu memilih memanfaatkan uang yang disiapkan untuk membeli rumah dengan harga cash dan qodarullah dia tetap mendapatkan pekerjaan tanpa menyogok (saat itu jadi PNS teh katanya harus nyogok dulu, na'udzubillahi min dzalik), tentang musik yang bising, tentang rumput di pinggir Balong, tentang anak-anak beliau di masa kecil dan tentang banyak hal lainnya. Nanti saya ceritakan dalam beberapa sub bab dari cerita emak tersebut insyaAllah.

Jam menunjukkan angka 12 lebih, khawatir de Olin sudah pulang maka saya pun pamit pulang dengan berjalan kaki. Alhamdulillah biidznillah atas hari ini dimana saya bisa pulang berjalan kaki sambil mengkhatamkan buku. 

Balananjeur, Kamis, 1 September 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh