Kami duduk berdua di teras masjid agung, kembali mengulas kisah yang tlah usai, "nanti kita bikin jadwal buat shalat shubuh di masjid ini ya kang." Saya mulai melepas sesak yang muncul setiap kali bahasan masa membersamai anak mengiring langkah. Membuat rencana untuk hari esok menjadi obat yang lapang..
Lalu dia, seperti biasanya, menyiapkan waktu untuk mendengar setiap abjad yang terucap, caranya melerai setiap rasa di hati isterinya.
MasyaAllah hatur nuhun untuk selalu menjadi teman perjalanan terbaik, kang.
Balananjeur, Rabu, 5 Oktober 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar