"It's ok, i am ok."
Sudah dua hari ini kembali berkawankan selimut dan bantal, apakah saya pernah mengatakan sakitnya seperti apa? Rasanya saya memang telah sering berkisah tentang sakit seperti apa yang terjadi namun kali ini bukan tentang itu tapi tentang sesuatu yang mungkin terkesan kecil tapi sangat membahagiakan.
"Apa kabar istriku siang ini? Maafkan Abi karena meninggalkan ummi sendirian saat ummi sedang sakit!" Kalimat yang diucapkan disertai pelukan hangat dan permintaan maafnya sore ini menjadi lafaz syukur tiada terhingga.
Meski tidak perlu ada permintaan maaf, namun kenapa rasanya sangat melegakan? Padahal seharian ini saya hanya tertidur dan tidak ingat jelas kapan beliau sampai di rumah. Bahkan saat si bungsu pulang pun yang saya ingat hanya saat dia mencium kening dan mengatakan, "cepat sembuh ya Ummi." Saya tahu itu bukan mimpi, namun setelah itu semuanya kembali gelap dan tertidur sangat lama.
Alhamdulillah tidak ada demam, bisa menyiapkan jus belimbing sendiri, memasak dan membereskan rumah di pagi hari tanpa mendelegasikan kepada siapapun. Bagaimana bisa didelegasikan karena penghuni rumah lainnya sedang berada di sekolah. Meski mereka sudah mewanti-wanti, "ummi istirahat saja! Jangan mengerjakan apapun, cukup istirahat saja!" Tetap saja mata belum bisa terpejam saat teringat kertas masih berantakan di atas meja dan belum ada nasi untuk makan siang saat mereka pulang nanti. Barulah setelah itu saya menjadi rebaher yang baik sampai hari menjelang Maghrib.
Words are energy, itulah yang kemudian saya rasakan. Saat kang @wawanridwan75 menanyakan kabar dan meminta maaf karena meninggalkan saya sendirian bahkan disertai pernyataan, "Ummi tidak pernah beranjak jauh dari Abi selagi Abi sakit, maafkan Abi tidak melakukan hal yang sama seperti itu." Entah kenapa, itu sangat menentramkan..
Ya, kalimat yang baik adalah energi...
#catatandefa
#oktoberdefa
Balananjeur, Kamis, 20 Oktober 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar