Sambutan yang berbeda, bukan dengan tangan siap memeluk dan wajah sumringah serta kalimat penuh sukacita, "MasyaaAllah, putri Ummi sudah pulang. Pasti capek ya? Sini ummi peluk biar capek nya hilang." Tidak lagi dengan kalimat seperti ini karena dia akan protes dengan perlakuan yang pernah disukainya di masa kecil.
Ya, masa kecil. Tentang masa kecil mereka, cara menyambut mereka di masa kecil menjadi salah satu dari sekian rutinitas yang hilang.
Alasan tidak lagi mengajar di suatu lembaga salah satunya adalah karena ingin ada saat mereka pulang dari sekolah. Baik saat pulang karena istirahat sekolah ataupun karena waktunya pulang, anak-anak menyukai sambutan hangat dan tersedianya cemilan ataupun makan siang jika mereka pulang.
Hanya cemilan yang mudah dibuat semisal otak-otak, cimol, cilok, puding, brownies, pisang goreng, dll. Atau menu makan siang sayur bayam atau kangkung atau daun katuk dengan tempe goreng, sambal dan asin goreng. Pelepas lelah setelah belajar dan bermain di sekolah.
Mereka senang saat saya berdiri di teras sambil membentangkan 2 tangan dan memeluk mereka dengan wajah cerah, bahwa saya merindukan mereka. Kini, saat yang paling kecil pulang sekolah pun saya hanya perlu ada di rumah tanpa perlu menyambut seperti saat itu, "Ade mau makan?","ada cerita apa hari ini Nak?" Hanya itu, kecuali jika nanti diizinkan untuk menyambut dengan cara seperti yang biasa dilakukan semasa kecilnya.
Apakah mereka mengingatnya? Suatu hari nanti, saya mereka mungkin mengingat itu.. mungkin tidak hari ini, karena dengan mengingatnya saja larik kerinduan kembali terpampang dibalik ingatan. Biarkan seperti hari ini saja ..
#catatandefa
#oktoberdefa
Balananjeur, Selasa, 11 Oktober 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar