Sabtu, 31 Desember 2022

1

Tadi malam de Olin cerita kalau pemahaman dan kemampuan matematikanya berkurang, maksudnya pelajaran matematika, jadi dia minta belajar di rumah lebih intens. Tadinya saya hanya ingin dia memanfaatkan 12 tahun pertamanya buat main; sesepedahan, main sama teman dan saudara, dsb. Jadi kalaupun belajar yaa biasa saja kayak hari-hari biasa di jam biasa tiap ba'da Maghrib. Tapi de Olin minta waktunya ditambah, "biar pintar kayak kakak-kakak de Olin." Katanya.

"MasyaAllah Shalihah" ucapku, lalu kuceritakan padanya saat-saat saya membersamai proses belajar 3 kakaknya waktu MI dulu dan yakinkan padanya kalau mereka dan de Olin juga pintar, pintar dalam bidangnya masing-masing. Saya tidak pernah peduli apa kata orang tentang definisi pintar, bagi saya setiap detik waktu mereka adalah berharga dan saya hanya akan menghargai itu tanpa berpikir pintar versi orang lain, atau prestasi dalam versi orang lain karena setiap orang memiliki standar kepintaran, prestasi ataupun kesuksesannya sendiri dan saya menghargai itu.

"ummi tidak akan menyerah untuk mengajakmu faham bab ini." Saya ingat itulah yang pernah saya katakan pada anak-anak saat mengajari mereka suatu bab. Saya memulainya dengan saya dulu yang belajar karena jujur saja banyak yang mulai terlupakan tergantikan agenda detergen, kain pel dan wajan 🤭

Saya mempelajari hingga benar-benar faham lalu mencari metode paling tepat untuk diterapkan pada anak-anak, maksudnya untuk diajarkan kembali pada mereka. Well, ini tentang matematika yaa..

Aa Quthb dan A Umar terhitung sangat cepat memahami matematika, mereka memang senang dengan pelajaran itu. Saat kami membedah satu soal bersama, biidznillah mereka kemudian bisa membedah 20 soal sendiri.

Bersama teteh beda lagi, saya harus mengajak teteh untuk nyaman dulu dan mengajaknya untuk melihat sudut-sudut kebaikan dalam kacamata imani saat belajar. Motivasi belajar teteh lebih banyak pada, "Allah suka ini." Setelah itu barulah kami bermain dengan matematika, step by step.. teteh lebih senang pelajaran agama dan PAI tapi saya mengharapkan mereka melihat ilmu dengan kacamata iman, bahwa semua harus tetap dipelajari dan kuasai. Ilmu itu, ilmu Allah..

Lanjut ke proses belajar matematika..

Sebagai orang yang kadang suka tantangan dan terkadang tidak  (teu konsisten pisan nya A 🤭). Mendampingi Aa dan adik yang mudah faham matematika sekaligus semua materi pelajaran lainnya, menjadi hari yang menyenangkan sekaligus mendebarkan. Tipe mereka itu otaknya jauh lebih kritis jadi kadang suka bikin degdegan tapi tetap menyenangkan karena ummi tinggal cerita sebentar trus mereka berkreasi sendiri.. ngbedah rumus, nurunkeun dll. Ummi salut lah ka Aa sama adik Umar  🤭 karena Ummi mah dulu nggak gitu, mudah belajar agama dan bahasa tapi agak lama buat bilang, "I love mathematic." Hahaha.. versi saha Tah? 
Dan... Menyenangkan sekali saat mendampinginya belajar matematika. Oh ok, dia mudah dalam pelajaran agama dan bahasa Arab karena itu minatnya (sampai sekarang). dia versi paling tenang di rumah ini, tenaaaang banget saat belajarnya. Nggak rurusuhan dan adem banget..
Kami mengupas satu materi selama sekian Minggu hingga sekian bulan. Membahas satu bab hingga akhirnya membuatnya berseru kegirangan, "Ummiiii... Teteh bisa." Sambil memperlihatkan nilai test matematikanya. 
Kurikulum sekolah dengan rumah tentu berbeda, saya dengan target dia faham dulu satu bab sebelum lanjut ke bab selanjutnya meski itu terbilang lama.. tak apa, yang penting dia faham. Dan tak mengapa meski kurikulum di sekolah berbeda, pada akhirnya matematika tidak seperti kata sebagian orang, "menakutkan." Apa yang menakutkan dari ilmu yang harus dipelajari? Bukankah matematika mengajari anak cara untuk memecahkan masalah dan itu sangat penting bagi kehidupan mereka..

Waktu penjengukan Desember kemarin teteh mengatakan, "sekarang teteh mulai faham fungsi matematika dalam kehidupan." MasyaAllah itu kabar yang sangat membahagiakan dan saya meyakini teteh akan bertambah memahami matematika setelah ia memahami manfaatnya. 

Balananjeur, Ahad, 1 Januari 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh