Membuat soal matematika yang diminta de Olin sambil menyelesaikan naskah pertama untuk dikirim ke suatu event nubar. Tengah malam bangun untuk menyelesaikan dua tugas itu secara bersamaan, susah sekali untuk tidak punya target. Tadinya ingin mencoba fleksibel tanpa memikirkan target apapun..namun mengingat limitasi energi yang seringnya membuat tubuh tiba-tiba drop, maka mau tidak mau harus mengikhlaskan diri untuk membuat dan mengejar target pribadi. Ya, target sendiri, karena saya tidak mau mengajak siapapun untuk berlari bersama saya. Karena apa? Karena berlarian itu melelahkan, cukup Dilan saja, eh.
Alhamdulillah tugas eh target pertama selesai saat adzan subuh berkumandang. Rasanya lega, membahagiakan namun agak degdegan soalnya masih ada rasa kurang PeDe. Well, itu perasaan yang paling tidak saya sukai karena itu tidak pernah membahas terkait kepercayaan diri. Kepercayaan diri saya pernah runtuh saat didiagnosa suatu penyakit yang membuat dunia saya serasa hancur.. lalu Allah izinkan saya untuk tetap bernafas hingga hari ini. MasyaAllah itu adalah anugerah.
Kali kedua adalah saat dua gigi depan saya patah, tiba-tiba patah begitu saja..ah ini membuat saya takut akan keadaan tulang dibagian tubuh lainnya apalagi sering terasa sakit. Tapi kemudian saya merasa, "pasti ada yang bisa saya pelajari dan jadikan ibrah dari peristiwa ini." Alhamdulillah perasaan seperti itu menghilangkan perasaan minder yang sempat hadir.
Eh Naha ieuteh jadi nyeritain bab minder? Hahaha... Just intermezzo, nulis ini sambil nulis surat buat teteh. Kok bisa? Bisa, selama ada niat pasti ada jalan.
Ya, selama ada niat, Allah akan selalu bukakan jalannya, tinggal kita mau ambil jalan itu atau merelakannya hilang begitu saja.
Selama ada niat, pasti ada jalannya. Pasti? Saya sih yakin seperti itu. Kalaupun akhirnya.. jalannya seolah tidak ada, maka boleh jadi Allah sedang mendidik kita untuk lebih teliti melihat peluang jalan-jalan lainnya ke arah itu.
Well, memasak nasi dan menggoreng ikan pindang jadi pekerjaan rumah pertama yang saya lakukan. Just itu, lanjut nyapu lantai dan membereskan kamar serta merendam pakaian untuk dicuci saat pinggang sudah baikan. Hmm tulang belakang masih dalam mode panas dan sakit, subhanallah laa Haula walaa quwwata illaa Billah .
Setelah itu menyelesaikan target ODOJ , menulis lagi untuk naskah kedua sambil menjahit selimut de Olin.
Kaki terasa agak baikan jadi saya mulai mencuci beberapa helai pakaian, mumpung kuat mumpung ada waktu.. hhh kalimat yang biasa saya ucapkan. Karena kaki nya kembali sakit maka saya putuskan menyelesaikan dulu sesi mencucinya dan kembali ke depan....laptop π€
Hmm pengen nonton Drakor birthcare hmm apa ya judulnya, pokoknya drama yang berkisah tentang ibu-ibu hamil dan baru melahirkan yang tinggal di birthcare untuk sementara. Masih belum faham isi drama nya karena nontonya sambil nulis dan menjahit lagi π€
Saya tahu pekerjaan yang dilakukan dengan sambilan; sambil ini, sambil itu.. hasilnya tidak maksimal, namun kondisi saya untuk hari ini hanya cukup untuk bekerja sambilan seperti itu; sambil nulis, sambil makan, sambil nyuci, sambil nyapu, sambil nyabut rumput, sambil berjemur, dan sambil-sambil lainnya. Hmm ibu-ibu kayaknya paling faham bab sambilan seperti ini π€Kang @wawanridwan75 mengabarkan bahwa kami diminta untuk kembali menyiapkan beras yang akan dibagikan oleh lazismu kecamatan Ciawi. Dan sambil yang selanjutnya adalah sambil.. yups, menyiapkan berkantong-kantong beras untuk didistribusikan lazismu kecamatan.
Saya tidak suka ada yang membantu pekerjaan saya, apapun itu, entahlah saya hanya merasa tidak nyaman karena pengalaman dibikin riweuh saat melakukan sesuatu. Saya tidak suka bekerja apapun dalam tekanan orang lain karena itu akan membuat lelah kronis itu muncul seketika yang akhirnya saya pun menjadi tidak bisa melakukan apapun karena sakit. Saya lebih suka melakukan sesuatu sendirian, hmm kecuali kalau dengan kang Wawan dan anak-anak yaa.. itumah lain ceritanya π. Ya, dalam hal ini saya bermetamorfosa menjadi introvert sejati (duh asanateh π)Alhamdulillah semua pekerjaan (termasuk menulis naskah kedua) selesai saat kang Wawan pulang. Jemuran sudah diangkat, nasi sudah matang, beras sudah sedia, piring sudah bersih, rumah lumayan rapi (lumayan ya π€), naskah sudah beres, selimut de Olin sudah beres, pakaian yang tadi dijemur sudah terlipat rapi.
MasyaAllah Alhamdulillah hadza min Fadhli Rabbi Alhamdulillah semua pekerjaan (termasuk menulis naskah kedua) selesai saat kang Wawan pulang. Jemuran sudah diangkat, nasi sudah matang, beras sudah sedia, piring sudah bersih, rumah lumayan rapi (lumayan ya π€), naskah sudah beres, selimut de Olin sudah beres, pakaian yang tadi dijemur sudah terlipat rapi.
MasyaAllah Alhamdulillah hadza min Fadhli Rabbi
Karena besok hari pembagian rapot dan itu rapot pertama teteh @aufa_satiella di SMA nya jadi rencana sebelumnya untuk menjenguk di bulan Februari pun diundur menjadi bulan ini. Itu momen spesial teteh dan minimal salah satu diantara kami harus hadir. Karena kondisi kesehatan saya sedang tidak memungkinkan jadi Abi @wawanridwan75 yang akan berangkat sendiri kesana. Katanya ingin mencoba kesana memakai motor, rencananya berangkat bersama salah satu walsan di Bandung .. Alhamdulillah ada temannya jadi saya tidak terlalu khawatir. Saya dan anak-anak lebih khawatir kang @wawanridwan75 tidak ada teman perjalanan saat bepergian..hee.. coba deh cek sorot mata Aufa kalau Abi nya mau pulang sendirian dari asrama! Sorot khawatirnya sangat kentara.. kata kang Wawan, itulah salah satu yang saya wariskan padanya. Ah, memang tak mudah untuk tidak menularkan sesuatuDan inilah sambil selanjutnya; sambil nulis sambil belanja. Ya, teteh senang dikirim surat dan Abi ingin mengirim beberapa cemilan ringan untuk puterinya. Surat yang sedang saya tulis di laptop pun saya pindahkan ke hp agar bisa meneruskan tulisan disana, Alhamdulillah bisa nulis sambil belanja di luar. Hanya sedikit keripik singkong dan pisang, semoga teteh senang, "Abi cari buat ongkosnya dulu ya!" MasyaAllah ayah ini, dengan cinta dan tekadnya
Menulis surat adalah... Berbagi rasa, dan disinilah saya berkomunikasi lebih intens dengan anak-anak, dengan teteh @aufa_satiella . Berbagi kabar, berbagi pengetahuan, pengalaman dan hal-hal yang saya ingin teteh tahu itu dari saya. Hal-hal lainnya akan teteh pelajari disana namun pundak ibu dan ayah tetap menggamit beban pendidikan yang tak akan luruh dengan menyekolahkan mereka. Kelak, kami akan dimintai pertanggungjawaban atas anak-anak yang terlahir dari rahim ini. Menyekolahkan mereka dimanapun itu tak lantas elok membuat kita abai pada tugas kita ...
Hmm nulis apa lagi ya? π€
Menyiapkan bekal Abi untuk berangkat ✅
Surat buat teteh, hmm masih on going π€
Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.. kabar baiknya adalah nanas nya matang tepat saat ada jadwal penjengukan, MasyaAllah inimah Rizki teteh @aufa_satiella yang dulu pernah minta dikirimi nanas dari pekarangan rumah. Meski hanya 1 buah tak apa, yang penting teteh ikut merasakan nikmatnya buah nanas hasil kebun sendiri.
By the way, sudah menyapa ibu anda kah hari ini? Jangan lupa untuk selalu menanyakan kabar orang tua yaa! Meski hanya dengan menelpon, meski hanya sebentar, meski hanya buat bilang, "ma, pengen nasi goreng buatan Mama." π€
Balananjeur, Sabtu, 7 Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar