Rabu, 15 Februari 2023

46

Ada banyak tempat yang ingin saya kunjungi, ada banyak hal yang ingin dilakukan.. ini bukan karena saya ingin menghadiahi diri sendiri karena telah melewati fase mengurus anak sampai anak bungsu kami menjelang dilepas untuk mondok.. ah iya, saya sangat tahu kapasitas diri; banyak sekali kekurangan saat mengurus dan membersamai anak-anak, dan anak-anak yang paling merasakan bagaimana kurangnya saya saat mendampingi mereka jadi ini bukan hal yang perlu dihadiahi karena hadiah sesungguhnya adalah disisi Allah Rabbul 'aalamin 

Aa Quthb sudah semester 4 dan beranjak mandiri dan MasyaAllah Alhamdulillah menunaikan kebutuhannya sendiri, bahkan kendaraanpun dibeli dengan hasil keringatnya sendiri biidznillah. Adik Umar sebentar lagi akan kami lepas untuk meraup pengalaman yang lebih luas dan ilmu seluas-luasnya untuk bekal hidupnya nanti, teteh Aufa jauh di sana berjuang mencari ilmu di jalan Allah. Dan de Olin pun akan kami lepas untuk mondok... Yah, misi membesarkan dan membersamai sejatinya belum usai.

Namun.. saya tetap merancang dan membuat rencana; apa yang akan saya lakukan nanti, apa yang akan kami (saya dan kang Wawan) lakukan, membayangkan keseharian yang pasti akan mulai berbeda karena tetap saja misi pertama yakni membesarkan anak sudah selesai.

Ah iya memang belum usai seluruhnya..

But wait, kayaknya itu bukan misi pertama pasca pernikahan deh. Karena misi pertamanya adalah fase perkenalan namun qodarullah di fase itu hadir 2 balita jadi misi pertama pun berbarengan dengan misi membesarkan anak; saling mengenal dan bersama membesarkan anak. Saya tidak dulu menulis saling memahami karena saya tahu bahkan fase mengenal yang berbarengan dengan mengurus anak saja akan membawa banyak perubahan dan pastinya bukan hal mudah jadi saya abaikan sementara misi saling memahami dan mengerti mah. Sambil proses saja.

Jika ada yang bertanya siapa yang paling aktif menentukan goal dan mengusahakan tercapainya misi, saya paling riuh merangkai kata, "aku punya hati dan mimpi untuk bersama masuk syurga Allah. Tidak akan kubiarkan apapun menghancurkan harapanku, bahkan kondisi kesehatanku sendiri." Dan kang Wawan adalah partner terbaik dalam kondisi apapun.. kami memiliki visi yang sama dan itu cukup membantu memudahkan saat menjalani misi tak mudah di fase pertama.

Saya mengenalnya dan semua hal tentangnya; makanan yang disukai dan tidak disukai, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, apa yang bisa mempengaruhinya, bahkan percaya deh.. saya tahu apa yang sedang dia pikirkan dan rasakan. Saya mengenalnya namun tidak berarti saya memahaminya..
Begitupun dengan dia, semua tentang saya dan apapun yang ada di benak dan pikiran saya akan dengan mudah ditebaknya bahkan apa yang mau saya ucapkan. Namun sekali lagi, bukan berarti kami saling memahami dan mengerti 

Saya rasa, mengenal dan memahami atau pun mengerti adalah dua kondisi yang berbeda. Yang mengenal belum tentu memahami. Misal saya lagi pengen ngobrol tapi saya tahu dia lagi pengen sendiri:
- jika saya memahami kondisinya maka alangkah baiknya jika saya mengurungkan keinginan saya dan membiarkannya istirahat 
- saya tahu dia lagi cape tapi saya nggak mau tahu pokoknya dia harus dengerin saya 😂

Misi pertama memang belum benar-benar usai, tapi saya meyakini bahwa misi itu mendekati kata beres. Yaah minimal saat kami melihat de Olin sudah mulai puber 😂

Tadi kang Wawan mengusap kepala saya dan mengatakan, "Teh Defa, istriku yang kunikahi dengan cinta karena Allah..terima kasih untuk mau berjuang bersamaku, menerima yang sedikit dariku dan tidak menyerah dengan segala kekuranganku atasmu. Jangan menangisi semua yang tlah lalu, engkau sudah berjuang dengan baik dan aku tidak melihat kecuali kebaikan dari dirimu. Engkau menjadi dirimu dengan segala idealisme yang kau perjuangkan, mendampingiku mengarungi samudera yang membuatku tak goyah saat badai menerpa, mendampingi anak-anak dengan baik.. aku tahu lebih dari yang orang lain tahu bagaimana engkau menangis setiap hari karena engkau khawatir ego meruntuhkan keibuanmu. Sayangku, jangan menangisi ketidaksempurnaan.. tidak apa-apa, engkau sudah berjuang dan berusaha dengan maksimal. Berbahagialah dan hapus air matamu. Aku sangat berterima kasih padamu dan tetap mencintaimu dan melihatmu sebagai teh Defa yang aku tahu, sebagai Dede Fatimah Shalihah istri yang kucintai."

Aduhai... Akan kusimpan kalimat manis ini dilubuk hatiku dan dalam catatanku..

MasyaAllah Jazakumullah Khairan katsiran atas kalimat yang baik, kang Wawan .. meski engkau bukan tipe yang akan dengan mudah mengucap kata cinta 🤭

Balananjeur, Rabu, 15 February 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh