Kamis, 23 Februari 2023

Dear Kang Wawan (bagian 1)

Setiap kali kang Wawan berangkat ke luar kota selama lebih dari sehari ah tidak bahkan setiap baru berangkat pun selalu ada hati yang dibawa berlari dan saya mulai tidak tahu bagaimana memulai hari. Oh tidak, ini harus segera diperbaiki.. saya tidak sebucin ituπŸ˜‚ hanya merasa ada yang kosong saja. Biasanya untuk memperbaikinya saya hanya perlu diam sejenak untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran , hanya beberapa menit sampai tubuh mulai bereaksi untuk kembali beraktivitas seperti biasa. Ini hanya soal kebiasaan; biasanya menyiapkan segelas kopi, biasanya deeptalk about anything dipagi hari, biasanya ketawa bareng karena suatu hal atau bahkan saling mengusap airmata karena suatu sebab... Yaaah kebiasaan yang hilang ataupun saat mengantarnya berangkat dengan pelukan dan riuh do'a.

Hey dear, apa kabar? Belum satu jam tapi kok rasanya sudah sangat lama padahal setiap hari dari jam ini sampai sore atau malam hari aku memang sendirian πŸ˜‚ tapi tetap saja saat engkau pergi agak jauhan dari tempat kerja dan menginap rasanya tetap terasa ada yang hampa. See, isterimu si melankolis yang tangguh πŸ™„πŸ˜…

FII amanillah berkendaranya ya, fii amanillah selama di perjalanan hingga sampai tujuan lalu kembali dengan hati yang selamat. Bawakan aku segudang kisah yang akan kusimpan dalam jejak yang tak ku lihat.. perjalananku memang terbatas, sama terbatasnya dengan pandanganku yang mulai semakin kabur. Ah, sepertinya aku harus kembali menyerah dan memakai kacamataku kembali.

Kang , konon katanya yang dimaksud Rahmah dalan sakinah mawadah warahmah itu yaaa salah satunya rasa sayang dan nggak nyaman aja kalau berjauhan teh. Tenang kalau bareng, sakinah. 

MasyaAllah 'alaa kulli haal fii amanillah ya .. aku sengaja menuliskan ini untuk kau baca kelak

Balananjeur, Kamis, 23 Februari 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh