Saya menghargai semua kalimat itu, lalu sempat mengiyakan hingga hilang minat menuliskan apapun. Merasa, "ah iya, benar juga. So' penting banget aku ini sampai apa-apa di kisahkan. Emang apa pentingnya itu buat orang lain?" Lama bergumul dengan kata tanya yang sama hingga sekian lama menjeda dari aktivitas menulis. Ah, bukan menulis sepenting itu, hanya berkisah seputar 'kisah yang kupunya'. Ya, hanya seputar itu dan nggak penting-penting banget.
Tapi... Saya mulai berpikir lagi, "saya menulis bukan karena merasa jadi orang penting." Namun karena saya hanya ingin menuliskan 'kisah yang kupunya' untuk diri saya sendiri di hari esok, untuk anak-anak yang kelak akan membaca kembali.. dan boleh jadi ada saja sedikit dari sekian kisah yang akan berarti untuk orang lain yang membaca. Agar mereka yang sedang dalam fase yang saya ceritakan tidak lagi merasa sendiri dan yakin bahwa selalu ada hikmah dan akhir dari setiap kisah.
Saya akan tetap menulis, mengisahkan yang sedikit dan terkesan nggak penting-penting banget.. meski saya tahu kelak saya akan dilupakan, tulisan saya mungkin hanya dibaca sekilas saat muncul diberanda. Saya akan tetap menulis biarpun hanya akan dibaca sebatas kilasan dan dilupakan. Saya akan tetap menulis karena saya yakin setiap hurup yang keluar akan memiliki peluang menjadi amal ibadah saya. Seperti kata kang Wawan suatu hari, "tak ada yang sia-sia dari yang dilakukan seorang muslim, bahkan satu huruf yang terucap pun akan menjadi ibadah jika diniatkan karena Allah. Islam itu memiliki aturan dan syumul dalam segala aspek kehidupan, tak terkecuali dalam huruf yang keluar dari lisan ataupun jari kita. Semuanya akan ada perhitungannya."
Bismillah saja.. bismillahirrahmanirrahim..
#prolog
#kisahyangkupunya_defa
#catatandefa
Balananjeur, Selasa, 7 February 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar