Ini sebagai jejak saja, belum tahu ibrahnya apa.
Menjelang ashar tadi saya dan kang Wawan ke suatu tempat, tepatnya sungai yang dijadikan tempat rekreasi. Disana kebetulan sedang sepi pengunjung, hmm pengunjungnya hanya saya dan kang Wawan. Kami kesana dengan tujuan ngopi sambil ngobrol berdua di tempat dimana kami bisa leluasa ngobrolin apapun yang sedang mengganjal tanpa khawatir didengar anak-anak. Yups, terkadang kita butuh suasana lain untuk ngobrol.
Suasana benar-benar sepi, persis seperti saat sebelum tempatnya dijadikan tempat wisata. Alhamdulillah warung didekat sungai masih buka dengan Mang pemilik warung yang sedang memperbaiki tempat duduk di warungnya. Kami duduk disana lalu memesan kopi, saya menyeduh pop mie sendiri sebagai teman ngopi dan ngobrol. Namun bukannya ngobrol berdua, kami malah ngobrol dengan Mang pemilik warung. Banyak hal yang diobrolkan... Ya ngalor ngidul lah tapi Alhamdulillah mendapatkan banyak insight yang bisa saya jadikan pembelajaran dalam hidup insyaAllah. Memang yaa, sesekali kita butuh keluar dan ngobrol dengan orang lain untuk menyerap banyak hikmah dalam kehidupan yang bisa kita jadikan ibrah dalam perjalanan.
Ditengah sesi ngobrol tiba-tiba saya merasa mulas dan izin untuk ke kamar mandi. Kamar mandi tempatnya di dekat sungai, bersebelahan dengan langgar kecil. Sempat terpikir untuk membereskan mukena yang ada di Mushola yang terlihat berantakan.. oh ya, saat datang tadi, dari jembatan saya sempat melihat ke arah musholla dan melihat tumpukan mukena disana.
Sesaat saya mengagumi kejernihan airnya, "MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi. Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat." Ucap saya pelan lalu perlahan saya dorong pintu kamar mandi yang tertutup, agak hati-hati karena khawatir ada orang di dalam. Meski saya tahu tidak ada siapa-siapa, tapi sering khawatir saja kalau lihat pintunya nutup mah; khawatir ada orang namun tentu saja saya tidak bisa bertanya apakah ada orang di dalam atau tidak karena suasana benar-benar sepi hanya ada saya, kang Wawan, Mang warung, seseakang yang menjaga saung di atas, dan ibu pemilik rumah yang tempatnya agak jauh dari tempat kami duduk.
Saat saya buka pintunya saya dengar suara ketawa yang agak beda, saya pikir itu hanya suara pintu berderit. Karena penasaran saya coba lagi tutup dan buka pintu tapi tidak ada suara pintu yang berderit dan suara ketawa masih terdengar jelas, "hi hi hi hi hi." Tiba-tiba bulu kuduk saya berdiri, "Allahu Akbar.. Hasbiyallah wani'mal wakiil ni'mal Maulaa wani'man Nashir. Laa Haula walaa quwwata illaa Billah." Lisan melafaz kalimat thayyibah dan kaki secepat mungkin berlari kembali ke tempat kang Wawan yang sedang duduk bersama mang pemilik warung.
Saya tidak ingin merasa takut apalagi sering saya katakan kepada anak-anak untuk tidak boleh takut akan hal-hal seperti itu, namun nyatanya saat dialami sendiri tetap saja saya merasakan adanya aroma ketakutan itu. Saya tidak berani menceritakan kepada kang Wawan, pada awalnya. Karena khawatir pada Mang pemilik warung, khawatirnya jadi mengganggu usahanya. Saya hanya diam sambil berharap segera pulang..
Sampai akhirnya Mang pemilik warung bercerita tentang beberapa kejadian yang dialami beberapa pengunjung; kejadian aneh di beberapa tempat, sama seperti yang dialami tadi. Bedanya saya mendengar suara dan orang lain mah melihat sesuatu. Na'udzubillahi min dzalik, saya meminta kepadaNya untuk tidak melihat hal-hal yang tidak perlu dilihat, salah satunya hal seperti itu.
Karena Mang pemilik warung bercerita, akhirnya saya pun menceritakan kejadian tadi.
Kang Wawan langsung bertanya, "kenapa ummi baru cerita sekarang?" Saya jawab kalau saya khawatir mengganggu usaha orang lain. Saya juga katakan padanya kalau saya ingin segera pulang dan beliau langsung menggamit tangan saya untuk pulang. Menghalangi saya dari melihat ke arah yang membuat saya sempat ketakutan..
Tak boleh takut, saya pun tidak ingin takut. Namun saya ingin mengakui dulu rasa takut yang ada untuk membuangnya dan melangkah kembali tanpa memeluk rasa takut.
Terima kasih yang banyak kepada belahan jiwa yang sudah mendengar dan berusaha melindungiku dari rasa takut itu.
Balananjeur, Selasa, 7 February 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar