Senin, 06 Maret 2023

65

SATU

Fii amanillah wa ma'assalamah

Jangan remehkan do'a! 

Fii amanillah.. semoga selalu dalam penjagaan Allah
Ma'assalamah semoga selamat

Penjagaan Allah adalah saat qodarullah motor masuk logak yang menyebabkan motor tetiba berhenti nggak mau gerak, entah ada bengkel yang masih buka dan entah dimana.. ditempat yang asing bagi kami.

Seorang ibu yang baru menutup warungnya mendekati kami dan bertanya ada apa.. MasyaAllah itu adalah penjagaan Allah
Seorang laki-laki muda menyusul ibu itu dan bertanya, kenapa dengan motor yang kami tumpangi.. MasyaAllah itu adalah penjagaan Allah
Lalu seorang pengendara motor menghentikan motornya dan bertanya ada apa, kami menjelaskan keadaannya. "Tunggu disini kang, saya Carikan bengkel siapa tahu masih ada yang buka." Akang pengendara itu melajukan motornya ke arah depan ... 20menit kemudian ia kembali, "ada yang masih buka, kang. Ayo saya dorong dari belakang.. teteh naik motor saya saja, khawatos soalnya jauh."

Entah, saya tidak khawatir atau bimbang untuk ikut saja. Setelah menempuh jarak 20 menitan kami sampai di bengkel yang dituju namun motor kang Wawan melaju lebih jauh dari tujuan.. sekitar 20 meter an di depan saya.

Saya turun dari motor, tepat di depan bengkel dimana disana ada 5 pemuda yang sedang tertawa namun dengan kalimat yang kurang baik, "teteh, ayo naik motor lagi teh!" Akang itu buru-buru memintaku naik motornya lagi dan motor pun bergerak menuju motor kang Wawan lagi.

"Kenapa kang?" Tanya saya

"Saya khawatir meninggalkan teteh disana, terasa kurang baik." Siapa yang menggerakkan hati pemuda yang saya perkirakan seusia keponakan saya itu? MasyaAllah itu adalah penjagaan Allah..

Kang Wawan kembali menaiki motornya dan saya duduk dimotor akang pengendara yang tidak saya ketahui namanya, akang pengendara kembali mendorong motor kang Wawan hingga 30 menit kemudian kami sampai di sebuah bengkel entah di daerah mana.

"Fii amanillah teteh dan akang." Pemuda itu melajukan kembali motornya dan melanjutkan perjalanan entah kemana sesaat setelah saya ucapkan terimakasih padanya, "Jazakumullah Khairan katsiran kang." Do'a itu begitu berarti.. terasa berbeda saat engkau meyakini segala bentuk penjagaan dari arah yang tidak disangka.

Teringat ananda di pondok yang pasti masih riuh dengan gemuruh doa agar Allah jaga dan selamatkan.

Duhai Allah, kami memohon penjagaan atas orang-orang baik yang kami jumpai. 

Fii amanillah wa ma'assalamah..

Sungguh penjagaan Allah adalah saat Allah izinkan kami istirahat dulu dengan caraNya yang maha hebat. 
Penjagaan Allah adalah saat hati tidak merasa khawatir dan lapang saja atas apapun bentuk nikmat itu.. yah kadang nikmat datang dari hal yang membuat kita bertanya-tanya, "kok.."
Sungguh penjagaan Allah adalah hadirnya orang-orang baik yang berempati
Sungguh penjagaan Allah adalah hadirnya seorang pemuda yang Allah hadirkan membantu tanpa pamrih

Penjagaan Allah adalah saat Allah gerakkan hati pemuda itu untuk menjauhkan saya dari hal-hal yang saya sendiri tidak nyaman dengan itu
Membantu mendorong motor kang Wawan
Mengajak saya berbincang selama perjalanan, bertanya teteh ke Tasik mau berangkat atau pulang lalu dia pun bercerita kalau dia orang Sumedang. Lalu mendoakan ananda di pondok saat saya ceritakan bahwa kami baru pulang menjenguk ananda
Penjagaan Allah adalah Allah siapkan bengkel yang masih buka

Selamat adalah tidak mencaci keadaan baik sekedar lintasan pikiran, perasaan ataupun ucapan..

Fii amanillah wa ma'assalamah

Rabbana, jaga orang-orang baik yang tidak saya ketahui namanya itu.

*****

DUA

Dalam kondisi seperti itu, teringat kisah 3 pemuda yang terkurung di dalam Goa seperti yang termaktub dalam hadits 
Dari Abu ‘Abdir Rahman, dari Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, katanya: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيتَ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوهُ ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ فَقَالُوا إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ

“Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian berangkat bepergian. Suatu saat mereka terpaksa mereka mampir bermalam di suatu goa kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka di dalamnya. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka semua dari batu besar tersebut kecuali jika mereka semua berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan amalan baik mereka.”


فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمُ اللَّهُمَّ كَانَ لِى أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ ، وَكُنْتُ لاَ أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلاً وَلاَ مَالاً ، فَنَأَى بِى فِى طَلَبِ شَىْءٍ يَوْمًا ، فَلَمْ أُرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا ، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ وَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً ، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدَىَّ أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ ، فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ

Salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, aku mempunyai dua orang tua yang sudah sepuh dan lanjut usia. Dan aku tidak pernah memberi minum susu (di malam hari) kepada siapa pun sebelum memberi minum kepada keduanya. Aku lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga dan budakku (hartaku). Kemudian pada suatu hari, aku mencari kayu di tempat yang jauh. Ketika aku pulang ternyata mereka berdua telah terlelap tidur. Aku pun memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur pulas. Aku pun enggan memberikan minuman tersebut kepada keluarga atau pun budakku. Seterusnya aku menunggu hingga mereka bangun dan ternyata mereka barulah bangun ketika Shubuh, dan gelas minuman itu masih terus di tanganku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka meminum minuman tersebut. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.

قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « وَقَالَ الآخَرُ اللَّهُمَّ كَانَتْ لِى بِنْتُ عَمٍّ كَانَتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَىَّ ، فَأَرَدْتُهَا عَنْ نَفْسِهَا ، فَامْتَنَعَتْ مِنِّى حَتَّى أَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السِّنِينَ ، فَجَاءَتْنِى فَأَعْطَيْتُهَا عِشْرِينَ وَمِائَةَ دِينَارٍ عَلَى أَنْ تُخَلِّىَ بَيْنِى وَبَيْنَ نَفْسِهَا ، فَفَعَلَتْ حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا قَالَتْ لاَ أُحِلُّ لَكَ أَنْ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلاَّ بِحَقِّهِ . فَتَحَرَّجْتُ مِنَ الْوُقُوعِ عَلَيْهَا ، فَانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَهْىَ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَىَّ وَتَرَكْتُ الذَّهَبَ الَّذِى أَعْطَيْتُهَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ . فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ ، غَيْرَ أَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهَا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang yang lain pun berdo’a, “Ya Allah, dahulu ada puteri pamanku yang aku sangat menyukainya. Aku pun sangat menginginkannya. Namun ia menolak cintaku. Hingga berlalu beberapa tahun, ia mendatangiku (karena sedang butuh uang). Aku pun memberinya 120 dinar. Namun pemberian itu dengan syarat ia mau tidur denganku (alias: berzina). Ia pun mau. Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, keluarlah dari lisannya, “Tidak halal bagimu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (maksudnya: barulah halal dengan nikah, bukan zina).” Aku pun langsung tercengang kaget dan pergi meninggalkannya padahal dialah yang paling kucintai. Aku pun meninggalkan emas (dinar) yang telah kuberikan untuknya. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka lagi, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.


قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – وَقَالَ الثَّالِثُ اللَّهُمَّ إِنِّى اسْتَأْجَرْتُ أُجَرَاءَ فَأَعْطَيْتُهُمْ أَجْرَهُمْ ، غَيْرَ رَجُلٍ وَاحِدٍ تَرَكَ الَّذِى لَهُ وَذَهَبَ فَثَمَّرْتُ أَجْرَهُ حَتَّى كَثُرَتْ مِنْهُ الأَمْوَالُ ، فَجَاءَنِى بَعْدَ حِينٍ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَدِّ إِلَىَّ أَجْرِى . فَقُلْتُ لَهُ كُلُّ مَا تَرَى مِنْ أَجْرِكَ مِنَ الإِبِلِ وَالْبَقَرِ وَالْغَنَمِ وَالرَّقِيقِ . فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ لاَ تَسْتَهْزِئْ بِى . فَقُلْتُ إِنِّى لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ . فَأَخَذَهُ كُلَّهُ فَاسْتَاقَهُ فَلَمْ يَتْرُكْ مِنْهُ شَيْئًا ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ . فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ فَخَرَجُوا يَمْشُونَ »

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang ketiga berdo’a, “Ya Allah, aku dahulu pernah mempekerjakan beberapa pegawai lantas aku memberikan gaji pada mereka. Namun ada satu yang tertinggal yang tidak aku beri. Malah uangnya aku kembangkan hingga menjadi harta melimpah. Suatu saat ia pun mendatangiku. Ia pun berkata padaku, “Wahai hamba Allah, bagaimana dengan upahku yang dulu?” Aku pun berkata padanya bahwa setiap yang ia lihat itulah hasil upahnya dahulu (yang telah dikembangkan), yaitu ada unta, sapi, kambing dan budak. Ia pun berkata, “Wahai hamba Allah, janganlah engkau bercanda.” Aku pun menjawab bahwa aku tidak sedang bercanda padanya. Aku lantas mengambil semua harta tersebut dan menyerahkan padanya tanpa tersisa sedikit pun. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini”. Lantas goa yang tertutup sebelumnya pun terbuka, mereka keluar dan berjalan. (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2743)

Berdoa dengan menyampaikan kebaikan yang dilakukan adalah hal yang diperbolehkan, namun.... Saat berdoa dan memuhasabah diri, yang terlihat jelas justru khilaf dan dosa yang menggunung. Rabbana, ampuni kami 😭

*****


TIGA

Hikmah lainnya... MasyaAllah sungguh setiap kebaikan akan menggerakkan hati. Menolong saudara itu bukan tentang aku nolong kamu karena kamu nolongin aku atau aku mau nolong kamu asal kamu juga mau berbuat hal yang sama atau nolong hanya pada yang dikenal atau pada yang sekufu misal atau karena hal-hal lainnya dimana tidak ada Allah sebagai alasannya.

Menolong itu karena Allah...jadi saat mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan dari orang yang kita tolong, oh No Itumah urusan dia dengan Tuhan nya. Bukan ranah kita...

Semoga Allah mudahkan urusan orang-orang yang tadi memberikan pertolongan yang tidak pernah kami ketahui namanya. Riuhkan namanya diantara gemuruh doa para malaikat...

*****

EMPAT

Masih tentang perjalanan yang ingin saya simpan jejaknya... Saya tidak memiliki banyak rekaman video ataupun photo karena ..hmm meski setiap kali melihat banyak hal menarik selama perjalanan dan ingin sekali mengabadikan gambarnya tapi tidak benar-benar di eksekusi. Hp disimpan di tas kang Wawan, sekalinya dikeluarkan paling buat buka google map. Saya yang dulu buta map perhari kemarin sudah mulai paham arah map 🤭 MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi..

Sebelumnya saya sudah mewanti-wanti, "dulu kita bisa traveling kemanapun tanpa bantuan google map, semoga sekarang pun nggak usah karena ummi bingung nggak paham meski kata petunjuk di map terdengar jelas!" Tapi kecanggihan teknologi hari ini pasti sayang banget buat dilewatkan, "biar dibantu nyariin jalan alternatif, sayang!" Kata kang @wawanridwan75 saat akhirnya memintaku membuka map.

Saya tidak mau kelihatan gaptek atau nggak paham map meski di depan kang Wawan 😂
"Ummi dulu pernah Abi ajarkan navigasi kan?" Ah kenapa pula dia harus mengingat itu... Sudah lebih dari 20 tahun yang lalu saat saya diajari navigasi olehnya waktu ldmj himpunan pelajar se Jawa Barat dengan dia sebagai tutornya. Kang Wawan selalu yakin isterinya bisa dan saya yang selalu yakin bahwa membaca peta itu membuat kepala saya pusing.

Tapi, berangkat dari keyakinan kang Wawan maka bismillahirrahmanirrahim... Saya yakinkan untuk faham apalagi dengan kemudahan fitur gmap nya. Alhamdulillah biidznillah Allah bantu dan lancarkan. Sekarang saya sudah tidak buta map lagi insyaAllah 

Saat pertama kali kami menyadari motor tetiba nggak bisa jalan yang terpikir adalah, "ya Allah mungkin ada kedzaliman yang kami lakukan, ampuni kami ya Allah!" Langsung bilang sama kang Wawan, "kita harus muhasabah, segera!" Jadi setelah motor di operasi alias sedang dibongkar total sama akang bengkel maka kami mohon izin untuk mencari masjid terdekat dulu. Kami harus bersujud mohon ampunan sekaligus mengucap kesyukuran. 

Boleh jadi Allah sedang menegur kami. Ah bukan boleh jadi tapi pasti, selama perjalanan kami meninggalkan qiyamullail dan Dhuha. Allah menegur khilaf kami ...

Waktu motor kang Wawan sedang di dorong dan saya duduk di motor akang yang nolongin kami, motor yang saya tumpangi agak oleng karena pasti nggak mudah berkendara dengan ibu-ibu dibelakang sambil dorong motor pula. Motor berkali oleng dan kami hampir saja terserempet bis dan mobil besar (apa namanya ya 🤔) qodarullah Allah jaga , jaga untuk apa? Untuk mengingat dan memperbaiki yang keliru dari diri kami

Seharusnya kesibukan atau hal apapun tidak membuat kita merasa tidak memiliki waktu untuk bersujud di sepertiga malam... Kita bukan orang yang pantas bilang, "ya Allah aku sibuk dan nggak sempat." Kita bukan orang yang pantas merasa diri penuh kesibukan...hingga lupa kewajiban. 

****

Penutup

Kami berangkat ke Bogor pada jam 1 kurang 6 menit dengan rute pamoyanan lalu masuk ke jalan raya menuju kota Bandung, istirahat sebentar di daerah Cipasir untuk sarapan yang kepagian sekitar pukul 3 kurang lalu melanjutkan perjalanan menuju kota Bandung yang sudah rame saja meski hari masih gelap.

Masuk ke bundaran Cibiru lalu belok ke jalan Sukarno Hatta yang panjang, Alhamdulillah tidak ada kemacetan di jam itu mah. Masuk Cimahi lalu buka map untuk masuk Padalarang karena kang Wawan lupa lagi jalan ke Padalarang jadi pakai map.

Sampai di Bandung Barat shalat di musholla pom bensin Al Maksum dekat jembatan Rajamandala, jembatan yang sangat panjang .. inginnya sih saya abadikan dal photo 🤭

Disana kami bertemu ortu santri kelas 8, ortu Kafka yang berasal dari Rancaekek. Kami pamit berangkat duluan karena saya ingin sampai di puncak pass jam 6 an. Kami pun melanjutkan perjalanan ke arah puncak dengan rute arah Cianjur.

Sesampainya di Cianjur kang Wawan menepikan motor dulu sebentar karena kepala saya yang kembali sakit, nyuuuut sangat sakit, jadi kami menepi dulu di Indomaret. Kang Wawan membeli roti masing-masing rasa coklat, keju dan Mises coklat ukuran besar. Yah kami nggak bawa bekal makanan apapun kecuali air putih dan air ion. Kami makan sebentar lalu minum obat dan melanjutkan perjalanan.

Kang Wawan menceritakan tempat-tempat yang kami lewati diantaranya beberapa tempat terdampak gempa kemarin, "ini wilayah yang paling terdampak Mi." Selalu akan ada ayat kauniyah yang menyadarkan betapa kecilnya kami, tak ada apa-apanya dibandingkan ke Maha Besar dan ke Maha Kuasa an Allah. Kami melewati Cugenang yang memiliki banyak kisah pilu setelah gempa dan longsor beberapa bulan yang lalu.

Jalan berlanjut menuju Cipanas Bogor, lalu ke puncak yang MasyaAllah pekat dengan embun. Jam 8 pagi kami sampai di puncak, dingin menusuk dan gelap karena embun yang pekat. Jarak pandang yang terbatas hingga kami harus melajukan motor dengan kecepatan rendah ..

Embun mulai menipis saat di turunan terakhir menuju gunung mas, disana mulai agak hangat dan cerah. Kemacetan mulai terjadi karena banyaknya wisatawan yang sedang berkunjung dan berkumpul di daerah sana. 

Cisarua, Megamendung kami lalui dengan kondisi jalan yang mulai ramai lancar... Saya lupa lagi jalan-jalan apa lagi yang dilalui hingga terasa tiba-tiba saja kami sampai di Tajur. Disana kami turun dulu sebentar untuk minum dan mengabari ustadzah Zahro bahwa kami sudah sampai di Tajur. Kami mengabari agar teteh Aufa tidak khawatir..

Hanya 5 menit an kami istirahat di depan toko yang masih tutup lalu kami melanjutkan perjalanan dengan bantuan map dan memutuskan istirahat di masjid Al hidayah yang letaknya sekitar 30 menit an dari SCB. Hmmm kata google map sih gitu..

Kami mencuci muka dan buang air kecil disana, lalu saya naluri dada dan punggung serta leher kang Wawan dengan minyak kayu putih. Saya pijiti tangan dan kakinya dengan kayu putih begitupun dengan kening dan pipinya. Jika saya merasa cape, dia pasti jauh lebih cape dari saya.

Setelah 10 menit an kami pun melanjutkan perjalanan ke arah Leuwiliang. Ayah ingat buah kesukaan puterinya jadi meminta turun sebentar di pinggir jalan saat ada penjual rambutan. Padahal di motor ada 2 ikat rambutan yang kami beli di Tasik tapi ayah khawatir itu akan kurang.

Hujan dengan intensitas rendah mulai turun, sampai kami menuju SCB hujan tidak jua reda. Hanya ngaruy kalau dalam bahasa Sunda mah.. dan Alhamdulillah kami sampai disana pada jam 10 kurang 10 menit. Memeluk teteh disana dan pulang kembali pada jam 16.47 sore lalu sampai di rumah keesokan harinya pada jam 8 lebih 5 menit pagi.

Balananjeur, Senin, 6 Maret 2023



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh