Jumat, 16 Juni 2023

164

Dibalik Ayah yang Ada

1. Ada ibu yang super heboh
     Ibu mungkin kelihatan pendiam diluar, tapi di dalam rumah she is an arsitekturnya. I mean ibu yang sibuk mendesain ini dan itu konsep ideal di rumahnya, bukan hanya tentang bentuk bangunan rumah atau desain interior and tata letak perabotan lainnya di rumah tapi juga tentang; ingin dibentuk seperti apa orang-orang di dalam rumah.

Apa maksudnya? Ibu ngatur kepribadian seisi rumah juga?
Saat anak-anak masih kecil, ibu bisa ikut mengatur anak-anak harus bagaimana,nggak boleh bagaimana, bagaimana cara bersikap, membimbing cara mengucap cinta dll sesuai kriteria adab ideal di mata ibu. Tapi setelah anak bertambah besar, ibu hanya bisa mengendalikan dirinya sendiri untuk bersikap dan berucap seperti apa di rumahnya. Sama satu lagi yang kalau diajak komunikasi baik-baik mah pasti bisa untuk sesuai harapan ibu, that is ayah. Ayah akan, "i Will.." jika diajak komunikasi dan nggak putus-putus diingatkan.

"Hari ini hari pertama anak kita ke sekolah, akan sangat berkesan dalam benaknya dan berdampak baik insyaAllah jika engkau mendampingi meski hanya mengantar hingga ke gerbang." , "Ini hari yang berat untuk anak, bertanya hal ringan atau sekedar ngajak dia jajan Basho pasti akan sangat menentramkan hatinya dan insyaAllah berdampak baik dalam perkembangan emosinya.", Dan masih banyak lagi yang akan ibu katakan disaat yang menurutnya penting buat ananda. Ibu selalu tahu apa yang dibutuhkan anak dan ayah butuh kalimat verbal untuk tahu, tugas ibu memberi tahu ayah tentang moment seperti itu, kapan tepatnya ayah diharapkan ada. 

Ayah tidak harus ada everytime bersama anak, nggak apa-apa seharian atau mungkin berjauhan tempat (misal karena pekerjaan ) , yang penting ayah ada saat anak butuh ayah. Kalau ayah ternyata tidak bisa ada? Perhatian ayah yang akan membuat anak tidak merasa ditinggalkan ayahnya.

2. Ada ibu yang berisik saja.
    Ibu yang heboh terus aja berisik. Saat Ayah sibuk dengan pekerjaan atau bahkan event yang tidak bisa ditinggalkan ayah, si ibu akan merengek dengan caranya. "Ini moment langka, sekali seumur hidup, tentang masa depan generasi. Tidak akan bisa digantikan dengan apapun."
"Lima menit saja, datanglah dan dampingi! Jika yang dikejar adalah uang untuk menafkahi anak-anak, maka lihatlah hari ini mereka jauh lebih membutuhkan kehadiranmu dibandingkan uang yang sedang kau usahakan untuk mereka."
"Bukankah keberangkatanmu untuk mereka? Namun mereka sedang lebih butuh ayah yang ada, tidak apa meski hanya sekedar datang dan memeluk lalu minta maaf karena tidak bisa hadir sampai akhir."
Masih tidak bisa hadir? Ayah sedang berada diluar kota dan tidak memungkinkan untuk hadir, "telponlah anakmu dan ngobrollah barang sebentar! Itu cukup untuknya."
"Telponlah dan tanyakan kabarnya! Itu cukup untuk mereka."

Yups, fisik boleh saja berjauhan. Raga tak saling menatap, namun kehadiran cinta ayah meski hanya melalui panggilan telpon itu membuktikan bahwa ayah itu ada. Anak-anak akan memahami alasan kenapa ayahnya tidak bisa hadir jika ayah tetap ada untuknya.

3. Ibu yang semakin berisik.
    Ini terkait do'a, Allah sang pemilik hati dan hati ayah serta anak-anak berada di dalam genggaman Allah. Ibu senantiasa berisik menadahkan pinta kepada DIA sang pemilik hati untuk senantiasa membimbing agar ayah menjadi ayah yang ada untuk anak-anaknya, dan agar Allah lapangkan hati anak untuk merasa cukup dan mensyukuri apa yang ditampakkan ayah. Merasa cukup artinya tidak menuntut sekehendak hati karena ayah pasti sudah berusaha keras agar kantung keyakinan anandanya tercukupi. Keyakinan akan apa? Keyakinan bahwa ayah mencintai mereka.
Merasa cukup artinya menerima tanpa menuntut lalu mensyukuri itu dengan amal yang baik.

Allahu a'lam
Catatan ini akan saya lanjutkan pada waktunya, insyaAllah.

Balananjeur,  Selasa, 13 Juni 2023
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh