Intinya ceritanya si Rubi teh orangnya baiiiiik banget, telaten ala isteri yang khidmat banget. Tapi dia bukan tipikal yang mudah bilang, "ok, I will." Dia senang mikir dan memilah apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan atau dilakukan. Selama ini terbilang sukses sebagai isteri, menantu yang baik sampai mertuanya akan kebingungan kalau diminta menyebutkan kekurangan Rubi. Satu-satunya yang dianggap kurang oleh ibu mertuanya hanyalah bahwa Rubi tidak juga hamil sedangkan Pras anak satu-satunya.
Hhh memang apa salah Rubi kalau Pras anak satu-satunya? Saya pun tidak mengerti karena memang nggak kepikiran...asal nulis aja ðŸ¤
Fakta lain adalah... Ibu sebenarnya sejak awal tidak suka Rubi. Ibu lebih senang perempuan dengan model seperti Paty, wanita yang dikenalkan sebagai calon istri ke-2 Pras. Eh Ari Pras teh namanya sebenarnya siapa? Prasetyo, Prakoso, atau Prasekolah? Saya juga tidak memikirkan itu jadi abaikan soal nama. Saya hanya sedang memikirkan karakter unik Rubi hingga Pras sayang banget sama Rubi
Menemani Pras dari nol? Hmm emang Pras sekarang sudah dapat nilai berapa dalam status sosialnya? Kayaknya kondisi ekonomi nggak ada yang berubah.. flat aja. Lurus-lurus saja .. atau entahlah saya kan tidak menggambarkan kondisi ekonomi mereka. Apa perlu saya jelaskan kondisi ekonomi mereka juga? Hmmm pe eR nih.
Cantik? Saya bingung menggambarkan sosok yang cantik teh seperti apa. Hmmm bidadari nan bermata jeli kan adanya di syurga yang nanti kan menyongsong para syuhada dengan wajah berseri... Well, saya mulai menyanyikan nasyid izzis inimah.
Saya tahu Minggu ini jauh lebih riweuh dari Minggu sebelumnya, tapi tetap memilih belajar bikin cerpen eh nulis fiksi soalnya pengen banget bisa nulis fiksi. Bismillahirrahmanirrahim InsyaAllah Allah bantu dan mudahkan
Well, ada yang mau sharing dengan saya tentang sosok Rubi? Kira-kira Rubi teh sosok seperti apa sampai Pras cinta banget sama Rubi? Selain karena keyakinan dan Janji Pras untuk nggak pernah bikin Rubi nangis ðŸ¤
But..yang pasti Rubi itu bukan saya banget. Itu sih yang pertama terlintas waktu tiba-tiba kepikiran nulis ini. Rubi sosok isteri yang lembut dan khidmat nya MasyaAllah pisan Weh. And me? Kata orang sih tipe lembut padahal kenyataannya nggak selembut yang dikatakan rang orang.. malah jauh dari kata lembut. Khidmat? Apalagi.. saya mah khidmat nya dipertanyakan kayaknya mah. Seringnya yaaa itu, "bi, bisa bantuin nggak?" Hahaha...
"Kalau ummi lagi kerja, nggak baik kalau kalian duduk manis!" Nah kan khidmatnya nggak so much.
Cantik? Standar cantik setiap orang kan beda-beda. Kata kang Wawan mah saya teh cantik dan sangat pasti Dimata orang saya itu biasa banget. Dan saya tidak terlalu senang memikirkan kata cantik dan termasuk yang kayaknya jarang banget menilai wajah seseorang. Bagi saya perempuan itu yaa cantik, laki-laki dikeluaga saya sendiri yang akan saya bilang, "ganteng." Karena saya tidak memuji laki-laki lain, artis yang kata orang tampan sekalipun. Jadi saya bingung menggambarkan cantiknya Rubi teh gimana...
Mengerjakan Pe eR sambil bernarasi dan membagikannya disini 😄
Semalaman belum bisa memecahkan teka-teki cara menumbuhkan karakter unik di Rubi. Eh semalam nggak bisa tidur bukan karena mikirin itu sih, itumah cuma salah satu cara memanfaatkan waktu saja karena alasan sulit tidur tetap alasan klasik; tidak ada dia si belahan jiwa. Hal yang lumayan sulit adalah keluar dari zona biasa termasuk biasa ada dia 😂 lupakan panjangnya usia pernikahan karena itu tidak ada pengaruhnya. Hmm kata ustadz sih namanya sakinah mawaddah warahmah itu pengennya nyamannya dan senengnya selalu dekat . Semoga seperti itu ya ðŸ¤
Well, karena belum juga nemuin karakter yang pas jadi kita ngobrolin de Olin Aja ya. Yups ini dia Puteri bungsunya kang Wawan yang teguh banget megang prinsip.
Beberapa hari ini lagi seneng tidur di rumah mamah, karena auntynya nggak ada jadi mamah hanya berdua sama bi Ara dan Alhamdulillah de Olin bersedia menemani dengan suka cita dan kehebohannya yang pokoknya rame banget Weh de Olin mah.
Alhamdulillah sudah daftar Mts di desa sebelah, eh kecamatan sebelah. Jadinya mondok di tempat yang dekat dulu karena beberapa hari yang lalu nangis keras karena kangen ummi Abi setelah seharian ditinggal. Jadi biar nggak terlalu kaget saat ditinggal jadi mondoknya ditempat yang nggak jauh dari rumah, 20 menitan dari rumah teh. Alhamdulillah muridnya nggak banyak jadi InsyaAllah lebih kageroh kalau dalam bahasa Sunda mah. Saya memang inginnya kelas yang nggak banyak murid, 30 an mah cukup buat belajar sosialisasi interaksi dan terutama yaaa itu tetap kageroh tea. Alhamdulillah biidznillah Allah sampaikan de Olin disana.
Eh tetap belum fixed sih soalnya kalau kedua kaki belum benar-benar tinggal disana mah tetap masih banyak kemungkinan kaan.
Balananjeur, Rabu, 5 Juli 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar