Mencintai sesuatu tidak semuanya terjadi secara tiba-tiba, dalam beberapa hal cinta hadir karena di bangun, melalui proses panjang, dibiasakan atau dilakukan secara intens. Begitu juga membaca buku, mencintai buku sebagai jendela dunia seringnya harus di pupuk, dibiasakan dan dirawat agar kecintaannya tak membuat orang lain kalut.
Ya bahkan untuk hal baik sekalipun, cinta yang tak mendapat perawatan dan arahan yang baik bisa menimbulkan keresahan terutama pada orang-orang disekitar. Tak terkecuali membaca buku. Terlalu asyik menjelajah deretan aksara dan melupakan kebutuhan bersosialisasi dengan orang-orang disekitar atau melupakan bahwa ada ilmu yang tidak bisa didapatkan hanya dengan membaca saja tapi harus melalui proses ta'lim muta'alim, melalui proses duduk menyimak dan bertanya langsung pada ahlinya. Contohnya ilmu yang berkaitan dengan kaidah-kaidah fiqh, ulumul qur'an dan masih banyak lagi.
Bagaimana cara merawatnya, Mengarahkannya dan membangunnya? Di bab ini saya ingin berbagi keutamaan membaca dulu. Karena saya melihat banyak sekali orang tua yang fokus dengan cara. Saya sering mendapati pertanyaan, "Teteh, bagaimana sih cara membuat anak-anak kita cinta buku?" Atau pertanyaan lain yang serupa dengan itu. Pertanyaan itu bukannya tidak bagus, hanya menurut saya itu kurang tepat saat kita sendiri sebagai orang tua tak menyadari pentingnya membaca buku atau kita nya sendiri tidak mau berinteraksi dengan buku tapi ingin anak kita suka membaca buku.
Buku adalah jendela dunia, kita sering sekali mendengar pepatah itu. Bahwa membaca buku artinya kita melihat dunia melalui jendela kita, kita memiliki kebebasan untuk melihat dan memandang seperti apa dunia melalui seberapa sering kita membuka dan membaca buku.
Saat langkah kita tersekat karena beberapa hal semisal sakit atau tak memiliki waktu untuk menjelajahi luasnya dunia luar, dengan buku kita bisa mengisi kekosongan itu. Melalui buku kita melihat masa lalu yang tak kita lihat dan rasakan pada masanya, berkelana melihat hari esok yang pasti adanya.
Melalui kegiatan membaca kita bisa melihat bagaimana kehidupan orang-orang yang hidupnya jauh sebelum kita, bagaimana akhir kehidupan mereka dan bagaimana sebuah peradaban terbentuk hingga sampai ke masa ini.
Mengetahui akhir kehidupan orang-orang sebelum kita mengajarkan kita untuk melihat harus seperti apa kita dihari esok, mengajak kita untuk menjadikan kisah mereka sebagai pelajaran untuk diambil saripati hikmahnya. Mengajak kita untuk menghindari hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan dan apa yang harus dilakukan.
Membaca mengajak kita untuk berkenalan dengan banyak ilmu lain di luar semua yang kita tahu.
Dan yang paling utama, bagi seorang muslim membaca adalah bentuk ketaatan kepada Allah.
How can? Iqra bismirobbikalladzii kholaq! Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam melalui jibril adalah perintah membaca. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakanmu! Mengikuti perintah Allah adalah bentuk ketaatan seorang hamba pada Tuhannya
Tak ada yang sia-sia dalam kehidupan seorang Muslim, bahkan membaca bisa bernilai ibadah jika itu diniatkan karena Allah, karena menunaikan perintah Allah.
Bersambung ke bagian 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar