Senin, 23 November 2020

Membangun Rumah Impian (bagian 3)

Setelah uang didalam celengan dirasa sudah penuh, saya keluarkan dan hitung. Berapapun jumlah uang yang terkumpul saat itu, saya akan mengirimkannya pada salah satu kakak saya di kampung untuk dibelikan bahan bangunan secukup uang yang ada.
.
.
Kakak saya nanti akan membelikannya untuk saya. Mencarikan toko yang menjual bahan bangunan dengan harga dan kualitas serta kuantitas yang baik, mencarikan orang yang bersedia mengangkut barang dari perempatan tempat bahan diturunkan ke area yang sedianya akan kami bangun pondasi.
.
.
MasyaAllah, hadza min fadhli Rabbi.. Sungguh saya sedang dan hanya ingin mengingat serta menjejak kebaikan dari semua orang yang saya kenal. Dan disini akan ada jejak kakak saya yang akan selalu saya kenang dan syukuri.
.
.
Alhamdulillah biidznillah, 3 truk batu dan 5 truk pasir Allah anugerahkan dan hadiahkan juga kabarkan dari hasil menabung yang sekali lagi setiap nominal menabungnya terlihat atau terkesan sangat tak seberapa.
Ah, lagipula saya tak pernah memandang sesuatu dengan pandangan tak seberapa, lalu kenapa saya harus menulis kalimat 'tak seberapa' 😅😬.
.
.
'Alaa kulli haal, sekali lagi itu menjadi penyemangat terutama untuk kami sendiri. Sesuatu yang awalnya kami rasa akan sulit, namun dengan izin Allah, Allah mudahkan dan sampaikan. Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adziim, semua itu rahmat dan juga ibrah bagi kami.
.
.
Saya menangis saat itu.. 
Menangis dengan rasa malu sekaligus syukur saya. Sungguh tanpa Allah, tak akan berarti apa-apa semua ini, karenanya kami berusaha pecut hati kami untuk senantiasa mengingat Allah dalam apapun keadaan kami.
.
.
Saat kakak kami mengabarkan, "De, uang yang Dede berikan, cukup untuk membeli 5 truk pasir dan 3 truk batu juga bayar tukang angkut. Bagaimana? Mau dibelikan semuanya?"
MasyaAllah, saat itu bibir tercekat, Robbana, seperti itukah rasanya menuai yang ditabur?! 
Rasanya seperti hmm... ada kupu-kupu beterbangan di hatiku. Ah itu terdengar mengada- ada, yang pasti hati kami dipenuhi tahmid yang membuat kami tak henti menggema syukur insyaAllah. 
.
.
"Robbanaa maa kholaqta hadza baathilaa, subhaanaka innii kuntu minadzdzoolimiin." Mimpi kami membangun rumah impian seolah sudah dipelupuk mata kami. MasyaAllah fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan..
.
.
Teriring ucapan terimakasih untuk kakakku yang banyak membantu kami melalui setiap tahapan dalam proses panjang ini sekaligus membantu memilihkan lahan yang paling tepat untuk rumah kami. Sungguh semua itu akan selalu jadi kesyukuran untuk kami.
.
.
#menulismenjejakkisahdanamal
Catatan ini saya tulis di Tasikmalaya, 18 juni 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh