Rabu, 02 Desember 2020

12 tahun pertama Aufa...

 

Tentang Aufa

Kebiasaan, Aktivitas harian, Cita-cita, Kelebihan dan Kelemahan

 

Ufa, teteh Ufa. Seperti itulah kami memanggilnya di rumah. Suatu hari saya pernah bertanya apa dia tidak merasa keberatan dipanggil teteh sedang usianya masih kecil (seorang ibu selalu memandang anak-anak nya seolah masih kecil, bukan? :D ). Dia menjawab tidak, dia tidak keberatan dipanggil teteh, nama panggilan apapun untuknya, selama itu baik, dia akan dengan senang hati menerimanya katanya Mendengar jawabannya hari itu, saya bertasbih hingga jauh ke lubuk hati saya. Tasbih cinta dan do'a agar Allah memuliakannya dengan akhlaq yang baik, usia yang diberkahi, lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa terpaut pada sang pemilik kehidupan dan akhir hidup yang baik dalam Ridho Nya.

 

Aufa Asfiea Ash-shatiella,

lahir melalui proses yang lumayan panjang karena kondisi fisik saya yang sedang di uji. Menjelang Maghrib di akhir Juli tangis pertamanya muncul diiringi derai air mata dan kalimat tahmid. Qodarulloh 'alaa kulli syaiin, bayi yang diprediksi lahir hanya dengan berat kurang dari 2 kg dengan izin Allah lahir dengan berat badan 3,5 kg. MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illa Billahil 'aliyyil 'adziim...Allah maha mengetahui semua yang tidak kita tahu, sungguh Allah Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Kemudian Aufa bertumbuh semakin besar dengan pembawaannya yang lembut dan kalem. MasyaAllah, membersamai dan mendampingi Aufa adalah hari-hari dimana hati, lisan dan jemari tak henti menadah tahmid dan syukur.

Dia sering bertanya tentang arti dari namanya. Wa man aufaa bi'ahdihii minalloh, "itu salah satu ayat favorit ummi yang termaktub dalam surat al baro'ah.", Asfiea kami ambil dari kata syifa, tadinya  tulisannya asyfia tapi entah kenapa di akte tertulis Asfiea.. Tapi insyaAllah do'a kan tersimpan sebagai do'a dan nama itu kan tetap tercatat sebagai do'a insyaAllah.

Ash-shatiella, sebuah camp pengungsian Palestina yang terletak di Beirut Lebanon. Kami ingin menyematkan ketegaran, keteguhan dan kegigihan pada namanya.... Seperti kami mengingat kegigihan, ketegaran dan keteguhan Palestina, seperti itulah kami berharap sifat-sifat itu ada padanya.

Menjadi Aufa juga Syifa dan shatiella... Do'a kami untuknya.

Kelak di Yaumil Mahsyar, setiap orang akan dipanggil dengan namanya masing-masing. Semoga nama itu menjadi kebahagiaan untuknya di hari itu, dihari kami tak bisa melindungi, mendampingi ataupun membantunya. Dihari kami tak bisa saling menyapa dan bahkan hanya akan saling mengacuhkan..

 

Aufa,

Sejak balita hingga hari ini, kecuali fisik dan pengetahuan yang insyaAllah mengalami perubahan, sifatnya tidak terlalu banyak berubah.

Aufa kecil mudah tersentuh, tak segan minta maaf saat melakukan kesalahan, mengucapkan hatur nuhun atau terima kasih saat mendapat sesuatu yang harus disyukuri, berusaha menolong orang yang menurutnya sedang membutuhkan bantuan. Pelukan, kata-kata penuh kasih selalu dia ucapkan pada kami orang tua dan saudara-saudaranya.

Aufa kecil senang membuka pertemanan dengan siapapun, mengawali perkenalan kemudian menjalin silaturahim sesuai usianya saat itu. Sorot matanya teduh, tapi saya merasakan hadirnya cinta dan juga do’a disana. Matanya senantiasa berbinar saat gembira dan berusaha untuk tenang saat gelisah, tapi tetap saja raut gelisah terkadang bisa terlihat sangat jelas melalui sorot matanya.

Aufa kecil harus di antar sampai teras rumah setiap kali akan berangkat ke sekolah atau ke madrasah diniyah, di iringi peluk cium dan do’a di ubun-ubunnya serta lambaian tangan disertai senyuman dia memulai harinya setiap pagi saat tholabul ilmu. Menyambutnya dengan senyum dan 2 tangan penuh rindu di teras rumah juga menjadi salah satu hal yang harus dilakukan umminya demi membuatnya nyaman melalui masa-masa tumbuh kembangnya juga perkembangan emosinya.

Kalau mood nya sedang kurang baik, sorot mata dan wajahnya terlihat agak pucat. Saat seperti itu biasanya dia membutuhkan pelukan dan ditemani. Dia harus di pancing bercerita pada saat seperti itu, dia akan terus mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Mengatakan bahwa saya mengerti perasaannya, saya mencintainya dan saya ingin dia menceritakan perasaannya agar bisa membantu dia sekiranya dia butuh bantuan atau agar saya bisa tahu apa yang terjadi dengannya. Saya katakan bahwa saya ingin membantunya menghadapi perasaannya... biasanya cara seperti itu cukup efektif, dia biasanya memeluk saya sambil terisak. Saat isaknya reda, baru lah dia menceritakan perasaannya atau kisah apa yang sedang dia hadapi yang membuat perasaannya terganggu. Setelah itu, dia akan kembali ceria dan bersemangat..

Dilain waktu saat mood nya kurang baik saya akan memberinya waktu untuk menyendiri. Ada saatnya membiarkan dia sendiri menjadi metode yang efektif. Dia biasanya masuk kamar, membaca al qur’an atau buku lalu saat perasaannya kembali membaik dia akan memeluk saya dan mulai menceritakan rasa yang membuat bad moodnya tersebut.

Aufa tidak lama menyimpan ‘sakit’, seperti itulah aufa kecil dan seperti itu juga lah aufa saat ini.

 

Aufa,

Dia memulai memberikan hadiah di hari spesial saudara dan teman-temannya. Buku gambar, pensil, buku tulis atau sekedar kue 500 rupiah an di bungkus kertas kado dia berikan pada saudara atau teman-temannya di hari spesial mereka. Dia memberi mereka hadiah dari uang sakunya sendiri disaat dia sendiri tidak pernah mendapat hadiah di hari spesialnya. Dia melakukannya dengan suka cita.

Kemudian hari hingga sehari sebelum keberangkatannya ke SCB, teman-teman dan saudara-saudaranya memberinya banyak hadiah. masyaAllah setiap kebaikan yang ditanam akan  

berbuah kebaikan juga, dengan akar yang insyaAllah kuat dan buah yang manis dan harum. Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan...

Tilawah dan membaca menjadi favoritnya setiap hari. Seringkali setiap kali duduk atau berbaring, mushaf ataupun buku di lembar yang sudah ditandai ada di tangannya.

Seringnya Aufa, sangat cepat tidur. Setiap kali bertemu bantal saat waktu tidur tiba, tapi sejak memasuki kelas 6 MI dia agak sulit tidur kecuali setelah membaca buku. Buku favoritnya adalah shiroh shahabiyah dan keo noaki karya bu Ary nilandari, buku-buku itu juga yang biasanya menjadi pengantar tidurnya.

 

Aufa,

Kalimat perintah ataupun ajakan padanya biasanya harus dilakukan dengan lembut dan runtut, agak lama mununggu sampai dia benar-benar memahaminya. Hmmm boleh jadi ini karena speaking saya yang kurang baik atau karena hal lainnya..

Dia membutuhkan waktu yang agak lama saat harus menyelesaikan suatu pekerjaan, tapi dia tidak suka jika harus terlambat berangkat ke sekolah.

Memiliki jadwal yang teratur, jam berapa dia bangun, bermain bersama adik, teman atau sepupu, berangkat ke sekolah, mengerjakan tugas, dan yang lainnya. Tapi dia tidak memiliki list jadwalnya sendiri, dia hanya terbiasa melakukannya.

 

Aufa,

Dia sering merasa gugup setiap kali harus berdiri di depan terutama saat membaca puisi, tapi dia berusaha untuk tetap melakukannya.

Seringkali dia lebih suka menjadi pendengar dibanding pembicara, namun ada saat dimana dia mendominasi pembicaraan :D

Dia menerima aturan yang telah disepakati dan berusaha menjalankan aturan tersebut dengan baik, tapi dia tidak suka jika ada yang memberinya label negatif.

 

Kepercayaan dirinya? Dia mengenal kemampuan dirinya di bidang tertentu tapi sering merasa tak cakap di bidang lainnya meski sebenarnya dia cukup baik di bidang itu.

 

Aufa,

Dia cepat dalam Pelajaran bahasa arab, SKI, fiqh, aqidah akhlak, Qur’an hadits dan juga IPA, dan memerlukan waktu yang agak lama untuk  memahami konsep dalam matematika.

Sejak kecil dia bercita-cita menjadi guru, “menjadi dosen UPI.” Katanya. Sampai hari ini cita-citanya masihlah sama.

Dia senang bermain sekolah-sekolahan dengan dia sebagai gurunya. Dia berharap saat kelak menjadi dosen, Allah titipkan padanya keshabaran yang baik hingga darinya lahir generasi-generasi khoiru ummah.

 

Aufa,

Dia menikmati hidangan apapun yang kami siapkan tanpa protes. Meski sangat menyukai coklat silverqueen tapi dia tetap terlihat riang saat kami memberinya coklat seribu rupiahan.. masyaAllah hari ini sebelum dia berangkat, teteh sepupunya memberinya silverqueen yang besar :D, alhamdulillah ‘alaa kulli haal.

Dia sudah bisa memasak sendiri mulai dari menanak nasi (di magic com), membuat cemilan atau sayur. Sudah bisa mencuci baju (noda tertinggalmah tidak apa-apa kan :D), membereskan kamar dan lemari pakaian juga rak buku. Dia bisa mengepel lantai, menyapu, ataupun membersihkan halaman.

Dia mendirikan sholat fardhu di awal waktu atas kesadarannya sendiri, menutup aurat dengan kesadarannya sendiri insyaAllah, menunaikan amanah yang diberikan padanya, menepati janji dan tidak pernah berbohong .

 

Ini aufa hari kemarin hingga hari ini, saya tidak tahu akan seperti apa aufa di hari esok. Semoga akhlak yang baik sesuai yang dicontohkan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam Allah jadikan sebagai cerminan pribadinya.

 

Aufa Asfiea Ash-shatiella,

Yang dia tahu adalah hidupnya berlimpah nikmat hingga tak layak sekedar menadah tangan pada manusia karenanya.

“Allah memberi banyak nikmat dan anugerah, anggota tubuh yang sempurna dan berfungsi dengan baik, ummi abi, kakak juga adik, rumah dan kamar sendiri, makan dan minum, sekolah, guru-guru, saudara, teman, kerabat.... nikmat itu tidak bisa di hitung ya ummi? Teteh bersyukur bisa tidur dengan nyenyak di awali dan di akhiri dengan do’a, teteh bersyukur bisa membaca buku, teteh bersyukur memiliki 2 nenek yang baik, teteh bersyukur memiliki banyak teteh sepupu yang menutup aurat, teteh juga bersyukur setiap kali bisa makan ayam geprek...subhanalloh ummi, banyak sekali yang akan di syukuri tapi tak bisa disebutkan satu-satu karena banyaknya. Fabiayyi aalaa irobbikumaa tukadzdzibaan ya ummi?”

 

Semoga Allah melindungi saya dan juga jemari ini dari berlebihan dalam menggambarkan sosok. Semoga Allah menjauhkan kami dari kebohongan dan sifat berlebihan..

 

Ustadz dan ustadzah yang insyaAllah dirahmati dan dimulaikan Allah, saya mungkin salah saat melihat selama proses pendampingan ini. Sangat mungkin bagi ustadz dan ustadzah bisa lebih baik dalam memberi penilaian bagi putri kami. Ada kelebihan yang bukan tidak mungkin saya tuliskan secara berlebih meski saya sudah berusaha menghindarinya,  ada kekurangan yang juga bukan tidak mungkin tak tuntas saya uraikan meski saya tidak berusaha menutupinya. Semoga ustadz dan ustadzah dapat memakluminya...

Jazakumulloh ahsanul jazaa atas kesempatan yang diberikan pada aufa untuk belajar di SCB, juga kesempatan bagii kami untuk menjadi bagian dari orangtua dengan siswi yang menetap dan tholabul ilmu disana.

Sungguh Allah,

Tak pernah salah dalam memberi balasan

Dan disisi Allah

Balasan terbaik telah disiapkan.

 

Jazakumulloh khoiron katsiron

 

Tasikmalaya, 30 juni 2019.

Kami,

Ummi dan Abi dari ananda Aufa Asfiea Ashshatiela

 

 

catatan : catatan ini di tulis di Tasikmalaya, 30 juni 2019 sebagai cinta dan pengantar kami untuk Aufa yang akan memulai kisah barunya di sekolah cendekia baznas






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh