Abaikan Saja!
Rumahmu berantakan,cucian menumpuk, sedang di saat bersamaan balitamu menangis minta perhatian anda. Apa yang akan kita lakukan?
Nikmati saja!
Biarkan saja dulu rumah berantakan, biarkan saja dulu cucian menumpuk, balita kita lebih membutuhkan kita.
"Gimana nanti kalau ada yang berkunjung saat melihat bagaimana berantakannya rumah kami? " Ah ya, memang tak jarang kalimat sumbang bukan hanya datang dari tamu yang berkunjung tapi juga pasangan hidup yang kurang peka. Abaikan saja kalimat sumbang yang mungkin ada!
Abaikan saja dan fokus hanya pada bagaimana anda bisa tetap menjaga kewarasan anda!
Berfokus pada apa kata orang hanya akan melahirkan keresahan, hati yang diselimuti kekhawatiran dan pada akhirnya beban hidup berkepanjangan yang efeknya bukan hanya tak baik bagi anda tapi bagi orang-orang yang anda sayangi.
Jadi, nikmati saja apa yang bisa anda lakukan dan abaikan ingatan "apa kata orang? "
Orang lain tak menanggung hidup anda, eh hidup anda tidak dalam tanggungan orang lain. Anda lebih tahu hal apa yang bisa anda pilih, apa yang paling tepat untuk anda prioritaskan, dan kebahagiaan serta kewarasan anda terletak pada pilihan anda sendiri.
Mau memilih untuk bahagia dan tetap waras atau memilih terbelenggu dalam aturan dan pandangan orang lain?
Memang apa yang salah dengan rumah yang berantakan? Apa orang lain bersedia membantu mengasuh anak-anak anda agar anda bisa menjadikan rumah anda kinclong dulu.
Atau mereka dengan suka rela membereskan seisi rumah sedang anda bisa fokus pada buah hati anda. MasyaAllah, komentator dengan komentar negatif hanya tahu cara berkomentar. Jangan sampai komentar buruk menjatuhkan anda.
Tarik nafas dalam-dalam dan katakan pada yang dengan suka rela berkomentar, "tolong berhenti di tempatmu! Jangan lompat pagar dan biarkan aku menjaga hatiku dari komentar buruk. Kamu tidak tahu lelah yang ku alami, jangan menambah lelahku dengan ucapanmu. Jadi, berhentilah dengan urusanmu dan cukup doakan aku!"
Oh tidak, saya tidak sedang mengajak anda untuk abai dengan pekerjaan rumah. Saya hanya mengajak anda untuk mengabaikan kalimat buruk yang tanpa sadar membuat anda kalut sendiri. Saat anda kerepotan mengurus beberapa hal secara bersamaan lalu anda memilih mengutamakan mengurus anak hingga pekerjaan rumah lainnya terabaikan, jangan gelisah karena hal itu. Nikmati saja pilihan anda dan berbahagialah!
Kita hanya harus bahagia dulu, setelah itu kita akan semakin terampil mengkondisikan segala sesuatunya. Kita akan semakin tahu harus seperti apa kita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar