Senin, 14 Desember 2020
Ini kali kedua ummi ke SMA tempatmu menimba ilmu selama hampir 3 tahun ini, A. Agak degdegan saat melangkahkan kaki di depan sekolah, di gerbang menuju sekolah.
Abi mengantar sampai gerbang, beliau tak bisa menemani ummi di sini karena harus ke SDIT. Ada tugas yang tak bisa beliau tinggalkan, dan ummi juga memilih untuk biarlah ummi ke SMA mu sendirian.
Sebenarnya ini bisa Aa lakukan sendiri tanpa perlu ummi yang ke sini ya A. Tapi ummi ingin sekali menjejakkan kembali langkah di sini, berjumpa guru-guru Aa dan mengucapkan terimakasih secara langsung kepada beliau-beliau yang sangat berjasa kepada Aa. Ummi juga ingin mengenal lebih banyak tentang Aa dari sudut lain selain sudut pandang ummi, dari sudut pandang guru selama mendampingi Aa. Ummi juga ingin mendukung Aa semaksimal yang bisa ummi lakukan..
Semoga suatu saat Aa memahami ini ya A. 😁
Di gerbang, ummi bertemu beberapa guru dan akang satpam yang menanyakan maksud kedatangan ummi, "mau ketemu siapa, Bu?" Akang satpam itu bertanya agak hati-hati, mungkin kaget dengan kedatangan ummi yang tiba-tiba. Hee..
Tapi tidak, dalam kondisi pandemic dimana kota Tasikmalaya hampir seluruhnya berada dalam zona merah membuat kewaspadaan di setiap tempat (dan setiap orang) semakin meningkat. Hal itu sangat wajar mengingat keselamatan jiwa adalah yang utama. Ummi juga kalau ketemu orang baru dalam situasi seperti sekarang mah akan memilih menjaga jarak dan lebih waspada. Lebih baik seperti itu kan daripada menyesal kemudian?! Hee..
Setelah menyampaikan maksud dan tujuan ummi dan bahwa ummi sudah membuat temu janji dengan Bu Erni wali kelas Aa di kelas 12 IPS 5, ummi pun di antar ke ruang guru yang terletak agak jauh dari gerbang. Kami melewati masjid yang terletak di komplek sekolah sebelum berbelok ke kiri dan kemudian lurus melewati beberapa ruangan kelas. Kelas-kelas itu berjejer rapi. Di depan kelas banyak ditanami aneka tanaman yang membuat suasana terlihat asri, ada plang dari papan kecil bertuliskan 'ekstrakurikuler jurnalistik' di depan ruangan yang kami lewati, "apa ini ruangan jurnalistik, pak?" Refleks ummi bertanya saat membaca plang itu.
"Iya Bu. Kenapa Bu?" Akang satpam mengiyakan lalu balik bertanya. Entah kenapa A, ummi suka pertanyaan itu. Meski sedikit, ummi bisa berkabar tentang putra ummi. Hmm ibu-ibh mah paling semangat kalau di beri kesempatan berkisah tentang anak teh.
"Aa Quthb, anak saya, dia aktif di jurnalistik. Pak. MasyaAllah senang sekali bisa menapak tilasi sedikit jejak Aa disini." Jawab ummi. Akang satpam itu tersenyum menganggukkan kepala, meski terhalang masker, ummi bisa melihat beliau tersenyum melalui gurat matanya yang menyipit.
Ummi perkirakan usia akang satpam ini masih 20 tahun an kurang sedikit atau lebih sedikit atau 20 tahun pas, karena itu ummi tulis disini akang karena kalau ummi panggil pak satpam kok kesannya kayak sudah di usia matang ya 😄.
Dari detetan kelas itu, akang satpam berjalan berbelok kanan menuju suatu ruang dimana di depannya ada sungai kecil dengan kolam ikan kecil menghiasi pemandangan. Beberapa tanaman dan pekarangan yang luas juga asri nya suasana bisa dirasakan di sana. Ummi mengikuti akang satpam beberapa meter dibelakangnya.
Ketika sudah sampai ruangan, beliau mengetuk pintu dan menanyakan keberadaan Bu Erni. Ummi terpaku di depan kolam ikan melihat pemandangan yang ummi rindukan, engkau tahu kan nak, ummi ingin sekali membuat kolam ikan seperti ini di depan rumah, tapi qodarullah belum jua terlaksana.
"Bu Erni nya belum ada, Bu. Mungkin masih diperjalanan. Ibu bisa tunggu di ruang TU. Mari Bu! " Suara akang satpam membuyarkan lamunan ummi tentang kolam ikan. Ummi pun kembali mengikuti akang satpam menuju ruang TU. Kalau tidak salah, ummi pernah ke ruang TU. Ruang yang terletak di depan lapang basket.. Dan benar, akang satpam mengajak ummi menyusuri jalan naik ke tangga menuju lapangan basket yang di depannya ruang TU berdiri kokoh.
Di depan ruang, ada dua buah kursi rotan. Di depan bagian sampingnya lagi, tersedia tangga dan pintu keluar yang di sampingnya lagi berdiri rak tinggi berisi banyak piala penghargaan, medali-medali dan sertifikat. MasyaAllah, banyak prestasi yang tlah di peroleh rupanya ya A.
Sttt saat membaca ini, jangan pernah bertanya prestasi yang sudah Aa sumbangkan. Pertanyaan seperti itu hanya akan melahirkan penyesalan. Bagus kalau sesal itu menjadi pecut membuatmu menjadi lebih bersemangat, tapi jika itu membuatmu rendah diri karena merasa tak memiliki arti, cukupkan itu dan fokuslah pada cara mu berbenah agar engkau menjadi sebaik-baik dirimu tanpa perlu menjadikan keberhasilan orang lain sebagai standar keberhasilan yang harus kau kejar.
Tadinya ummi ingin duduk disini, tapi akang satpam mempersilakan ummi masuk ke ruang TU. Setelah mengucap salam, ummi pamit duduk di ruang yang terlihat banyak kesibukan di sana. Situasi di ruang ini berbeda terbalik dari ruang lainnya yang terasa sangat sunyi. Di sini justru ramai, beberapa guru keluar masuk ruangan. Ada beberapa yang duduk di bangku di balik kaca itu, kesibukan kentara terasa.
Agak sungkan ummi bertanya, "Assalamu'alaikum Ibu mau bertanya."
"Waalaikumsalam silakan Bu. Ada yang bisa di bantu? " Jawab teteh dengan masker putih yang duduk di deretan tengah bangku TU.
"Saya ibu dari ananda Muhammad Quthb Al Ayyash kelas XII IPS 5. Sudah konfirmasi dengan Bu Erni sebagai wali kelas Aa untuk meminta surat rekomendasi dan Bu Erni mengarahkan saya untuk menemui Bu Lisna."
"Saya Lisna, Bu. " MasyaAllah ternyata teteh yang saya tanya ini yang menjadi tujuan pertama saya. Akhirnya saya kembali utarakan maksud saya kesana..
Bersambung ke bagian 2
(Menyimpan jejak yang terserak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar