.
.
Bahagia, ya kami mendekap bahagia kami hingga tak sadar apa yang seharusnya kami lakukan. Seringkali tanpa persiapan untuk mendetak hari yang baru membuat kita tak tahu harus seperti apa, itulah pentingnya perencanaan ternyata. Dan kami sedang belajar menjabar setiap episode yang Allah titipkan dalam setiap rentang hela nafas sisa usia kami. Kami sedang belajar, belajar bersama dan sama-sama belajar seperti juga yang kami lakukan hari itu hingga kami menemukan intisari pelajarannya sesudahnya.
.
.
1 tukang dan 3 ladennya biidznillah membantu kami mewujudkan mimpi kami. Semua itu tentunya atas izin Allah, siapa yang datang dan semua alasannya ada karena Allah, kami meyakini itu dan insyaAllah bersyukur pada Allah atas itu.
Hari-hari itu tukang bangunan sedang sibuk karena banyak yang membangun, diantara semua orang yang kami hubungi biidznillah Allah titipkan mamang tukang bangunan ini menjeda pekerjaannya untuk membantu kami.
MasyaAllah, sungguh tanpa Allah siapalah yang paling berkuasa mengetuk hati manusia. Allah maha berkuasa mengetuk hati siapapun yang DIA kehendaki.
.
.
Kami sangat gembira di hari itu, hingga jemari ikut menari mengangkat batu-batu yang ada disekitar area. Sambil menggendong Aufa kecil, saya ikut mengerjakan pekerjaan yang tak pernah saya lakukan sepanjang usia saya. Pekerjaan yang ternyata kemudian saya fahami tak seharusnya saya lakukan.
.
.
MasyaAllah hari itu..
.
.
Mencoba mengingat detail kejadian apalagi rasa yang pernah dilalui terlebih sudah berlalu sekian tahun ternyata tak semudah mendikte abjad dalam fikiran. Saat ia berusaha dituangkan dalam barisan kalimat, kosa kata seakan membeku dengan kening yang terus berkerut mencoba mengingat setiap detailnya. Tapi, saya belum mau berhenti menulis meski kadang menginginkannya. Sekali lagi, saya membutuhkan aktivitas menulis yang saya harapkan bisa menjadi ladang amal bekal untuk pulang ke akhirat nanti. Semoga bermanfaat bagi yang membaca dan mengambil ibrahnya, semoga menjadi penolong bagi saya di akhirat kelak.
.
.
Ah, tulisan saya ini memang beragam fokus. Niatnya ingin berbagi cerita bagaimana kami membangun rumah ini sekaligus berbagi syukur dan menjejak setiap kebaikan yang selalu ingin saya kenang, doa kami.. Niatnya ingin berbagi cerita dengan harapan semoga menjadi motivasi bagi siapapun yang sedang berencana membangun rumah. Apalah daya..
.
.
Ah, saya seolah sedang berkejaran dengan waktu hingga sering mengabaikan fokus demi menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan. Ya, saya memang sedang mengejar waktu hingga tak berani menatap apapun yang membuat saya menjeda lari.
.
.
Semoga Allah Ridha.
.
.
Oh ya, harusnya tulisan ini tentang proses membangun pondasi yang biidznillah Allah wujudkan di hari itu.
Banyak yang ternyata mengambang, insyaAllah semoga Allah beri kesempatan dan bimbing jemari untuk menulis kembali esok hari.
.
.
#menulismenjejakkisahdanamal
Catatan ini di tulis di Tasikmalaya, 26 Juni 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar