Sabtu, 19 Desember 2020

Webinar Ketahanan Pangan Bersama Rumah Amal Salman.. (bagian 1)


Ada banyak hal yang ingin saya pelajari. Selain shirah nabawiyah, tarikh islam, ilmu kepenulisan, ilmu waris, ilmu tentang beternak, ilmu pengasuhan, dan banyak lagi, saya juga ingin sekali tahu lebih banyak tentang ketahanan pangan. 

Setiap kali mendapati info yang berkaitan dengan hal yang ingin saya pelajari termasuk webinar yang ada di flyer yang saya baca di instagram ini, dada saya berdebar dengan rasa syukur. Tapi ada hati yang berdebat dengan gamang, "emang boleh kitu ikutan?" Atau bahkan sampai pada kalimat, "come on, ibu rumah tangga cukup fokus saja ngurus rumah dan anak." Tapi semua perdebatan hati itu berusaha saya halau, meski sejujurnya saya -mungkin- akan merasa sedikit minder satu majelis dengan orang-orang hebat. Tapi saya akan tetap berdiam dalam kekosongan ilmu jika saya mengikuti kekhawatiran yang tak perlu itu.. 

Ada apa dengan ibu rumah tangga? bukankah sebagai ibu, saya membutuhkan ilmu untuk menjadi ibu yang bisa membersamai anak dengan baik dan benar.
Bukankah sebagai ibu, saya juga seorang hamba yang membutuhkan untuk selalu mencari ilmu yang adalah kewajiban bagi setiap muslim yang masih hidup.
bukankah sebagai ibu, saya juga pribadi yang butuh untuk selalu mengupgrade diri dengan ilmu yang saya butuhkan.
bukankah sebagai ibu, saya juga seorang istri yang tak boleh hanya tahu cara merawat diri tapi juga mengetahui cara merawat semua yang diamanahkan. Nah, ieuteh nuju nyarios naon 

Akhirnya bismillah saya tanyakan kepada panitia dari rumah amal salman tentang boleh tidak nya saya (sebagai ibu rumah tangga) jika ingin ikut acara itu. Saya tidak akan tahu kalau tidak bertanya, dan saya cukup pemalu mengikuti suatu kegiatan tanpa bertanya boleh tidaknya saya ikut acara itu. MasyaAllah beliau mengatakan kalau saya bisa mengikuti acara. 

MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi.. Berkali lisan melafaz tahmid. Sungguh maha baik Allah yang membuka pintu ilmu dari arah yang luar biasa. Ini rizki yang sangat istimewa.. 

Jika ada yang mengatakan bahwa rizki itu hanya berupa gemerincing pundi rupiah, saya bersaksi kalau itu tidak tepat. Tahukah anda bahwa saat anda bangun dari tidur dan mendapati diri anda masih bisa bernafas hingga dengannya anda masih memiliki kesempatan untuk berbenah menyiapkan perbekalan menuju hari yang kekal adalah rizki yang tak terhingga. Bahwa Islam yang anda azzamkan di hati adalah anugerah paling besar yang anda miliki yang dengannya Allah karuniakan keseluruhan hidup anda menjadi penuh makna, tidur anda bernilai ibadah, ucapan baik anda dan bahkan senyum anda menjadi shodaqoh, pengorbanan dan perjuangan anda dala menuntut ilmu menjadi jejak kebaikan, dan tak ada kebaikan seberat biji dzarrah sekalipun kecuali tlah Allah siapkan balasan kebaikan atasnya. Lalu adakah rizki yang lebih besar dari ini?

Dan sungguh, mendapat kesempatan belajar juga suatu rizki yang masyaAllah. Fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan? berkali hati terusik dengan ayat ini, "Nikmat Rabb-mu yang mana yang pantas kamu dustakan?" sedang IA terus dan selalu melimpahkan nikmat-Nya, tapi kapan kamu akan bersyukur??

eits, kembali ke cerita webinar yang Alhamdulillah biidznillah sudah diselenggarakan tadi malam ini.

Minder? well, itu manusiawi bukan. Tapi sekali lagi, saya tidak suka berdiam diri dengan perasaan seperti itu apalagi sampai menjadikannya alasan untuk berdiam diri. 'Audzubillahi minasysyaithoonirrajiim, setelah awalnya menganggap itu sesuatu yang manusiawi, saya memilih menganggap itu sebagai gangguan syaithon yang terkutuk. Bukankah Syaithon akan selalu datang menggoda hamba-Nya yang hendak beribadah. Syaithan tak suka melihat hamba-Nya mendekap keta'atan pada-Nya. Dari segala penjuru ia datang menggoda, mengimingi dengan sesuatu yang kiranya di senangi, menghadirkan kekhawatiran dan ketakutan yang membuat manusia lari menjauh dari kewajiban.. Syaithan tak berputus asa hingga misi nya tercapai, maka " 'Audzubillahi minasysyaithoonirrajiim" do'a itu menjadi penghalang kita dan tercapainya misi syaithan.

Sekali lagi, Bismillah.. saya harus ikut acara itu. Saya ingin belajar dan saya harus belajar. Sebagai individu, saya seorang hamba yang memiliki kewajiban untuk mencari ilmu. Tentu bukan sekedar untuk menggugurkan kewajiban, bukan juga untuk memperkaya diri dengan ilmu semata tanpa pengamalan, tapi sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah.

Sebagai Ibu, saya selalu berharap bisa mewariskan kebaikan. Mewariskan peradaban yang baik, mewariskan semangat belajar, adab yang baik dan segala kebaikan yang meski sampai saat ini masih tak saya miliki, saya tetap berharap itu dan berharap semoga sedikit yang saya lakukan bisa melahirkan semangat kebaikan bagi mereka.


bersambung ke bagian 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh