Apa yang anda pikirkan, Defa? fb perhatian banget ya sampai nanya pikiran..hee..
lalu, apa yang sedan dipikirkan? hmm apa ya? dulu pernah ada yang nanya, "mikirin apa atuh sampai kurus gitu?" lha manusia kan makhluk yang diciptakan dengan keistimewaan bisa berpikir di banding makhluk lain. Tapi bukan karena berpikir yang membuat seseorang jadi kurus atau sebaliknya..
But what a shame with body shaming, isn't it? ups kasar ya.. hee masyaAllah, kadang lisan atau jemari memang sukar untuk dikondisikan agar tak menjadi wasilah terluka hati seseorang. Apa saya terluka dengan ucapan itu? ada saat dimana saya tidak suka ada yang membahas porsi tubuh, bukan karena saya tidak menyukai porsi fisik saya tapi emang nggak ada bahasan lain ya selain membahas fisik orang.
Sebenarnya saya tidak sedang memikirkan itu, tapi saat menulis ini kok tiba-tiba kepikiran buat nulis ini ya. Kalimat seperti, "sekarang kurus ya!" apalagi ditambah embel-embel karena beban pikiran lah apalagi sampai ngjudge karena kurang bersyukur atau tidak bahagia itu kok kedengarannya nggak enak banget ya.
Adakah yang salah dengan tubuh mungil? saya sendiri merasa baik-baik saja, sangat baik malah. Saya ingat ucapan sepupu saya yang mengatakan kalau dia justru ingin menurunkan berat badab karena kondisi tubuhnya saat ini membuatnya mudah lelah saat berjalan. Memang benar saya merasa hampang saat jalan-jalan atau lari, kalaupun ada rasa sesak atau mudah lelah itu hanya karena kondisi kesehatan saya, 'alaa kulli haal apa yang salah dengan tubuh mungil? pun tak ada yang salah dengan porsi tubuh sebaliknya.
Well, itu bahasan pertama yang tiba-tiba kepikiran buat di tulis.
Yang kedua, saya inin bercerita tentang hari ini. Cerita kok di fb, ngak punya teman ngobrol ya?? pernah baca kalimat seperti itu? kalau anda pernah membacanya, tenang anda tak sendirian saya pernah membacanya bahkan pernah mendengar langsung yang bilang gitu. Terlukakah saya? tidak juga, biasa saja. Hanya saya mulai menyadari satu hal, kita harus mempersiapkan diri saat terjun berinteraksi dengan orang lain.
Mempersiapkan dirinya seperti apa?
1. Siap menjadi diri sendiri
penting banget untuk tetap menjadi diri sendiri saat kita berinteraksi dengan orang lain. Banyak yang membaurkan diri hingga membaur segalanya dan lupa kalau dia juga memiliki kepribadian sendiri karena khawatir tidak di terima lingkungan baru nya atau karena hal-hal lainnya.
Tetap menjadi diri sendiri membuat kita bisa tetap nyaman bersikap; tidak harus jaim-jaim an, tidak harus khawatir bersikap jujur dan sebagainya.
2. Siap menghadapi perbedaan alias jangan baperan.
Dikit-dikit baper, dikit-dikit nggak enak, dikit-dikit nyalahin orang, dikit-dikit dan dikit-dikit. Emang cuma dikit-dikit yaa tapi sering sampai-sampai yang di bahas itu dikit-dikit aib orang, dikit-dikit kesalahan orang (versi pikirannya), dan dikit-dikit lainnya. Si sedikit yang akhirnya bikin lelah sendiri kaan? hee
3. Siap berbesar hati.
Hmmm sebenarnya ini masih satu poin dengan poin kedua ya. hee nggak apa-apa lah nambah kata biar tulisannya agak panjangan. hee
4. Kita berinteraksi baik di dunia nyata maupun di dunia maya niatnya buat apa sih? and that's the point, apa sih niat kita? Kalau niat kita buat happy-happy, semuanya bakal di bikin happy. Kalau niatnya hura-hura atau just iseng, itu juga yang di dapat. Kalau niatnya buat nambah relasi atau mungkin nambah musuh, itu juga yang di dapat. Seseorang akan bertemu dengan ruh yang sama dengan dia dimanapun dia singgah baik di dunia nyata maupun di dunia maya, bahkan kelak di akhirat kita akan bersama dengan orang-orang yang satu frekuensi dengan kita.
Bagi seorang muslim, interaksi yang dilakukan bukan semata buat happy-happy atau sekedar cari relasi yang semuanya tak bisa di bawa mati. Apapun jenis interaksi kita, kita memiliki Allah yang jadi sandaran dan tujuan.
well sekian reportase ala-ala saya, dari belakang rumah ditemani segelas kolak labu (labunya pemberian kakak sepupu saya) dan kakang dengan kopi nya yang mulai dingin. Angin disini sepoi, sangat enak buat dipakai nulis dan berpikir. hee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar