Senin, 25 Januari 2021

Horeee Aufa Pulang (bagian 5)

Dia memperlihatkan lembar laporan perkembangan siswa tengah semesternya, "maaf ya Mi, nilainya kecil-kecil." 

Saya tersenyum membelai kepalanya lembut, "sini ummi lihat!" Saya berusaha memikirkan kalimat apa yang nanti akan saya ucapkan agar dia tak merasa berkecil hati dan justru memotivasi dia untuk tetap berjuang. 

"MasyaAllah teteh, ya Allah tabarokalloh.. Nilai PTS Bahasa Arab teteh 100, MasyaAllah. PAI juga 98, PKN 97. Seni Budaya, Bahasa Inggris, sama TIK nilainya juga diatas 80. MasyaAllah ini sangat baik, Nak. Dan lihat ini, shalihah, catatan dari Ustadzah Putri, MasyaAllah. " Terima kasih Aufa, semoga istiqomah menjadi pribadi yang lembut. " MasyaAllah shalihah, ummi bangga ka teteh. MasyaAllah Terima kasih ya Nak." 

Dia tersenyum, tapi dia tetap berpikir nilainya kecil-kecil, apalagi mengingat nilai yang tertera di lembar laporan ini nilai asli. 

Baiklah, saya memang lebih senang melihat kelebihan dulu, mengapresiasi kelebihannya dan biarlah kekurangan yang ada pada mereka menjadi bagian dari cara mereka mengevaluasi lalu memperbaiki diri. 

"Matematika sama IPS? InsyaAllah kesungguhan dan ketekunan teteh dalam belajar akan membuahkan hasil yang baik. Ummi tahu teteh berusaha dengan baik, ummi yakin dengan kesungguhan teteh, teteh hanya perlu menyesuaikan diri dulu, InsyaAllah nanti teteh akan berjumpa hasil yang tak mengecewakan teteh." Dia mengangguk, masih dengan senyumnya. 

"Teteh Aufa sayangku. Teteh tahu nggak, kita itu tercipta dengan kecerdasan yang istimewa, sesuatu yang hanya Allah anugerahkan pada manusia dan tidak pada yang lainnya. Kita tidak terlahir datar-datar saja, sesekali berada di atas namun tak jarang berada di bawah. Saat berada di atas kita tahu cara bersyukur, saat di bawah kita belajar cara bersahabar. Kita belajar dari kesalahan, kita memperbaiki kekurangan kita dan berjuang menjadi sebaik-baik diri kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh