"saya ingin mengikuti jejak mang Yaya." ujar seorang kerabat suatu sore saat kami tak sengaja bertemu dalam perjalanan kami menuju pamoyanan
"jejak yang mana yang ingin di ikuti?" saya balik bertanya
"setahu saya, apa saya sering silaturahim dan ziyaroh tanpa pilih-pilih rumah dengan kondisi ekonomi seperti apa yang kan beliau kunjungi.
beliau suka menyapa lebih dulu dan mengucapkan salam pada siapapun yang beliau jumpai.
beliau mencukupi kebutuhan orang-orang yang sangat memerlukan.
beliau memberi tumpangan para pejalan yang membutuhkan kendaraan.
beliau tidak pernah mencari jabatan kekuasaan dan berambisi mendapatkannya.
dari sebagian contoh ini, jejak mana yang kau bicarakan?" tanya saya sambil mengenang beberapa cuplikan episode kisah yang pernah saya lihat dan saksikan dari sosok yang saya hormati dan kami panggil 'apa'.
dia tidak bergeming, hanya menatap lurus kedepan, ke jalanan dengan lalu lalang kendaraan yang tidak terlalu ramai.
"maaf, jika kau benar-benar dengan ucapanmu dan bukan hanya sekedar ucapan basa-basi, kau pasti tahu, bahwa menyapa saudara kita dan memberikan senyuman tanpa melihat status sosialnya di masyarakat adalah hal yang dapat membahagiakan saudara kita, terlepas dari kebenaran tekad untuk mengikuti jejak kebaikan apa."
dia tetap tak bergeming
"maaf, saya mungkin tidak perlu bertanya tentang ini. semoga jejak kebaikan apa yang kau ikuti, membawa kebaikan untuk apa kami dan bagi kaum muslimin. " saya mengakhiri obrolan singkat sore itu dengan hati dipenuhi sedih dan harap.
"jangan hanya mencari rumah saudara2 kami yang memiliki perekonomian yang baik untuk disinggahi. singgahilah juga mereka yang dianggap memiliki kekurangan financial, bantu mereka dalam senyap dan lupakan bantuan itu. anak2 yatim, fakir, miskin, janda, ghorim, mereka lebih membutuhkan uluran tangan, maka bantulah semampumu. !" ucap saya lagi. raut wajahnya kembali berubah menyiratkan....hmmm, entahlah saya tidak mengerti. tapi banyak sekali diantara kita yang berucap dan berangan sebagai follower kebaikan tapi minim usaha, termasuk saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar