Kisah yang kami baca ba'da Maghrib tadi tentang Haji wada'.
Membaca kisah itu selalu ada hati yang berdenyut, sakit sekali... Ada airmata yang berderai, sedih...
Itu adalah haji terakhir Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam... Dan kami mulai membayangkan tentang hari itu, dengan denyut dan airmata melalui kisah yang dibacakan Aufa.
"Aku telah meninggalkan di tengah kalian sesuatu yang sekali-kali kalian tidak akan tersesat sesudahnya, selagi kalian berpegang teguh kepadanya, yaitu kitab Allah.
Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada Nabi lagi sesudahku dan tidak ada ummat lagi sesudah kalian. Ketahuilah, sembahlah Robb kalian, dirikanlah sholat 5 waktu kalian, laksanakan lah puasa Ramadhan kalian, bayarkanlah zakat kalian dengan suka rela, gunakanlah haji di baitullah dan ta'atilah waliyul Amri kalian, niscaya kalian masuk Surga Robb kalian.
Tentunya kalian bertanya-tanya tentang diriku. Lalu apa yang kalian katakan?"
Mereka menjawab, "kami bersaksi bahwa engkau telah bertabligh, melaksanakan kewajiban dan memberi nasihat."
Lalu beliau bersabda sambil mengacungkan jari telunjuknya ke langit dan mengarahkannya kepada orang-orang, "yaa Allah, persaksikanlah!" beliau mengucapkannya tiga kali.
Adapun yang berseru di hadapan orang-orang menirukan sabda beliau ini adalah Rabi'ah bin Umayyah bin Khalaf.
Setelah Nabi shollallohu 'alaihi wasallam selesai menyampaikan pidato, turun firman Allah,
"Pada hari ini telah Kusempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmatKu dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian." (QS Al Maidah : 3)
Umar bin Khattab yang mendengarnya tak kuasa menahan air matanya. Ada yang bertanya, "mengapa engkau menangis?"
Dia menjawab, "sesungguhnya setelah kesempurnaan itu hanya ada kekurangan."
Setelah pidato itu Bilal bin Rabah melantunkan adzan dan di susul iqamat. Kemudian Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam mendirikan sholat Dzuhur bersama orang-orang. Setelah Bilal melantunkan iqamat lagi, beliau menyusulinya dengan sholat ashar, dan tidak ada sholat di antara keduanya.
Catatan ini ditulis saat Aufa berusia 9 tahun di Balananjeur, 28 Februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar