Sabtu, 26 Juni 2021

Kisah Itu Untuk dan Tentang Mereka

Alhamdulillah ujian PAT teteh berakhir hari jum'at kemarin, mungkin sekarang teteh sedang persiapan untuk ujian pondok yang akan dilaksanakan mulai Ahad besok. 

Setiap hari Abang mengingatkan, "kita akan membersamai anak-anak dalam doa. Mari dekap mereka dengan lebih erat merayu sang pemilik kehidupan, tugas kita dalam mendidik belum berakhir dimanapun mereka berada!"

Banyak yang bertanya, "teh Defa, kok belum cerita tentang progress kuliah sulung?"
Saya berniat menceritakan semua prosesnya nanti saat Aa sudah fix memilih mau dimana. Rencana awalnya memang di Tasik tapi Allohu a'lam selama belum mulai masuk mah dia mau istikharah dulu. Jadi ceritanya di cancel samapai Aa memulai perkuliahan. Saat itu baru deh saya cerita.. Hee.. 

Dalam hal ini Abi nya senantiasa mengingatkan, "mintalah pada Allah yang bermanfaat dihari esok, bukan hanya bermanfaat untuk dirimu sendiri tapi menjadikanmu sebagai orang yang bermanfaat bagi orang lain karena sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat. Jadilah sebaik-baiknya dirimu sendiri! Mintalah yang paling tepat dan dibutuhkan bukan sekedar diinginkan!" Kami juga mengajaknya berpikir, "Apa yang akan aa lakukan dengan ilmu Aa?" Jika dulu kami mengajaknya berpikir akan jadi apa Aa 15 dan 20 tahun kemudian, hari ini kami juga mengajaknya berpikir akan seperti apa Aa 5 tahun kemudian, 10 tahun hingga 20 tahun kemudian. 

Sungguh kami bukan hanya ingin menyiapkan Aa menemukan versi terbaik dirinya, tapi kami ingin menyiapkan generasi setelah Aa sebagaimana Nabiyullah Ibrahim Alaihi Salam contohkan. 

Alhamdulillah Aa cukup kooperatif 🤭

Jum'at kemarin kami mendapat laporan pendidikan semester 2 adik Umar, MasyaAllah Alhamdulillah adik Umar naik kelas 11 dengan nilai akademik yang baik. 

Pentingkah nilai akademik di rapot? Saya tidak pernah bertanya berapa nilaimu tapi akan melihat nilai sikapnya selama di sekolah. Tapi karena saat ini pasti sangat sulit menentukan nilai sikap karena PJJ jadi saya memulainya dari nilai tertinggi dalam akademik untuk mengucapkan selamat. 

"Tapi Mi, nilai pelajaran yang ini kecil."

"Tapi kamu baik dalam pelajaran yang ini, Nak." Ucapku sambil menunjuk nilai tertinggi. 

"Tapi Umar malu sama Ummi."

"Adik malu karena apa?"

"Karena yang ini nilainya kecil."

"Hmm kalau adik merasa malu, ayo buktikan dengan belajar lebih giat lagi. Ummi melihat usaha adik selama 2 semester ini cukup baik. Ummi melihat kesungguhan adik dan tekad adik untuk memahami pelajaran meski harus daring sangat baik. Tapi nak, ada saatnya ummi melihat adik kurang bersungguh-sungguh dalam pelajaran tertentu, mungkin itu penyebabnya."

Cinta itu bukan hanya memuji, tapi memberi masukan dan menjadi cerminnya agar dia tahu bagaimana harus menjadi lebih baik setiap harinya. 

Tentang nilai rapot sendiri, rapot itu sebenarnya bukan hanya tentang anak tapi penilaian untuk orang tua. Seperti apa orang tuan mendampingi anak belajar bisa dilihat dari bagaimana anak 'mengisi' rapot akademiknya. Sebenarnya bukan guru yang mengisi rapot tapi anak-anak kita sendiri yang mengisinya. 

Jadi setiap kali menerima rapot teh saya auto mikir, "apa yang harus saya perbaiki dalam mendampingi anak belajar?" Atau, "oh iya, saya itu emang akhir-akhir ini agak abai." Dan lain sebagainya. Jadi rapot anak sebenarnya bukan hanya sarana evaluasi bagi anak saja, tapi bagi kita sebagai orang tua. 

Saya percaya guru nggak bakal asal-asalan nulis angka atau huruf di rapot, hee saya mengatakan itu karena suami saya juga guru 🤭

'Alaa kulli haal daripada sibuk nyalahin anak apalagi menganggap anak bodoh karena nilai rapotnya kecil, apa nggak lebih baik langsung berkaca dan muhasabah diri, "bagaimana selama ini saya mendampinginya?"
Atau takjub berlebih dengan nilai besar di rapot tapi mengabaikan aspek akhlak dan ibadah anak. Intinya, rapot adalah bahan evaluasi untuk kemudian semakin mempernaiki diri. bukan bahan membanggakan diri ataupun berduka hati. 

Kondisi kesehatan de Olin semakin membaik hanya saja kami merasa dia masih membutuhkan waktu untuk istirahat, jadi kami memintanya untuk tidak kemana-mana sampai kondisinya benar-benar pulih. 

Alhamdulillah dia cukup kooperatif meski berulang kali agak rewel minta main ke luar, main yang agak jauh dan berkendara motor. Kami belum berani mengizinkannya karena khawatir kondisinya kembali menurun. 

Balananjeur, Sabtu, 26 Juni 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku dan Buku