Rabu, 23 Juni 2021

Kue Pukis (catatan saat de Olin sakit)

Ini salah satu makanan favorit de Olin, saat anak sakit biasanya makanan yang tadinya disukai pun cenderung tidak di lirik apalagi dimakan, dan pada saat anak sakit juga orang tua biasanya sibuk menyiapkan makanan kesukaan anak dengan harapan anak mau makan. 

Yang tadinya susah nyiapin buat anak, pas anak sakitmah tetiba nyari-nyari kira-kira apa yang sedang dimaui anak atau diinginkan anak dan anak tetap tak bergeming tidak menginginkan apa-apa. 

Saya termasuk tipe yang (terbilang) amat sangat jarang memenuhi sesuatu yang mereka inginkan jadi pas anak sakit teh sok sedih pisan sampe nyesel, "padahal tidak seberapa, kenapa tidak dipenuhi saja waktu itu?" Pikiran seperti itu membuat saya tidak nyaman dan saya tidak suka saat merasa tidak nyaman. Saya akhirnya memilih membebaskan diri dari sesal seperti namun tetap mengingatnya untuk saya jadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya; saya teh harus seperti apa sama anak-anakteh. Saya memang masih tetap tidak selalu memenuhi semua yang diinginkan anak-anak, ada beberapa hal yang bisa dipenuhi namun ada hal lain yang tidak bisa dipenuhi. Saya tetap menekankan aspek, "need or want." Lalu manfaatnya seperti apa, benar-benar butuh atau hanya merasa butuh, dampak jangka panjangnya jika dipenuhi seperti apa (kalau itu keinginan), dan lain sebagainya. 

Saya tetap memilih mengajak mereka tahu bahwa hidup itu bukan melulu tentang, "aku ingin itu dan aku harus mendapatkannya." Atau, "tinggal minta sama ummi atau abi." Tapi ada perjuangan yang harus dilalui dari sekedar keberanian minta atau merajuk sama orang tua, ada nafsu yang harus ditundukkan yang jika selalu diikuti malah bertambah liar. Saya ingin mengajak mereka berpikir saat memutuskan sesuatu, "apa Allah suka?" Atau, "apa manfaatnya?" Atau, "aku benar-benar butuh atau sekedar merasa butuh padahal nggak butuh?" Ribet? Nggak apa-apa daripada melakukan sesuatu yang kan disesali. Semua dalam hidup kan tidak lepas dari pertanggungjawaban, meski sebesar biji dzarrahpun.. 

Saya tetap memilih cara itu dan meyakininya sebagai bagian dari ikhtiar menyiapkan generasi bagi ummat ini. 

Agar tidak menangis nyesel saya meminta kepada Allah agar DIA tingkatkan keyakinan dan kuatkan azzam, DIA yang Maha menguasai hati, rasa tak nyaman seperti apapun dalam hati kita DiA Maha menyembuhkannya.

Balananjeur, Rabu, 23 Januari 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh