Selasa, 06 Juli 2021

Bookshelf Story (challenge GA Gema Insani)

 Tentang membaca,seperti mengurai benang kisah dimasa lalu. Nostalgia masa kecil yang mengais rintih kerinduan saat slidenya terpampang dalam ingatan. Melekatkan kisah kasih Ayahanda yang merangkul kami dengan kecintaan akan ilmu, mengajari arti cinta dalam kacamata yang dikemudian hari membawa kami pada keyakinan; al ilmu nuurun. 

Dimasa kecil, ruang terbaik di rumah kami adalah ruangan dengan rak buku besar yang memenuhi ruangan. Ada banyak buku di sana, itu yang ku ingat. 

Ayahanda sering duduk di kursi kayu dengan meja kayu beralaskan kaca di depan jendela ruangan itu, dengan mesin tik tua tepat didepan beliau dan buku di tangan,itu jua yang ku ingat. 

Lalu Ayahanda memanggilku dengan hangat, "Putri Apa." Dan memintaku duduk di kursi busa dekat jendela untuk membacakan buku yang akan beliau catat di mesin tik nya atau membacakan tulisan tangan beliau yang akan beliau tuliskan kembali dalam mesin tik,aku mengingatnya. 

Usiaku 9 tahun saat itu,sebuah buku tebal menarik minatku dan Ayah sepertinya mengetahuinya, "De, bisa carikan kata Kalimantan dalam buku itu lalu bacakan buat Apa!" Ayah menunjuk buku yg sangat ingin ku buka, ensiklopedia Indonesia. Girang ku ambil buku itu dan ku cari kata yang dimaksud lalu kubacakan dengan nyaring untuk Apa (panggilan kami untuk Ayah), kini aku mengingatnya. 

Sebuah buku kisah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menjadi hadiah pertama yang kudapat setelah itu. Buku baru berukuran besar dengan beberapa halaman didalamnya berisi kisah Muhammad kecil dalam pendampingan pamannya, Abu Thalib. Ingatan itu, satu dari sekian ingatan yang tersimpan kuat dalam file memori. 

Setiap kali berhasil menyelesaikan misi membacakan buku atau mencarikan kosa kata dan membacakannya, buku cerita baru menjadi hadiah terbaik yg membuatku senantiasa menunggu saat Ayahanda pulang dari Bandung dan memberiku misi baru. Ingatan itu kini menjadi do'a semoga menjadi jariyah kebaikan bagi Ayahanda. 

Berkisah tentang proses membaca adalah untaian kisah yang tak cukup feed IG untuk menguraikannya, ada banyak diksi yg hendak melerai kisah,semua itu tentang masa kecil yg melahirkan kecintaan akan buku. 

Apa yang dirasakan saat membaca? Di masa kecil aku merasa senang saat bersama buku tanpa mengerti alasan atau untuk apa aku membaca. Aku hanya senang, itu yang dirasakan. 

Dikemudian hari aku mulai menyadari bahwa peradaban suatu bangsa dimulai dari membaca, dari iqra bismirobbikalladzii kholaq. Aku semakin semangat membaca, berharap menjadi bagian dari peradaban meski hanya bagian kecil sekalipun. 

Berapa buku yang sudah dibaca? Hmm.. Aku tidak tahu, yang pasti mulai membaca sejak usia 6 tahun saat ibunda mulai mengajari membaca alif hingga ya dan a hingga z. Membaca kisah anbiyaa melalui terjemah Al Qur'an, membaca buku-buku kisah dan dongeng bahkan buku-buku yang dilarang Ayah seperti buku yang berkaitan dengan hukum dan politik dll karena menurut beliau itu belum tepat untuk dibaca anak usia 9 tahun. Tapi aku tetap membacanya dengan bersembunyi di kolong meja kerja Ayah. 

Ah, kupikir ayah tidak tahu namun ternyata Ayah mengetahuinya lalu membelikanku lebih banyak buku. Tentu saja setelah menyelesaikan misi. 

Kegiatanku sejak hari itu lebih banyak berkutat seputar buku. Aku senang berada di ruang baca, membersihkan seluruh buku dari debu, membereskan buku-buku di rak nya dan membawa tumpukan buku untuk membacanya di sudut ruangan. 

Jadi, berapa buku yang sudah dibaca? Aku tidak tahu.

Sampai hari ini kecintaan akan buku tak pernah pudar, meski usia mungkin sudah tak lagi muda buku tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dariku. Kemanapun aku pergi, ada buku di tas ku. 

Buku di rumah Ayah sebagian besar diwakafkan ke beberapa pesantren saat Ayahanda tiada, aku menuliskan bab ini dalam jurnalku di blog. Itu hari dimana aku merasa sedih sekaligus bersyukur; semoga menjadi jariyah kebaikan bagi Ayah, harapku. 

Sebagian lagi menjadi penghuni rak buku ku di rumah. Rak buku? tepatnya bekas lemari pakaian yang ku sulap menjadi rak dan beberapa rak buku portabel yang ku beli dari online shop untuk menyimpan buku di rumah kami yang semakin banyak. 

Tulisan ini ditulis bukan hanya untuk mengikuti challenge yang diadakan tetapi berbagi kisah, 'virus' membaca dan jejak. 

Balananjeur, Rabu, 7 Juli 2021

Buku di rumah kami. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh