Senin, 19 Juli 2021

Yang Terserak (15)

Jum'at, 24 Ramadhan 1442H/7 Mei 2021M

[7/5 04.18] De Olin menyiapkan dan menata sendiri semua persiapan buat sahur. Nasi, lauk, piring-piring dan gelasnya. Semua tanpa membangunkan ummi, abi dan 2 kakaknya. Setelah semua dirasa siap, baru deh semuanya dibangunin. Eh padahal sebenarnya saya sudah bangun, pura-pura tidur aja pengen lihat si ceriwis ini beraksi menyiapkan sahur. "MasyaAllah, ya Allah putri Ummi sudah menyiapkan sahur buat kami, sendirian ya Nak? MasyaAllah hatur nuhun. Jazakillah khairan katsiran." MasyaAllah wajahnya manis saat tersenyum menanggapi rasa terima kasih kami dan saya menyukai senyum itu. #diaryolin #catatanolin #Ramadhan1442Hday25 #sahurday25

*********

[7/5 06.26] Saya memiliki beberapa buku catatan harian, semacam jurnal harian dengan isi catatan yang berbeda. Semua itu sengaja saya simpan di buku catatan, bukan di blog atau media lain

**********

[7/5 08.52]  Setelah lama tidak baca puisi karena kondisi nafas yang tertatih, coba lagi baca puisi karya Ma'rifah Saifullah. Masih feel insecure, tapi rasa seperti itu tak kan boleh jadi alasan untuk diam. Well, ini sedang belajar menarik nafas.. Menjejak buat anak-anak kelak

**********

[7/5 19.30] Melihat ini, saya teringat guru saya yang kini tlah tiada. Inilah yang beliau ajarakan; saat melihat botol atau gelas air dengan air masih tersisa disana, kumpulkan sisa air itu dalam sebuah ember yang nantinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman. Lalu gelas atau aqua bekasnya? Kumpulkan dan simpan ditempat dimana bisa diambil mereka yang mencari nafkah dari mencari botol-botol bekas. MasyaAllah, hari ini tetiba teringat beliau. Allohu yarham.. MasyaAllah pak, jariyahnya kan mengalir terus..

**********

[7/5 21.07] Tadinya moal jadi kesana karena kepala tetiba sakit pisan sampai muncul bintang berkelipan didepan 👀, tapi pas Abang nelp minta kesana sambil agak melas (bagian ini sengaja didramatisir 🤫😒) ya udah lupain dulu sakit kepala nya, hipertensinya biar nanti membaik sendiri (harapannya sih gitu 😁). So, berangkatlah diantar adik Umar. Sampai disana ada Wa Syarif mantan walikota tasik yang dapat KTP nya walikota seumur hidup 😅 n sekarang biidznillah jadi ketua PDM kota tasik. Ngobrol dulu sebentar sambil ngenalin Umar ke Aki nya itu. Seperti biasa, kembali nanya yang jawabannya selalu saya jawab dengan jawaban yang sama, "Dede putra Apa nu ka 9 ti 14 wa." Sebenarnya itu hanya obrolan basa-basi sih soalnya uwa nya juga sudah hafal 😂. Nah pas sesi beliau ngasih kuliah, eh ceramah, tiba-tiba pingin nangis pas beliau bilang, "ini anaknya pak Yaya Hidayat, shahabat saya. Shobat dekat saya. Beliau seorang pejuang.. Dst." Jadi ingat Apa 😭😭 terharu, sedih sekaligus bahagia masih diingat sebagai putri Apa. Allohuyarham..

**********

[7/5 21.17] De Olin, si cuek yang... Hmm.. Bukannya makan deket Ummi inimah nyari tempat ngariung sama Bapak-bapak. She said kalau dia itu anak yang santuy banget. Saya nggak ngerti ari santuy teh apa 🤔🤔 kadang saking ku wanteranna jadi sok banyak nanya sama yang nggak dikenal oge, nanya nama sampai alasan nama oge ditanyain. Ngariung sama Bapak-bapak bukan buat ikut ngobrol atau nimbrung atau nguping obrolan, tapi da sebenarnyamah dia cuma ikuti mood aja, "oh saya pingin duduk disana." Langsung weh duduk disana. Tadimah ikut ngumpulnya sama komisioner bawaslu dan pemuda muhammadiyah kota tasik, entah apa yang diobrolin tapi kalaupun dia ikut menyimak pasti weh sebelum tidur bakal banyak nanya, ummi ini teh apa atau itu teh apa. Pokoknya semua yang didengar bakal ditanyain, giliran saya yang sedang sakit kepala harus siap-siap muter otak nyari jawaban yang pas atau minta dia simpan dulu pertanyaan buat besok. Oh ya tadi sempat ngobrol sebentar sama Bapak-bapak yang duduk ngariung sama de olin, nyari kisi-kisi 🤭

**********

[7/5 21.41] Tadinya request mau bacain puisi yang dibuat semalam tea (ini mah baca puisi juga request 😂😇). Pagi tadi belajar baca puisi lagi dengan penjiwaan (read: baper) trus baca puisi yang muhammadiyah gerakanku juga, MasyaAllah qodarullah karena terlalu semangat n baper juga (esmossi) finally malah bikin si tensi jadi hiper. Ya mungkin memang belum waktunya, tapi nggak mau kalau baca puisi yang melo-melo mah apalagi niatnya kan membakar semangat bukan ngajak nangis berjamaah. Qodarullah baca puisi pun nggak jadi da asa khawatir kalau lagi hipertensi maksain buat baca puisi nu menggebu mah. Well, waiting moment lagi sambil belajar bernafas lagi biar nafasnya nggak sampai sesak kalau baca puisi. Hoyong-hoyong teuing maca puisi nya? Yeah, cause i love it.. Tentang cinta mah, memang luar biasa ya 😄😏

**********

[7/5 22.01]  Abi emut pisan waktos pak Agus nyandak ember alit teras mukaan gelas (sisa) nu masih aya cai an. Teras sisa air na di cicikeun kana ember, gelas plastikna dirapikan disimpan dina kardus. Kelihatan sepele, tapi MasyaAllah itu tauladan, ilmu yang luar biasa teh 😭

[7/5 21.49]Beliau nggak pernah bilang atau berkoar cara mencintai atau menjaga lingkungan kan teh? Tapi beliau melakukannya dengan sangat baik

[7/5 21.50] Abi sering ningal anjeunna nyandak sapu, nyapu nyalira.. Misahkeun sampah. MasyaAllah.

[7/5 21.54] Saya tidak memiliki harta yang berlimpah. Tara nyepeng artos ageung.. Kali terakhir tepang sareung pak Agus, abi hoyong pisan ngeupeulan tanda kanyaah abi sareung kang wawan, meski sakedik tapi abi hoyoooong pisan tiasa masihan. Abi terang anjeunna ge nuju repot finansial na. Terang teu teh kumaha anjeunna nolak, "ieu ku pak Agus di tampa, terus pak Agus nitip keur barudak pak Wawan." Teteh.. Abi ni hoyong nangis karena hari itu teu berhasil maksa. Abi teu kantos barangpasihan nanaon 😭😭😭

[7/5 21.56]  Itu kali terakhir abi tepang sareung pak Agus. Waktos tepang di payuneun pasar. Asa katawis pisan pak Agus bade naik angkot, salirana janten alit.

**********

[7/5 22.13]  Yang ini cerita dari mantan walikota yang dikasih ktp walikota seumur hidup tea. Pas mau ke Surabaya, lihat di ktp nya kan walikota.. Dispesialkan atuh tempat duduk oge. "Wah Bapak walikota, bapak duduknya di sana pak!" Sambil nganter ke tempat yang lebih baik. Btw sekedar informasi, pak Syarif ini awalnya seorang mantri kesehatan (jangan salah baca jadi Menteri yaa). Istri beliau juga bidan dan qodarullah mereka berdua memiliki klinik didaerah kawalu, klinik melati. Beberapa teman yang tinggal di kawalu berkisah tentang kedermawanan beliau, setiap yang datang berobat teh pulangnya malah dikasih ongkos atau makanan. Kalau nggak punya biaya berobat jadi digratiskan, ada yang bayar pakai pisang, ayam, macam-macam lah. Qodarullah Allah amanahkan jadi walikota selama sekian lama, MasyaAllah amanah berat dan ditunaikan insyaAllah dengan amanah. Benarlah kiranya bahwa apapun yang diberikan ke tangan seorang muslim itu akan menjadi kebaikan. Hartanya, ilmunya, jabatannya bahkan ujian kesulitanpun menjadi kebaikan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh