"Harganya lebih mahal."
Ada yang mengatakan seperti itu.
Hmm.. Berapa kitu mahal teh?
Berapa sih bedanya dengan toko ber ac favorit kita itu?
Per itemnya beda berapa rupiah hingga membuat kita enggan dan sulit bertandang ke warung atau toko saudara seqidah kita karena menurut kita kemahalan..
"Pemilik toko nya judes."
Judes, ya? Ok... Saya paling tidak suka jika harus bertemu orang yang judes. Karenanya, setiap kali bertemu orang yang 'di judge' judes, saya memilih untuk mengatakan pada diri saya sendiri sesuatu yang bisa mengalihkan saya dari label seperti itu.
"Ini hanya soal beda karakter saja. Karakter saya sendiri belum tentu dia sukai..."
"Mungkin dia sedang punya masalah."
"Mungkin dia sedang cape."
"Mungkin dia sedang datang bulan atau pms"
"Mungkin dia sedang sakit."
Dan beberapa kemungkinan lain yang bisa membawa hati pada pemahaman yang berbeda dengan judge yang ada.. Bisa membawa pandangan ke sudut yang berbeda, yang tidak membuat kita kehilangan energi dengan memberi label buruk pada saudara kita dan berprasangka dengan prasangka yang tidak di sukai Allah.
Nah, Ari itu kan prasangka? Eh iya juga yaa... Semoga yang terucap itu menjadi prasangka yang baik yang membuat kita tak kehilangan cinta yang benar ...cinta karena Allah... :)
Sahabat,
Mahal sedikit mah tidak mengapa atuh nya..hee..
Dia...saudara seaqidah kita yang sedang berjualan itu...
Tanpa sepengetahuan kita, dia memiliki kegemaran yang mungkin tidak ada pada kita...atau jauuuh di atas kita..
Dia gemar bershodaqoh dari hasil dagangannya
Dia menyantuni anak yatim dan fakir miskin
Dia menyekolahkan anak-anak yang putus sekolah
Dia memberangkatkan haji dan umroh orang-orang yang ingin berangkat tapi tidak mampu
Dia melunasi hutang orang-orang yang memiliki hutang
Dia memuliakan orang-orang yang sedang dalam perjalanan
Dia memberi kemudahan orang-orang yang kesulitan
Dia berinfak di jalan Allah dan bersedekah dengan tangan kanannya tanpa diketahui tangan kirinya
Dia memberikan senyum kebahagiaan pada mereka yang terluka
Dia memudahkan keperluan orang-orang yang hendak berbuka shaum
Dia membiayai kegiatan-kegiatan dakwah ilal haq di setiap tempat dimana pun itu
Dia berzakat yang dengan zakatnya teringankan pundak orang-orang yang memiliki beban
Dan dia...
Dia tidak mengeluarkan sepeserpun dari harta yang dia miliki kecuali di jalan Allah sehingga Allah Ridho padanya
Dia...tidak mengeluarkan sepeserpun dari harta yang dimiliki kecuali di jalan Allah sehingga Allah Ridha padanya.
Dia, tidak mengeluarkan sepeserpun hartanya untuk membiayai kedzaliman dan kebathilan orang-orang yang berbuat dzalim dan bathil.
Dia juga tidak mengeluarkan sepeserpun hartanya untuk membeli peluru yang ditembakkan pada kaum Muslimin seperti yang dilakukan penjahat dan penjajah Israel di bumi Palestina.
Belum cukupkah alasan untuk bermuamalah dengan saudara seaqidah kita sendiri?
Berhentilah mengeluh atas sikap orang lain pada kita!
Setiap orang kelak akan di hisab dengan amalnya sendiri, bukan dengan amal orang lain.
Semoga Allah Ridha dengan niat dan amal baik kita!
Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap urusan kaum Muslimin dimanapun berada.
Catatan ini di tulis pada tanggal 7 Februari 2017, di tulis ulang hari ini jam 6.09 pagi, Sabtu, 18 September 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar