Rabu, 13 Oktober 2021

Enam

Pagi ini saat menyapu pekarangan, netra saya tertuju pada pohon belimbing yang bertambah tinggi. Pohon belimbing pemberian Emak bertahun silam saat ukurannya baru beberapa jengkal tangan. 

Pohonnya kembali berbunga lebat, hmm sepertinya ini belimbing yang akan berbuah tanpa mengenal musim. Saya tidak tahu apakah ada musim belimbing atau tidak namun yang pasti sejak pohon belimbing ini berbuah biidznillah Allah tumbuhkan lagi dan lagi buahnya. Buahnya bisa dinikmati banyak orang, semua orang bebas minta dan metik sendiri. 

Saya tidak tahu amal apa yang bisa dilakukan untuk bekal pulang ke akhirat nanti, setiap waktu mencari tahu apa yang bisa dilakukan saat banyak hal yang tak bisa dilakukan karena kondisi kesehatan. Semoga yang kecil ini menjadi bekal untuk pulang ke akhirat kelak. 

Oh well, MasyaAllah ada beberapa belimbing yang sudah matang. Biasanya kalau matang di pohon rasanya akan jauh lebih manis. 

Syukur itu bukan mencari alasan apa yang harus disyukuri, karena semua hal dalam hidup terutama iman dan Islam adalah syukur yang tiada terhingga. Lalu kesempatan untuk beramal, bukankah nikmat saat kita membuka mata dan mendapati diri kita masih bernafas guna kembali menabung amal dan memperbaiki semua kesalahan di hari kemaren? 

Dan inilah kemudian syukur saya hari ini selain ketiga hal yang saya tulis diatas, Alhamdulillah 'alaa kulli haal atas kesempatan mengantar de Olin hingga ke ujung pekarangan rumah, Alhamdulillah atas kesempatan menyapu pekarangan, Alhamdulillah atas pohon belimbing ini, Alhamdulillah atas Emak yang memberikan pohon belimbing, Alhamdulillah atas belimbing matang di pagi ini. Alhamdulillah 'alaa kulli haal. 

MasyaAllah hadza min fadhli Rabbi.. 



Balananjeur, 21 September 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh