Bus melaju dengan kecepatan normal membelah sunyinya malam. Saya biasanya duduk di dekat jendela sambil menikmati lalu lalang kendaraan. Saat kantuk mulai mendera, saya putuskan untuk tidur bersandar pada bahu disebelah saya.
Cuaca cukup dingin, ac diatas saya matikan.. Saya kurang nyaman dengan AC listrik.
Sebungkus kerupuk kulit dan sebotol air mineral saya simpan tepat di kantung jok didepan saya. Ada kresek hitam persiapan kalau saya tiba-tiba mual dan ingin muntah meski sampai perjalanan berakhir Alhamdulillah tidak sampai muntah.
Dua lapis jaket, kaos tangan yang tebal, kerudung yang diselimuti sorban dan kain sarung pengganti selimut menemani perjalanan saya.. Karena saya mudah masuk angin, semua itu harus saya lakukan agar perjalanan tidak berakhir dengan sakit 😁.
Mata saya terpejam sepertinya sangat lelap, tapi suara bising ban beradu aspal masih bisa didengar. Laju kendaraan tetap menemani indera pendengaran.. Ya saya tidur dengan lelap tapi suara kendaraan masih bisa didengar. Katanya lelap itu saat bahkan suara sekecil apapun tidak terdengar, tapi saya yakin saya tidur dengan lelap meski masih bisa mendengar suara. Kenapa saya sangat yakin? Saya tidak menyadari panjangnya waktu perjalanan, saya tersadar saat bis berhenti untuk istirahat tepat di kota bogor.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar