De Olin, "Ummi temani de Olin ngapalkeun!"
Ah pengen nangis apalagi waktu de Olin nanya ini itu dan saya tidak bisa menjawab karena nggak bisa mencerna kalimat yang sampai.
Its like hmm naon naminateh nya, anda mendengar dan menyimak tapi anda tak tahu apa yang sedang anda simak, nggak faham. Bahkan anda sendiri tak tahu apa yang anda ucapkan. Nghang kalau hp mah mungkin.
MasyaAllah efek sakit kepala hebat sampai segitunya. Sesak nafas dan lemas yang sangat. Sekilas bisa nyambung saat berbalas pesan via WA namun kemudian saat sakit kembali mencoba membaca buku atau menulis pun nggak bisa, nggak kepikiran saking sakitnya.
Saya ambil bantal dan teriak sekeras mungkin mencoba mengurai sakit dengan cara itu sampai akhirnya tenaga seolah habis bahkan sekedar menangispun tak sanggup.
MasyaAllah Alhamdulillah 'alaa kulli haal atas hari kemarin, Alhamdulillah tidak sampai pingsan, Alhamdulillah tidak ada kepanikan, Alhamdulillah Allah berikan kesempatan hari ini untuk tidak sesakit kemarin dan bisa kembali berpikir
*****
[7/12 06.34]
Sering banget ya sakitnya? Hee.. tidak boleh cape (fisik maupun psikis), tidak boleh salah makan. Oh ok makanan mah masih bisa dikendalikan, tapi kalau nggak boleh capemah lumayan penuh perjuangan.
Setiap selesai mengerjakan pekerjaan rumah langsung demam, jalan sedikit ke rumah Eteh langsung demam, pulang lari sesak nafas, mikir agak berat langsung sakit... Trus saya harus diam? Otak saya nggak bisa diam, tiap hari berpikir apa sih yang bisa saya lakukan untuk bekal pulang ke akhirat nanti.
Apa yang bisa saya lakukan untuk suami dan anak-anak, untuk ummat ini. Mengurai banyak problematika ummat di kepala lalu berusaha memberi penyelesaian dengan kapasitas saya sebagai ibu di rumah. Meski sedikit, saya ingin berusaha.
Saya juga tidak suka ada yang membantu mencucikan pakaian atau membereskan pekerjaan lainnya, saya tidak menyukainya.. saya ingin melakukan semuanya sendiri. Untuk itu ya Allah, kuatkan, ikhlaskan dan ikhlaskan!
Alhamdulillah bersyukur sekali atas lelaki shaleh yang senantiasa mengucap kata, "istriku tercinta."
*****
[7/12 07.20]
De Olin memberikan kue nastar, katanya ini favorit saya. Alhamdulillah sudah bisa menikmati makanan dengan baik, setelah makan bubur yang disiapkan Umar lalu minum obat dan setelah ini insyaAllah mau baca buku Sirah Nabawiyah.
Hmm sedang agak bingung sih mau buku yang mana, semuanya menarik buat dibaca: tarikh Khulafa sama kisah-kisah dalam Al Qur'an. Meski sudah dibaca berulang-ulang tapi belum puas bacanya jadi bisa kesana lagi dan lagi. Saya ingin membagikan insight bacaannya insyaAllah.
Oh see, lambungnya kembali bereaksi.. katanya efek obat yang saya minum. Jadi yang saya minum sekarang bukan obat buat lambung tapi obat pereda sakit 🤭 eh ada obat buat lambung nya juga, kan sebelum makan bubur ngunyah antasida dulu. Semoga nanti siang bisa saari'u fil Ardhi lagi, hee.. pengen hiking sebentar. Ke pasir gowong juga nggak apa-apa.. hmm rencana ke Ciremai teh akhirnya benar-benar ditunda karena akhir-akhir ini lebih sering dropnya. Agenda lainnya nengok blog dan podcast lalu menyimpan jejak (warisan) disana 😅.
*****
[7/12 10.01]
Saya sedang berpikir untuk ikut terapi. Terapi apa? Terapi untuk kesehatan mental. Sebagai pribadi saya harus tetap waras, sebagai istri dan Ibu juga harus tetap waras. Sakit seperti ini kadang membuat saya down.
Tidak malu cerita seperti ini? Tidak. Saat anda merasa ada yang bermasalah dengan kesehatan anda maka anda harus berusaha mengobatinya, itulah yang sedang saya lakukan
*****
[7/12 10.09]
Untuk kita semua yang berstatus ibu dimanapun berada.
Pada akhirnya, menjadi seorang ibu adalah tentang melupakan tiap rasa sakit, lalu memaafkan. Karena rasa sayang tetaplah sepanjang jalan yang tiada ujungnya kemanapun berjalan.
*****
[7/12 11.51]
Sebagai ibu, saya tidak bisa seperti Mamah.
MasyaAllah Mamah, hatur nuhun. Benarlah ternyata bahwa menjadi ibu itu belajar tentang arti melupakan; melupakan sakit karena apapun lalu mencinta sepanjang jalan tanpa batas waktu. Untuk anak-anak Ummi, terima kasih untuk selalu bersabar atas khilaf Ummi.
*****
[7/12 14.23]
Sore ini dijadwalkan sesi terapi. Maju mundur untuk terapi teh soalnya sering khawatir terapisna kurang amanah menjaga kisah.
Yah meski sering berbagi kisah secara terbuka tapi ada hal-hal yang disimpan rapat dan tidak ingin orang tahu, sampai akhirnya tanya langsung, "kalau saya bercerita, apakah cerita ini aman dan hanya sampai disini?" Maksud saya nggak bocor kemana-mana dan beliau menyanggupi.
Oh hey kenapa harus diterapi segala? Saya merasa sehat secara mental bahkan cenderung tidak memiliki masalah berat, waktu sakit pun happy saja. Tapi dua Minggu ini sakitnya bikin down, setiap hari nulis di blog berbagi cerita agar bisa tetap menjaga kesehatan mental tapi kemarin tiba-tiba down. Sebagai ibu saya tidak boleh babarian, saya ingin bertahan untuk mereka. Bismillah.. semoga Allah Ridha. #setiapkitapunyacerita
Balananjeur, Selasa, 7 Desember 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar