Well here it is the first dalam 365 hari.
Yang ingin saya ceritakan saat ini adalah tentang tangisan bayi.
Hey, what happened with tangisan bayi? Jadi, tadi saya lihat cuplikan di video FB yang menayangkan seorang ibu yang sedang menggendong bayi yang menangis tanpa henti. Disana diceritakan ada seorang penumpang pesawat yang sedang menggendong bayinya yang menangis, dia berdiri dari kursi penumpang menuju ke dekat toilet untuk menghindari ketidak nyamanan orang-orang atas tangis bayinya.
Tidak ada yang membantunya, sebagian hanya diam tidak sedikitpun beranjak untuk membantunya. Sebagian mendelik tidak suka, dan sebagian malah meminta si Ibu itu untuk menghentikan tangis bayinya.
Oh see, di titik itu jiwa keibuan saya meronta... Seperti itulah kenyataan yang sering kita hadapi, saya sendiri pernah mengalaminya, rasanya sangat menyesakkan. Kalaulah tidak bisa membantu cukuplah dengan tidak mendelik apalagi berucap kalimat yang membuat hati ibu semakin gundah.
Ya, ibu yang sedang dalam posisi itu hatinya sangatlah gundah dan dia membutuhkan bantuan. "Tidak apa-apa, bayi memang seperti itu.", "Saya gendong bayinya yaa!", Atau beritahu dia agar dia tetap tenang dan menghadapi tangisan bayinya tanpa perlu merasa resah dan sendirian, atau sebuah pelukan... Yang pasti empati yang menenangkan dan penerimaan serta dukungan bagi ibu, siapapun dia, sangat dibutuhkan.
Jangan hanya diam, jangan pernah mendelik, jangan berbisik kalimat yang melukai, jangan pula meminta ibu untuk menghentikan tangis bayi! Karena bayi akan tetap menangis dan hati ibu menangis jauh lebih keras dari itu, ia butuh ketenangan dan penerimaan serta dukungan dari orang-orang disekelilingnya.
Tidak ada yang bisa memahami ini kecuali ibu. Namun karena ibu menjadi tonggak masa depan generasi, berilah dia ruang untuk merasa tenang! Agar tenang juga buah hati yang sedang ia rawat . Bantu dia untuk menghadapi masa-masa yang membuatnya tak berdaya tanpa perlu membuatnya merasa diintrogasi, jangan pernah hakimi dia dengan pengetahuan yang dimiliki! Cukup berikan empati dan dukungan, yakinkan bahwa dia tidak sendirian! Bahwa orang-orang disekelilingnya memahami apa yang sedang dia alami dan rasakan!
Sebenarnya pengen cerita juga tentang pengalaman waktu membersamai para bocah waktu nangis or tantrum, mungkin di sesi selanjutnya atau dalam postingan tersendiri, insyaAllah. Namun yang pasti, sebagai ibu, saya memahami bagaimana rasa yang ada saat menghadapi bayi yang menangis.
Balananjeur, Sabtu, 1 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar