Sabtu, 15 Januari 2022

Day 15

Hari ini ada dua kabar kematian. Diawali tadi pagi sekitar jam 9 atau jam 10 an adik saya memberi kabar kalau saudara kami di Puteran, Wa Ai kakaknya wa Eulis, meninggal. Jenazahnya masih berada di rumah sakit di Bandung.

Sekitar jam 1 an ba'da dzuhur tadi saya melihat ke arah jendela banyak orang di sana, hati saya mulai tidak nyaman meski hampir setiap hari selalu banyak orang di sana. Sejak tetangga kami sakit hingga koma dalam dua hari ini selalu banyak yang datang menjenguk. 

Saya lari ke depan dan berharap mereka hanya sedang menjenguk. Qodarullah ternyata kabar kematian kembali menjadi nasihat yang kami terima.

Sungguh kematian selalu menjadi nasihat yang paling menyakitkan, paling menyedihkan tetapi sekaligus nasihat terbaik bagi kita yang masih hidup. 

Saya mulai menyalahkan diri saya sendiri, saya tahu tetangga saya sedang sakit tetangga Kami sedang sakit, tapi wafatnya justru kami ketahui dari banyaknya orang yang datang melayat, bukan kami yang tahu sendiri. Sungguh saya merasa menjadi tetangga yang buruk, ini luka saya hari ini, saya merasa menjadi tetangga yang buruk.

Jenazah telah dikebumikan, dan tangis kehilangan bergema setelahnya. Saya pun merasakan itu, saya merasakan kehilangan itu dan satu persatu lintasan kejadian bergerak dalam ingatan layaknya slide film yang berputar dan terus berputar.

Aduhai ingatan, terasa menusuk di ulu hati.

Saya berusaha menjadi tetangga yang sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, saya berusaha namun ternyata usaha saya belum maksimal hingga banyak bolongnya, banyak kurangnya 😭

Oh ya, memangnya seperti apa bertetangga yang dicontohkan Rasulullah teh? Seperti apa sih Islam Mengatur Konsep Bertetangga ?

Saya teringat firman Allah dalam Al Qur'an surah An Nisa ayat ke-36 yang artinya, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."

Serta hadits Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam saat beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya” (HR. Bukhori dan Muslim).

Auto ngaca dan bertanya pada diri, "apakah tetangga saya sudah merasa dari saya?" 

Di dalam Islam juga diatur beberapa hak tetangga yang harus kita tunaikan. Hak tersebut adalah :

1. Tidak menyakitinya baik dalam bentuk perbuatan maupun perkataan.

2. Menolongnya dan bersedekah kepadanya jika dia termasuk golongan yang kurang mampu.
Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan sesama muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan dari berbagai kesulitan di hari kiamat kelak” (HR. Bukhori). 

Beliau juga bersabda,”Sedekah tidak halal bagi orang kaya, kecuali untuk di jalan Allah atau ibnu sabil atau kepada tetangga miskin …” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

3.Menutup kekurangannya dan menasihatinya agar bertaubat dan bertakwa kepada Allah Ta’ala.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, ”Barangsiapa menutupi aib muslim lainnya, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat kelak” (HR. Bukhori).

4. Berbagi dengan tetangga

Rasullullah shallallohu alaihi wa sallam bersabda, “Jika Engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya dan bagikan kepada tetanggamu” (HR. Muslim).

Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda, "Bukanlah seorang mukmin yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangga sebelahnya kelaparan” (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod).

5. Jika Tetangga Menyakiti Kita

Trus bagaimana jika tetangga menyakiti kita? Haruskah membalasnya dengan menyakiti perasaannya.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda ”Ada 3 golongan yang dicintai Alloh. (Salah satunya adalah) seseorang yang memiliki tetangga yang senantiasa menyakitinya, namun dia bersabar menghadapi gangguannya tersebut hingga kematian atau perpisahan memisahkan keduanya” (HR. Ahmad).

MasyaAllah sungguh maha baik Allah yang telah menyempurnakan agama Mulia ini. Pun Mengatur urusan pribadi dan bertetangga dalam Islam .

MasyaAllah..

Duhai aku, bagaimana dirimu pada tetangga?

Balananjeur, Sabtu, 15 Januari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh