Jumat, 07 Januari 2022

Day 7

Siang hari yang dingin, ruang tamu menjadi tempat ternyaman meski piring kotor menumpuk di dapur. Rasanya enggan untuk beranjak karena dingin menyapa erat.

Melihat sepoi angin yang berhembus kencang menggerakkan dedaunan di pekarangan rasanya lebih asyik ketimbang bergumul dengan air dan sabun pencuci piring, hujan mulai turun perlahan lalu beranjak menjadi deras. Beberapa buku catatan harian yang sudah mulai lusuh menumpuk diatas meja tepat didepan tempat aku duduk, sebagian sudah ku baca namun deras hujan membuat fokusku teralihkan, ah aku masih suka melihat hujan. Derasnya seolah membawaku pada aliran ingatan yang mulai berkelebat di ujung ingatan, ah aku mulai kembali mengais kenangan .. kenangan tentang anak-anak istimewa yang membuatku tak henti menadah tahmid.

Anak-anak suka sekali bermain hujan, setiap hujan turun mereka langsung berlarian dan tertawa menembus derasnya hujan.

Apa kabar mereka kini? Diantara semua anak kini tinggal de Olin yang masih suka main hujan-hujanan, setiap kali main hujan-hujanan selalu terlihat senang. Qodarullah beberapa hari ini tidak bisa main hujan-hujanan karena sakit. Melihat anak di uji sakit itu cukup menguras energi, ya energi untuk tetap kuat saat hati di Landa sedih dan khawatir.

Mendapat kesempatan mendampingi dan merawat anak yang sedang sakit itu membuat memori berkelebat mesra dan menuliskannya disini menjadi cara melepas rasa gundah. Well, ini tentang "Mendampingi Si Kecil yang Sedang Sakit."

Bagaimana rasanya? Nano-nano pastinya, makanya saya sering bilang pada ibu yang sedang di uji dengan anak yang sakit untuk tak apa menangis dan bercerita saat itu dibutuhkan karena ibu harus menjaga kewarasannya agar bisa tenang mendampingi anak apalagi saat anak sakit. Ibu harus terbebas dari gundah yang berlebih ataupun tekanan batin lainnya untuk itu ibu harus memiliki cara nya sendiri untuk melepaskan emosi negatif yang ada.

Saat mendampingi anak yang sedang sakit, emosi yang pertama kali muncul adalah sedih. Sedih atuh lihat anak yang sakit teh, tak jarang ada ibu yang sampai bilang, "biar saya saja yang sakit, anak-anak mah jangan." Saking sedih dan sayangnya sama anak ibu nggak mau anak merasakan sakit apalagi sakitnya sampai membuat anak hanya bisa berbaring di tempat tidur.

Ibu mulai kehilangan nafsu makan, kesulitan menemukan teman berbagi cerita sedangkan ia membutuhkannya untuk menumpahkan segala rasa dalam kalimat yang menggambarkan suasana hatinya, tidak bisa tidur lalu ibu pun mulai khawatir, ibu mulai dihinggapi kekhawatiran yang terbilang berlebihan.

Khawatir anaknya kenapa-kenapa sedangkan ibu belum cukup siap menerima intervensi dari orang-orang disekitar yang adakalanya memberi dukungan tapi dengan kalimat yang menjatuhkan.

Ibu butuh tempat berbagi cerita untuk melepaskan resah di hati.

Setelah mulai fase itu, ibu mulai tenang dan tahu langkah selanjutnya dalam membersamai anak yang sedang di uji sakit. Ibu mulai tenang.

Ya, ibu mulai tenang. Di fase ini ibu bisa mulai berfikir dengan kacamata iman tentang hakikat hidup dan ujiannya dalam hidup. Ibu mulai memandang dengan kacamata iman dan berusaha maksimal untuk merawat buah hati yang sedang sakit.

Balananjeur, Jum'at, 7 Januari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh