Kamis, 17 Februari 2022

Ayah dan Ibu

Kalau membicarakan syukur akan Ibu, akan panjang hari untuk menguraikannya. Hmm sepertinya saya harus menuliskannya dalam postingan tersendiri; all about Mamah.

Begitu juga tentang Ayah, semua tentang beliau adalah syukur yang tiada terhingga. Dan lagi-lagi butuh banyak halaman untuk menuliskannya.

Bahkan meski sekian banyak halaman sudah penuh tulisan namun tak pernah cukup untuk mengungkapkan lafaz tahmid akan Ibu dan Ayah. 

Lalu saya bertanya, saat mendengar kalimat buruk dari seorang anak tentang ibu atau ayahnya, "apa yang ada dalam pikirannya?" Sungguh itu tak bisa saya mengerti, atau karena otak kecil saya yang bekerja tak sepanjang yang lainnya?!

Satu hal yang pasti, saya bersyukur karena hanya memiliki cinta untuk mereka. Saya mengingat-ingat setiap detik yang berlalu, tidak, saya mengingatnya dengan jelas bagaimana sempurnanya mereka dalam pandangan saya. 

Sebagai orang tua; sebagai ibu dan sebagai ayah. Mereka adalah anugerah yang luar biasa dari Rabbul 'aalamiin bagi saya. Melalui mereka, Allah jaga fitrah keimanan kami insyaAllah.

Karena mereka, dalam bimbingan mereka, kami kini melaksanakan sujud dan ruku' sesuai perintahNya, menutupi aurat sesuai perintahNya. Ayah dan Ibu berusaha menjaga fitrah keimanan yang sejatinya sudah terinstall jauh sebelum kami lahir, memberikan naman terbaik biidznillah dan merawat kami dengan penuh kasih.

MasyaAllah fabiayyi aalaairobbikumaa tukadzdzibaan..

Untuk setiap malam mamah yang terbangun menggantikan popok kami, untuk setiap tetes keringat Ayah yang berjuang untuk kami. Untuk cinta mereka yang tak terhingga, semoga Allah berkahi dan Rahmati mereka.

MasyaAllah Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshoolihaat. Semoga Allah jauhkan pandangan buruk dari orang yang dihatinya tersemat keburukan.

Apa yang ingin engkau ceritakan tentang rasa syukur dihatimu? Saya, saya bersyukur lahir dalam dekap Mamah dan Apa.

Balananjeur, Jum'at, 18 February 2022


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku dan Buku