Day 74

Suka bingung kalau ada orang yang bilang, "jangan mosting status kayak gitu!" Atau, "kamu nyindir saya ya?" Apalagi sampai cerita ke orang sekitar, "tahu, nggak, dia nulis di laman media sosial nya itu nyindir si A, lho."

MasyaAllah tahu darimana kalau itu sindiran? Pernah Tabayyun? Tentang saya yang tidak suka di atur, eh tetiba tak ada angin tak ada hujan ada yang ngatur dan dia orang yang saya kenal didunia nyata namun bukan seseorang yang dekat banget untuk bisa dengan mudah saling intervensi. Oh ok itu nasihat, tapi kalau dia tersinggung dengan catatan saya kenapa saya yang harus berhenti menulis. Saya kan tidak bercerita tentang dia, toh saya tidak tahu masalah apa yang dia hadapi hingga tersinggung.. 

Rasanya kayak gimana yaa.. lucu sekaligus wow banget. Tapi ya sudah tidak mengapa namanya juga hidup, hak setiap orang untuk memberi tanggapan sebagaimana hal saya untuk tetap menuliskan apa yang menurut saya baik untuk saya tulis.

Tulisan bernada curhat seperti ini sekalipun? Iya, termasuk menulis seperti ini, yang sangat mungkin dianggap sebagai curhatan oleh orang-orang yang gemar curhat.

Pandangan kita pada orang lain adalah gambaran kita. Kita menganggap orang lagi ghibahin kita karena kita yang suka ngghibahin orang lain. Kita menganggap orang lain nyinyir sama kita karena kita yang sering menyinyiri orang lain. Kita menganggap orang lain pamer karena kitanya yang suka pamer. Kita menganggap orang lain curhat nggak penting karena kita yang sering seperti itu.

Allahu A'lam, yang saya tahu dan pernah saya dengar adalah bahwa cara pandang kita pada orang lain ditentukan oleh kebiasaan kita sendiri.

Mau berhenti menuliskan hal yang disangkakan sebagai curhatan? Tidak.

Balananjeur, 15 Maret 2022