MasyaAllah sangat menyenangkan mengenal bagian kecil dari mereka, tak seperti saya yang nggak enakan dan seringnya sungkan, mereka sangat supel. Ke dapur sendiri dan menyiapkan segala sesuatunya sendiri.
Saya? Hanya menyimak lalu ikut makan bersama mereka. Nasi liwet yang terbaik yang pernah saya cicipi.
Ada Syaima putrinya Bu Enur dan pak Arif, anaknya lembut serta memiliki senyum yang manis dan menenangkan. Hey, dia mencucikan piring dan gelas-gelas kotor di kamar mandi. Hasil cuciannya sangat bersih.
Ada Sarah, sepupunya teh Uji sekaligus keponakannya Bu Nia. Dia juga sangat ramah.. ah Semuanya memang ramah-ramah.
Ada Ambar yang suka membaca wattpad, Siti Rahmah juga suka baca wattpad. Azmi si anak sulung yang terlihat paling mengayomi, Alya gadis lembut dan pendiam. Nama ini mengingatkan saya pada Alya temannya Aa Quthb yang pintar.
Alma yang terlihat pendiam namun ternyata sangat ramai kata teman-temannya mah. Satu lagi, Laila, ibunya adalah teman dari kakaknya Siti Rahmah.
Hmm mereka kurang suka pelajaran bahasa Inggris dan matematika, lalu saya kenalkan mereka pada de Olin yang menyukai kedua pelajaran itu. Berikan mereka tips kecil agar lebih familiar dengan matematika dan ajak mereka mengingat mudahnya belajar bahasa.
"Sudah punya cita-cita?" Alih-alih bertanya cita-citanya apa, saya justru bertanya apakah mereka sudah memiliki cita-cita. Hey, ini bukan tanpa alasan karena ini cara saya untuk mengajak anak-anak untuk mulai memikirkan akan menjadi apa mereka di masa depan.
Ya, memang benar tidak setiap cita-cita akan terwujud nyata namun saat kita menyematkannya dalam tekad maka usaha untuk mencapainya akan lebih terasa istimewa. Usaha terbaik untuk hasil terbaik, itu yang sedang saya tanamkan dalam perbincangan singkat kali ini.
"Masih bingung, Bu." Kata mereka. Bingung sekaligus berubah-ubah, yaa seperti halnya kita di usia mereka 😁 lalu tugas kita untuk meyakinkan mereka agar mereka memiliki peran dalam peradaban di masa depan.
"Mari kita bayangkan, 10 tahun ke depan, kalian akan memiliki peran apa bagi ummat ini!"
Bahasan ibu ini sama siapapun selalunya sama, menganggap anak orang sebagai anak sendiri dan mengajak mereka berpikir seperti halnya mengajak anak sendiri berpikir.
"Saat bertemu ummi, akan ada banyak pesan mengalir. Jangan kaget ya! Ummi hanya ingin, ada amanah yang sampai meskipun hanya satu ayat. Siapapun yang berjumpa ummi, meski ummi tidak bisa memberi bekal materi sebagai oleh-oleh kalian pulang, ummi akan tetap memberi bekal ilmu walau aayat, walau satu ayat. Dan inilah nasihat tanda cinta ummi untuk kalian! Izinkan ummi untuk memiliki amal jariyah ya, yang pertama kelak kalian adalah madrasah bagi anak-anak yang akan kalian lahirkan. Jagalah diri kalian sebaik-baiknya! Hari ini kita lihat banyak maksiat yang dianggap biasa, jauhilah itu dan mohonlah perlindunganNya.
Yang kedua, kalian masih muda dan semoga Allah panjangkan usia kalian dalam usia yang penuh BarakahNya, carilah ilmu sebanyak yang kalian bisa dan inginkan! Carilah banyak pengalaman baik!
Mencari ilmu itu bukan mencari nilai rapot. Seorang muslim akan melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Saat ia menjadi pelajar maka ia akan belajar dengan sebaik-baiknya, menjadi anak akan menjadi sebaik-baik anak, menjadi murid dan menjadi apapun ia akan berjuang menjadi yang terbaik dari dirinya. Saat menghafal, ia akan menghafal dengan sungguh-sungguh. Saat menyimak guru, ia akan menyimak dengan sungguh-sungguh. Dan Allah akan berikan hasil terbaik bagi usahanya. Saat kalian belajar sungguh-sungguh maka insyaAllah nilai ujiannya pun pasti baik. Allah akan melihat usaha kalian..
Yang ketiga, jagalah shalat, tilawah dan aurat kalian!
Pesan ummi memang tidak beraturan namun silakan kalian jadikan poin ketiga ini sebagai poin utama. Baik buruknya urusan kita tergantung bagaimana shalat kita.
Dan taatilah Allah dan RasulNya, berbuat baiklah pada orang tua dan jagalah semua yang keluar dari lisan. Semoga Allah berkahi keseluruhan usia kalian."
See, padahal baru satu jam kenalan tapi sudah main pesan saja. Ini cinta saya karena saya tidak pernah tahu kapan lagi berjumpa dengan siapapun yang berjumpa saya hari ini.
Balananjeur, Kamis, 31 Maret 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar