Senin, 21 Maret 2022

Ibu yang Berduka

Kulihat merah di netra nya yang redup, ah lukanya pasti jauh lebih dari itu namun aku hanya bisa memeluk tubuh yang mulai ringkih. Tak dapat kupeluk hatinya yang gelisah.

Ia tahu resah itu didepan matanya, setiap detik menggelayut mesra hingga hari itu tiba, "Mamah Kedah kumaha?" Tanyanya pelan. Aduhai, tak pernah ku lihat ia sebimbang itu.

"Mamah kedah kumaha?" Itu bukan mamah seperti biasa, ujian terberat dalam hidupnya bahkan tlah ia lewati berpuluh tahun silam saat kekasih hatinya pergi dari sisinya. Tangis paling luka dalam hidupnya tlah ia lewati saat itu, tapi kemudian ia mendapati bahwa dirinya menghadapi hal yang menurutnya luar biasa dalam hidupnya.

Kali ini luka nya berbeda
Meski aku tahu maaf nya tlah lebih dulu ia sertakan di setiap denyut nadinya, namun luka itu kentara terlihat.

Mamah kini sedang terluka..

"Ini kabar bahagia, kenapa justru terluka?" Ada saja yang mengucap kalimat seperti ini. Sungguh tak bijak mereka empati pada ibu yang sedang dizhalimi. Dizhalimi? Hanya orang buta yang akan berkata, "semua baik-baik saja." Atau, "tak ada masalah yang perlu ditangisi." 

Aduhai ibu hanya punya air mata saat jemari si anak tak jua merengkuh ...

Balananjeur, Selasa, 22 Maret 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh