Minggu, 20 Maret 2022

Tentang Emak

Tentang Emak.

Tepat adzan dzuhur tadi kami ke mengunjungi emak, seperti biasa emak sedang berada di kamar mandi untuk thaharah. Ada beras yang sedang di cuci dan perkakas serta pakaian kotor yang sepertinya sedang di cuci disana, "Emak nuju naon? Ku Abi Wang bantosan nyaa!" Setiap sampai di rumah Emak saya akan langsung mencari emak untuk mencium punggung tangan beliau dan memperlihatkan wajah suka cita saya karena berjumpa beliau. Emak tersenyum dan berkata, "teu kudu, Nyai. Keun da Ngan saeutik."

Karena emak juga mau thaharah jadi saya tidak memaksa emak. Emak, tidak bisa berdiam diri dan selalu mencari cara untuk tetap mengerjakan sesuatu di rumah. Apakah itu marab ayam, ngpel, masak air di tungku, sasapu pekarangan, masak, bikin sale pisang atau apapun akan dilakukan emak meski kakinya mulai sering sakit-sakitan kalau terlalu lelah ataupun kedinginan.

Lalu seperti inilah emak dalam pandangan saya.. sepertinya tak jauh berbeda dengan mamah hanya saja emak bisa menyampaikan ketaksukaannya akan sesuatu sebelum akhirnya dimaafkan. Emak akan menyampaikan rasa tersinggungnya sebelum akhirnya dimaafkan.. namun selama ini saya tidak pernah mendapati emak menyampaikan kekesalan ataupun rasa tersinggung dan kekecewaannya pada saya hingga saya memberanikan diri bertanya, "emak, emak Ridha ka Abi?"

(Hmm saya translate pertanyaan saya langsung ke bahasa Indonesia yaa. Karena realitanya saya bertanya dengan bahasa Sunda)

"Emak, apakah emak pernah merasa tidak nyaman dengan ucapan atau sikap atau bahkan sorot mata saya?"

"Emak, apakah ada ucapan atau sikap saya yang melukai Emak tanpa saya sadari?"

"Emak, apakah menurut emak saya sudah benar dalam bersikap kepada emak?"

"Emak, apakah emak pernah merasa terganggu oleh lisan ataupun sikap dan bahkan kehadiran saya?"

"Emak, apakah emak pernah merasa saya bersikap tidak adil pada emak?"

"Emak, saya menyayangi emak sebagai emak. Saya tidak meminta kecuali emak sehat dan bahagia.. katakan apapun dari sikap dan ucapan saya yang boleh jadi melukai hati emak!"

Ah, saya si banyak bertanya dan emak yang semakin terbuka.

Saat emak menjawab bahwa beliau tidak pernah sekalipun merasa tersinggung ataupun terluka dan tak nyaman, saya tahu emak mengatakan yang sebenarnya karena emak bukanlah tipe yang mengatakan A saat hatinya ingin mengatakan B. 

Inilah emak, yang akan tersenyum saat saya bertanya, "Emak,mohon keridhaannya atas kang Wawan ya emak!" 

Dan saya si menantu yang selalu khawatir dengan kata Ridha.

Balananjeur, Ahad, 20 Maret 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hhhh