Tetap saja seputar pengalaman kecil, daily activity, perasaan, opini dan lain sebagainya. Hmm masih gaya menulis biasa yang saya namai ODOP Ramadhan 1443 Hijriyah. Yang kenal saya di media sosial FB sejak tahun 2013 an pasti tahu kalau saya memang terbiasa menulis ODOP Ramadhan namun tetap berkutat sekitar kami.
Well, ini hari pertama. Ramadhan hari pertama yang kembali saya lalui dengan air mata.
Semalam tidur sekitar jam 12 an karena mata sulit terpejam, ada beberapa hal yang membuat mata enggan terpejam. Saya mudah menangis jika itu berkaitan dengan mamah dan anak-anak. Apa kabar hati ini?
Baiklah akan saya ceritakan kabarnya.
Malam tadi kondisinya tidak sebaik hari ini, ada rasa sakit menyelimuti. Bahkan meski sudah diazzamkan, "aku akan baik-baik saja, insyaAllah. Aku hanya perlu mengutarakan perasaan dan tangisku lalu setelah itu aku akan kembali membaik, insyaAllah." Ya, kini saya memang membaik namun nyatanya tadi malam hati tetap terluka.
Kenapa? Ini memang bukan untuk diceritakan disini namun ada beberapa poin yang akan saya tuliskan sebagai pengingat sekaligus jejak. Oh ya, adik saya fity mengatakan kalau menuliskan luka adalah tentang mengingatkan sakit hati. Hahaha ada-ada saja komentar adik kami ini. But memang terkadang dibutuhkan mengingat hal seperti itu, karena apa? Karena sejarah selalunya berulang dan setiap kisah akan menjadi panduan tersendiri agar tak ada lagi kisah jatuh ke dalam lubang yang sama.
Jadi, apa yang mau saya ceritakan dan tuliskan?
1. Ini pesan saya bagi anak laki-laki dimanapun dan siapapun dia. Saat engkau sudah menikah, engkau akan menjadi suami dari seseorang sekaligus menantu laki-laki dari orang lain lalu kemudian menjadi ayah bagi seseorang yang terlahir dari rahim istrimu. Namun tetap saja, engkau anak laki-laki bagi ibumu.
Saya ingin mengajak anda melihat jauh ke dalam diri anda, bagaimana anda terhadap ibu anda?
2. Ini pesan saya untuk wanita yang bergelar istri atau menantu setelah ia menikah. Untukmu aduhai Ummahat, janganlah menjadi asbab abainya (atau bahkan durhaka) seorang anak atas ibunya.
Lalu saya juga akan mengajak Anda berkaca bersama dengan saya sebagai sesama istri dan menantu, "bagaimana adab kita?"
3. Ini pesan untuk diri saya sendiri, "Hey Defa, jangan baperan! Bukankah telah kau azzamkan untuk tidak memiliki ketergantungan kepada siapapun lalu kenapa masih terluka atas sesuatu? Bukankah itu artinya azzammu tidak teguh?
Hey Defa, berhentilah disana dan cukuplah! Jangan mencari cara untuk mengguncang hatimu sendiri, kuatlah dan teguhlah!"
Hey, jangan bertanya kenapa atau ada apa! Saya hanya sedang ingin menuliskan jejak ini disini. Suatu saat saya akan membacanya sambil tersenyum dan bertanya-tanya, "Apa yang membuatmu menulis ini dan bertanya seperti itu, Defa? Apa yang mengusikmu?"
Saya akan melihat kembali gambaran diri saya hari ini dengan cara memandang yang berbeda lalu menuliskan pandangan saya di hari itu.
Well, ini hari pertama Ramadhan kami. Waktunya tidak sama dengan yang lain karena kami memilih hisab Muhammadiyah yang melaksanakan hari pertama Ramadhan di hari ini. Adapun yang lainnya ada yang mengikuti Ramadhan hari pertama nya besok. MasyaAllah semoga Allah catat ini sebagai bagian dari ijtihad kami, insyaAllah.
Alhamdulillah Aa Quthb bisa sahur bersama kami, jadi kami sahur berlima dengan menu ayam krispi dan teh manis. Hanya itu namun insyaAllah kami menikmatinya dengan penuh bahagia.
Alhamdulillah atas menu istimewa sahur ini.
Tadinya sudah berencana membuat sop ayam kampung, namun karena ayam kampung nya susah ditangkap dan kakang yang mau motong ayamnya juga sakit, jadilah kami tidak bisa menikmati hidangan sahur dengan menu sop ayam kampung sesuai rencana.
Bukan kami ingin sop tapi saya ingin mamah dan juga ceuceu juga bisa menikmati hidangan itu di hari pertama sahur mereka. Qodarullah wamaa syafa'alaa.
Teh manis selalu menjadi menu wajib saat sahur, Umar paling semangat dengan menu ini. MasyaAllah jadi teringat umar kecil saat membantu saya menyiapkan sahur dan berbuka, dia selalu bangun paling cepat dan menyiapkan meja serta teh manis untuk kami semua.
MasyaAllah hari itu..
De Olin menghabiskan sepiring penuh nasi nya, terbilang tidak biasa karena biasanya kalau makan teh suka lama tapi sahur tadi lumayan cepat.
Kakang qodarullah masih di uji sakit namun semangat bershaum di hari pertama ini.
Well, cerita apa lagi ya? Cukup ini saja dulu untuk hari ini ..
Balananjeur, Sabtu, 1 Ramadan 1443 H/ 2 April 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar