MasyaAllah sungguh Allah tlah siapkan tanda-tanda kekuasaanNya atas semua yang terjadi dalam diri kita sekalipun. Dan aku merenungkannya jam 2.36 di ruang tengah rumah kami sambil menanti nasi matang.
Semakin aku berpikir semakin aku mengingat mamah, mamah yang khidmat dan tak mengeluh dengan khidmatnya. Mamah yang tidak mengeluh saat meminta bantuan kami ketika Beliau memasak namun kami jawab dengan gerutuan. Mamah yang terbangun sendiri untuk menyiapkan sahur.. masakan yang selalu istimewa.
Duhai, ibunda yang membuatku merenung dan berpikir, "apa yang membuatku tak yakin untuk bersyukur tanpa kata tapi? Agar syukurnya setiap saat."
MasyaAllah hadza min Fadhli Rabbi. Kata ustadzah Eka mah setiap wanita akhirnya akan ketemu masa nya pakpikpek di dapur sendirian nyiapin sahur 😁
Beberapa hari lagi sahur kami akan berlima lalu berenam, insyaAllah. MasyaAllah mengingat itu lagi-lagi membuat netra basah, ini bahagia. Ini menangis karena bahagia. Ah, ibu ini mulai faham artinya mendekap kerinduan.
Nasi sudah matang, sayur dan lauk pun sudah matang. Jam setengah 4 nanti barulah kubangunkan anak-anak untuk sahur, agar tidak terlalu lama ke waktu Shubuh. Nanti akan kubuatkan teh manis untuk mereka, aku lupa membeli susu jadi kali ini cukuplah teh manis dulu.
Jam berdetak cepat, sunyi masih sama, suara tongeret masih sama, suara kran air dirumah mamah menyala dan aku yakin itu pasti mamah, aku mengingat mamah dengan masa kecilku yang tahunya beres kalau mau sahur teh. Tidak membantu mamah.. "ya Allah, hari itu mamah pasti merasa berat tapi beliau tidak mengeluh. Ridhailah beliau dan semua yang beliau kerjakan. Ridhailah keseluruhan amal dan niat beliau ya Rabb."
#odopramadandefa1443
#harikesepuluh
Balananjeur, Senin, 11 April 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar