Teteh, "Semuanya ikut kaan? Asal semuanya ikut."
Ayah, "iya donk, sekeluarga."
Ibu, " ummi sih oke-oke saja, tapi nanti dulu ya, yank."
Well, katanya tugas istri itu menghabiskan uang dari suami, hahahaha... Tapi nyatanya justru sebaliknya, istri itu lebih pertimbangan saat akan menggunakan uang nafkohnya suami teh ðŸ¤
"Gimana caranya biar cukup sampai gajian bulan depan?"
"Apa saja yang dibutuhkan anak-anak buat sekolahnya nanti? Kayaknya fokus ke itu aja dulu deh."
"Oh iya, shalihahnya kan mau ke pondok lagi. Apa saja yang dibutuhkan nanti buat ke pondok?"
"laptop nomor 1 kayaknya urgen buat ganti deh. Nah fokusnya berarti emang ke sekolah anak-anak dulu, persiapan sekolah mereka sama kebutuhan mereka. Hari nya masih panjang buat sampai ke waktu gajian ðŸ¤."
Trus berusaha agar tidak berlebihan dalam menyiapkan segala sesuatu di hari raya.
Naah, sering kaan kita dengar ba'da hari raya teh asap rumah jadi susah ngepul karena uangnya habis untuk keperluan di hari raya. Semua dihabiskan demi hari raya yang istimewa.. hmm sebenarnya istimewa tak perlu sampai nguras isi dompet juga. Kalau sampai nguras mah namanya bukan istimewa tapi mempersiapkan kesulitan, yaa sesuatu yang berlebihan kan sama artinya dengan bersiap mendapatkan kesulitan lainnya.
Ibu itu otaknya seneng mikir, nggak mau anggota keluarga susah teh caranya dengan mutar otak agar apa yang diberikan suami teh cukup, tidak sampai menggantungkan kesulitan pada orang lain ( i mean orang tua ðŸ¤).
Kalau ayah, kasih sayangnya teh dengan berusaha mencukupi semua kebutuhan dan juga keinginan istri dan anak-anaknya. Tidak peduli apakah itu kebutuhan atau keinginan, pokoknya penuhi aja. Memikirkan caranya bukan mikir gimana cara agar uang ini cukup tapi mikir gimana biar ada pemasukan lagi, oh tentu saja kriterianya harus halal dan thayyib.
Ini versi ibu rumah tangga seperti saya yaa ðŸ¤
MasyaAllah tabarokallohu lana wa lakum..
#catatandefa
Balananjeur, Rabu, 4 Mei 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar