Misal, "nanti deh saya berubah menjadi lebih baik." Atau, "besok deh saya mau khidmatnya." Yaa yang berhubungan dengan segala sesuatu yang menurut saya baik, sesuatu yang tak perlu nunggu nanti atau besok untuk dilakukan.
Ini pernah jadi penyebab konflik diantara kami. Saya yang senangnya, "lakukan sekarang juga!" Dan dia yang akan mengatakan, "sebentar yaa!" Sampai akhirnya kami menemukan jalan tengah, hmm jalan keluar biar nggak dikit-dikit jadi konflik. Ini mah hal yang masih bisa didiskusikan, bukan hal yang pas dijadikan bahan konflik 😅 eh tapi da awal-awal nikah mah apapun bisa jadi pemicu drama konflik tersendiri. Cara makan saja bisa jadi pemicu konflik 🤠MasyaAllah luar biasa drama hati wanita.
Oh iya, jalan tengahnya bagaimana? Hmm saya berusaha berlapang dada dan dia pun berusaha mengimbangi kebiasaan saya. Ya, dalam berumah tangga mah nggak bisa cuma satu orang yang berusaha; berusaha menghadirkan sakinah, mawadah warahmah. Harus ada usaha dari suami dan juga istri, harus bareng-bareng.
Misal istri punya karakter buruk, nggak bisa doong beralasan, "ya aku mah da gini, kamu harus ngertiin aku!" Tanpa ada usaha untuk memperbaiki diri. Begitupun dengan suami yang masa lajangnya arogan, nggak lucu atuh terus dalam kearoganannya dengan dalih, "kamu terima aku apa adanya dong!" Keduanya harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik bersama-sama, istri menjadi versi terbaik dirinya dan suami pun menjadi sebaik-baik dirinya.
Hmm apa lagi ya? Oh ya, berumah tangga itu juga saling support dalam kebaikan, trus saling support untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi ummat sesuai kapasitasnya masing-masing. Berumah tangga itu haruslah berkembang bersama, bukan saling menjatuhkan apalagi saling mematikan potensi.
#catatandefa
Balananjeur, Rabu, 4 Mei 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar