Duh subuh-subuh udah ngomongin ghibah aja! Hee.. Well, just sharing biar yang pernah dighibahin nggak sedih terus. Biar keep smile, karena ghibahan orang tak lantas pantas membuatmu harus terpuruk.
Well, kayaknya (setahu saya) sering banget deh dighibahin (yang merasa pernah atau sering ghibahin saya bisa ngacung 😅). Meski keseharian menepi dari keramaian tapi kabar dighibahin tetap saja sampai, "eh De, ada yang bilang gini lho." Yaa namanya ghibah pastilah bukan sesuatu yang manis untuk ditelan. Ghibah itu sesuatu yang kita tak suka orang kalau orang menceritakan hal itu tentang kita, begitupun kabar yang sampai itu tentulah hal-hal yang bikin meringis, "kok niat banget menghabiskan waktu buat nguliti aib orang sih?" Hahaha
Reaksi saya? Jelas nggak senang dooong, pengennya langsung bilang, "asyik bener ya makan daging saya." Hahaha.. tapi kalau diikuti atau misal yang ngasih kabar itu dikomentari alias saya ikut-ikutan naskah dia maka saya pun jadi ikut berghibah.
Misal saya lanjutkan cerita dia dengan kalimat, "padahal dia (yang ghibahin saya ) begini dan begitu, lho (yang negatif of course)."
Ah ghibah itu ngeri-ngeri sedap deh pokoknya, jadi daripada diladenin yang ujung-ujungnya bukan dapet pahala tapi malah amalan kita yang terkuras, lebih baik biarkan saja mau dighibahin juga asal bukan dari lisan kita. Biarin we orang lain mau ghibahin kita mah da itu mah urusan dia, urusan kita adalah bagaimana kita mengendalikan lisan atau jari kita sendiri. Wait, bukan hanya itu, hati juga perlu di jaga karena semua yang ada di hati bahkan sekedar gerentes nya pun akan diperlihatkan pada akhirnya. Bukan hanya dihadapan manusia tapi juga dihadapan Allah. So, hati penting banget untuk kita perhatikan. Jadi daripada mikirin ghibahan orang apalagi sampai stress nggak bisa makan, nggak bisa tidur atau mempengaruhi kehidupan dan keseharian, lebih baik fokus mikirin sama ngevaluasi amal sendiri.
Fokus menjaga hati, lisan, jemari dan otak sendiri!
Ghibah itu ngeri-ngeri sedap, kayak list film yang pengen di tonton saja 😁. Ngeri nya gimana? Atuh kan kata Rasulullah shalallahu alaihi wa salam ghibah teh dosa, Ari dosa mah pasti ngeri atuh kan?!
Allah Subhanahu wa ta'ala menegaskan dalam Al Qur'an surah Al Jasiyah [45] ayat ke 15 yang artinya, ''Barang siapa mengerjakan kejahatan (dosa) maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.”
It's mean orang yang berbuat dosa itu bakalan dapat sanksi dari Allah baik di dunia dan kelak di akhirat.
Di dunia? Orang yang berbuat dosa, hatinya itu tidak akan merasa aman atau tentram. Perbuatan dosa itu terus menghantui dirinya, nggak mau sampai orang lain tahu.. Salah satu hal terburuk dalam hidup itu saat hati tidak tenang. Karena hati itu kunci baik buruknya amal, jadi kalau hati nya nggak tenang, apa kabar amal lainnya?
Kalau dalam ghibah, yang berbuat ghibah teh dibuat tidak tenang dengan ghibahannya. Yang paling ngeri itu kalau sampai kecanduan buat terus-terusan ngghibah, mulai tidak sadar kalau itu perbuatan dosa, dimatanya itu adalah kebaikan yang harus disuarakan. Kengerian dalam hidup teh kan saat hati sudah biasa aja saat melakukan perbuatan dosa. Kalau melakukan perbuatan dosa dianggap biasa dan malah jadi kebiasaan, sangat sulit untuk taubat kecuali atas Rahmat Allah.
Ghibah juga diibaratkan kayak makan bangkai, ih lebih ngeri kaaan? Nggak kebayang itu makan bangkai saudara sendiri. Setiap hari bermanis wajah, saling bertegur sapa, eh dibelakang disantap dagingnya habis-habisan. Na'udzubillahi min dzalik.
Kengerian selanjutnya, amal baik yang dilakukan terkuras alias ditransfer sama yang dighibahin. Ih asyik dong yang dighibahin, dicaci eh malah dapat transferan pahala..giliran yang ngghibah,amal baiknya zonk alias kosong karena sudah dibagikan cuma-cuma sama yang dighibahin.
Sedap nya? Kabitaa aja buat ngghibah teh. Seneeeeng aja buat ngomongin buruk nya si A sampai z teh,apalagi pada si A yang kita teh hasad banget sama si A teh.Semua tentang si A nyebelin dan pengen rasanya dikuliti. Belum lagi kalau orang-orang pada ngumpul ngomongin si A, gatel banget pengen nimbrung 😅
Nah kaaan,ketahuan. Yaa da emang gitu, gatel banget pengen ceritain aib si A, kalau bisa sih sampai si Z. Entah lewat lisan saat ngobrol dengan shohib atau lagi ngumpul sama teman atau mungkin tak jarang di majlis ilmu yang harusnya jauh dari ghibah.. yaa ghibah mah bisa dimana saja dan kapan saja tergantung suasana hati yang pengen ghibah 😅.
Bisa juga lewat tulisan, yang pasti bukan tulisan di buku diary yaa.. ghibah mah mengabarkan ke orang lain, kalau buku diary mah hanya buat konsumsi pribadi jadi masuknya kriteria curhat pribadi 🤭, tapi itu tetap nggak baik yaa, apalagi Diary nya dikonsumsi publik juga.
Ghibah lewat tulisan misal di media sosial... Manis banget ceritanya tanpa nyantumin nama atau inisial yang dighibah padahal tidak menutup makna ghibah itu sendiri. Bayangannya buat kebaikan, "aku tuh bicara fakta, lho.Jadi bukan ghibah!" Naah kan ghibah mah bicara fakta,yang nggak terbukti alias bohong mah namanya fitnah.
Well,lisan ini memang tak bertulang, jari ini meski bertulang juga nggak bisa mikir,tapi kita punya aqal dan pikiran pemberian Allah (eh kok malah nyanyi 🤭) jadi kita bisa memilah dan memilih apa yang harus disampaikan.
Yakin niiih masih mau ghibah?
Trus, kita mau ikut-ikutan ngghibah hanya karena kita dighibahin orang?
Hanya? Dighibahin itu nggak enak, kok bilang hanya. Yaa kan saya sudah bilang, yang dilakukan orang lain sama kita itu urusan dia sama Allah. Urusan kita adalah apa yang akan kita pilih atau bagaimana sikap kita menghadapi situasi seperti itu.
Well, just writing for sharing..
Happy fun and selalulah taati Allah yaa!
Balananjeur, Selasa, 7 Juni 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar