Ya, saya adalah seorang ibu.
Setiap kali berbincang dengan mereka, ingatan masa kecil dan kelucuan mereka berkelebat layaknya slide film di ujung netra, "MasyaAllah Nak, masih ingatkan kalian saat itu.. " lalu berurai kisah masa kecil yang selalunya menjadi ingatan paling berharga yang dimiliki ibu.
Ya, saya adalah seorang ibu.
Lalu, saya melihat lintas peristiwa itu membuat diri berdiam di hari itu. Ingatan tentangnya membuat diri bersikap seolah peristiwa itu baru saja terjadi. Meski tlah berubah fisik mereka, tlah berubah cara mereka memandang hari.. tetap saja dalam benak ini mereka adalah anak-anak di hari itu, hari dimana saya akan bertanya, "apa yang dirasakan sepanjang hari ini?" Atau, "hari ini kalian ngapain aja?"
Ah, ibu..
Pagi ini ke puskesmas, membersamai Shalihah memeriksakan diri sekaligus mendapat surat keterangannya. Ingatan ibu ini kembali mengembara ke hari disaat satu demi satu dari mereka berada dalam gendongan untuk diperiksa di sana jika kondisi kesehatan sedang di uji.
Ibu ini selalu punya cara membuat benang merah ingatan demi ingatan.
Lalu jemari tanpa sadar menadah pinta, "Rabbana, sembuhkan dan kuatkan! Sembuhkan dan kuatkan! Sembuhkan dan kuatkan!" Tiba-tiba hanya itu yang mampu keluar dari lisan.
Saya berikhtiar untuk merawatnya dengan cara saya, mengajaknya mengenali signal dan alarm tubuhnya sendiri agar ia lebih aware kedepannya. Lebih faham bagaimana dan harus seperti apa ia nanti.
Ya, untuk sementara inilah yang akan saya lakukan. Seperti saat merawat empat anak sekaligus yang qodarullah terkena typus, itulah yang akan dilakukan hari ini; merawatnya dengan ikhtiar yang saya yakini akan baik untuknya insyaAllah.
Saya hamyalah seorang ibu yang ingin berusaha dan membersamai dengan benar
Meski akan banyak kekurangan yang tercipta, namun semoga memenuhi kantung cinta mereka dan ingatan yang menenangkan bahwa saya, ibunya, akan ada untuk mereka, insyaAllah.
Balananjeur, Kamis, 18/8/2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar