Kamis, 08 September 2022

Day 253

Awal hari dikejutkan dengan kabar meninggalnya adik dari ayah mertua saya. Tidak banyak yang saya tahu tentang beliau, bahkan meski saya sudah berkeluarga dengan kang Wawan selama 20 tahun namun saya belum pernah sekalipun berjumpa beliau. Jadi, tidak banyak yang bisa saya ceritakan tentang beliau karena saya menghindarkan diri dari menuliskan hal-hal yang tidak saya ketahui apalagi tidak pernah berinteraksi langsung. Saya hanya ingin menulis beberapa hal dari peristiwa ini, hmm tepatnya mungkin ibrah yang saya ambil dari beberapa kejadian yang saya lalui sendiri.

Yang pertama tentu ucapan belasungkawa dan empati yang sedalam-dalamnya bagi keluarga yang ditinggalkan, termasuk bagi kang Wawan yang pasti merasakan duka kehilangan. 

Yang kedua ini menjadi pembelajaran bagi kami untuk lebih meluaskan silaturahim apalagi pada saudara dekat, pada saudara ayah dan juga ibu. Setelah kejadian meninggalnya paman kami ini, saya bertanya-tanya pada diri saya sendiri, "20 tahun ini kemana saja?"  

Oh iya, saya memang lebih memusatkan perhatian di rumah hingga kabar apapun cenderung tidak sampai. Bahkan ketika ada hari-hari penting yang terjadi pada saudara kami pun, kabar itu tidak sampai pada kami. Hmm, kami menjadi orang yang dilewatkan untuk dikabari.

Bahkan saat Ibu mertua sakit lalu saya menangis karena tidak ada yang memberi kabar hingga muncul kalimat dari kerabat, "kudu ngahubungi kamana?"
Dan saya tidak mau mendebat tentang bagaimana cara beliau menghubungi kami selama ini melalui telpon seluler yang bisa beliau hubungi seperti biasanya.

Lalu saat ada satu peristiwa yang membuat saya merasa, "oh, sepertinya hanya perasaan kami saja yang merasa bagian dari keluarga, karena nyatanya tidak ada yang menganggap kami sebagai bagian dari keluarga." Hingga akhirnya saya memilih menepi dan tidak ambil peduli.

Oh, ok.. bahkan menepi tidak harus menjadi alasan untuk abai dan menghindari silaturahim, bukan? Dan inilah yang kemudian saya sesali. Apapun yang saya terima tidak harus menjadi alasan saya berbuat hal yang sama. Saat orang-orang menjauh, ada beberapa pilihan yang bisa saya ambil dan itu bisa dipilih sekaligus. Tapi saya hanya memilih menepi dan menjauhi riuh hingga pada akhirnya menyesali karena itu bukanlah gambar utuh diri.

Terlepas dari kabar duka hari ini saya akan tetap mengambil ibrah sebagai cara memperbaiki diri. 

Balananjeur, Kamis, 8 September 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku dan Buku